Pematangsiantar - Wakil Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sukamta menilai persoalan mundurnya Adamas Belva Syah Devara dianggap belum dapat menyelesaikan permasalahan utama. Pasalnya, banyak perusahaan yang ditunjuk melakukan pelatihan program Kartu Prakerja.
Perusahaan digital yang melaksanakan pelatihan Kartu Prakerja termasuk salah satunya perusahaan Belva, yakni Ruangguru. Selain itu, kata Sukamta, masih ada lagi perusahaan digital lainnya adalah, Tokopedia, Bukalapak, OVO, LinkAja.
Perusahaan-perusahaan ini kapitalnya besar, di tengah pandemi Covid-19 alami lonjakan omzet, masa masih mau menyusu ke pemerintah.
"Terkait dengan mundurnya CEO Ruangguru Adamas Belva Syah Devara dari posisi Staf Khusus Kepresidenan, saya menyatakan apresiasi positif. Namun demikian, mundurnya Belva ini tidak menyelesaikan masalah utama," kata Sukamta kepada Tagar, Jumat, 24 April 2020.
Baca juga: PKS: Belva Devara Mundur Tidak Menyelesaikan Masalah
Dia mencatat konflik kepentingan yang dilakukan Belva adalah memenangkan perusahaan digitalnya dalam program pelatihan Kartu Prakerja.
"Masalah konflik kepentingan pribadi Belva selesai, tapi masalah utamanya ada pelatihan online program Kartu Prakerja yang telah menunjuk 8 perusahaan digital, termasuk Ruangguru di dalamnya," ujarnya.
Lantas dia menegaskan, permasalahan Belva akan selesai jika perusahaannya berhenti mengikutsertakan Ruangguru dalam pelatihan program andalan Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu.
"Kalau Belva mau tuntaskan masalah, mestinya dia tarik Ruangguru dari program ini. Juga perusahaan platform digital lainnya seperti Tokopedia, Bukalapak, OVO, LinkAja, dan lain-lain yang sudah ditunjuk mundurlah dari program ini," kata dia.
Baca juga: Ketimbang Kartu Prakerja, PKS Usul Internet Gratis
Anggota Komisi I DPR ini juga menyesalkan perusahaan digital terbesar di Indonesia masih mencari keuntungan dalam kondisi pandemi Covid-19 yang terjadi di Tanah Air saat ini.
"Perusahaan-perusahaan ini kapitalnya besar, di tengah pandemi Covid-19 alami lonjakan omzet, masa masih mau menyusu ke pemerintah. Mestinya dalam kondisi keprihatinan seperti ini, malah memberikan bantuan bukan mencari untung dengan cara seperti ini" ucap Sukamta. []