PKS Ingatkan Pemerintah Tidak Berbisnis Vaksin

Sukamta mengingatkan pemerintah tidak melakukan bisnis vaksin dengan rakyat Indonesia
Anggota DPR RI Dapil Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sukamta saat dialog dengan awak media di Kota Yogyakarta pada Sabtu 8 Februari 2020. (Foto: Tagar/Hidayat)

Jakarta - Anggota Komisi I DPR RI Sukamta mengingatkan pemerintah tidak melakukan bisnis vaksin dengan rakyat Indonesia. Menurutnya, wacana pemerintah membagi dua skema pemberian vaksin yaitu ditanggung APBN melalui BPJS bagi yang kurang mampu dan bagi masyarakat yang mampu membayar sendiri akan menimbulkan banyak polemik dan masalah baru.

"Alasan pemerintah untuk mengurangi defisit anggaran masuk akal namun pemerintah dilarang membisniskan vaksin dan membiarkan vaksin liar di pasaran. Belajar dari pengalaman rapid test dan PCR yang batasan harganya tidak di atur oleh pemerintah membuat penyedia layanan bebas menentukan harga. Masyarakat kemudian jadi korban," kata Sukamta, Selasa, 1 September 2020.

Potensi bisnis vaksin Covid-19 bagi Indonesia luar biasa mencapai 68,5 trilliun.

Baca juga: Sukamta Anggap Kartu Prakerja Skandal Memalukan

Sukamta menduga, sejak awal pemerintah memang hanya mau mengalokasikan anggaran untuk rakyat miskin. Buktinya menurut perhitungan yang dilakukan doktor lulusan Inggris ini, besaran alokasi vaksin hanya Rp 55 trilliun.

"Anggaran ini sesuai dengan kebutuhan bagi lebih dari 180 juta jiwa penduduk Indonesia yang terdiri dari kategori BPJS kelas 3 sebanyak 132,6 juta jiwa ditambah 44,5 juta jiwa yang belum terdaftar BPJS," tuturnya.

Lebih lanjut, Sukamta menjabarkan berdasarkan kesepakatan pembelian bulk vaksin dengan Sinovac sebesar $ 8 dollar kemudian ditambahkan perkiraan biaya fill and packing sebesar $2 dollar maka harga per dosis vaksin sebesar $10 dollar. Menggunakan perhitungan kurs Rp15.000,-/ dollar maka per vaksin dijual seharga Rp150.000,- sehingga dibutuhkan anggaran untuk 2 kali vaksin sebesar 53 trilliun.

Sedangkan bagi peserta BPJS kelas 1 dan 2 sebanyak 91,4 juta jiwa apabila membeli vaksin mandiri dari negara dengan harga per vaksin $25 dollar sesuai dengan info awal dari pemerintah maka diperoleh hasil penjualan vaksin mencapai 68,5 trilliun. "Perhitungan ini bisa membuat pemerintah mendapatkan untung besar dari bisnis jual beli vaksin," ucapnya.

Baca juga: DPR Apresiasi Erick Larang Jajarannya Terima Hadiah

Sukamta kemudian memberikan peringatan kepada pemerintah jika tetap menggunakan skema menjual vaksin bagi masyarakat yang mampu harus membuat regulasi yang jelas.

"Potensi bisnis vaksin Covid-19 bagi Indonesia luar biasa mencapai 68,5 trilliun. Tepat jika produksi dan distribusi diserahkan kepada Bio Farma. Kemampuan Bio Farma sudah teruji dalam memproduksi vaksin dan antisera serta pengalaman mendistribusikan vaksin dari pemerintah ke seluruh wilayah Indonesia," kata dia. 

"Namun, apabila vaksin di jual bebas maka bisa dipastikan Bio Farma akan bersaing dengan banyak perusahaan yang akan terjun untuk mengimpor dan menjual vaksin secara mandiri. Akibatnya, jika tidak ada regulasi maka pasar bebas harga vaksin akan terjadi," ujar wakil ketua Fraksi PKS itu.

Perputaran uang di bisnis vaksin tahun 2020 diprediksi oleh Zion Market Research mencapai USD 59,2 miliar atau setara dengan Rp858,4 Triliun (kurs Rp 14.500 per USD). Akibat pandemi Virus Corona, tiga tahun ke depan menurut Fortune Business Insight nilai bisnis vaksin dunia akan menjadi UD 65,1 miliar dan di tahun 2027 melonjak lagi menjadi USD 104,87 miliar. []

Berita terkait
Bertarung di Pilkada Medan, Aulia Rachman Lepas DPRD
Aulia Rachman resmi mengajukan pengunduran diri sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Medan.
DPR Minta Rekrutmen Hakim MK Transparan dan Akuntabel
Ketua Komisi III DPR Herman Herry menyatakan agar proses rekrutmen hakim Mahkamah Konstitusi (MK) dapat dilakukan secara transparan dan akuntabel.
RCTI Gugat UU Penyiaran ke MK, Ade Armando: Urusan DPR
Pakar komunikasi Universitas Indonesia (UI) Ade Armando menilai langkah RCTI dan iNews TV menggugat UU Penyiaran ke MK tidak tepat. Urusan DPR.
0
Surya Paloh Sebut Nasdem Tidak Membajak Ganjar Pranowo
Bagi Nasdem, calon pemimpin tak harus dari internal partai. Ganjar Pranowo kader PDIP itu baik, harus didukung. Tidak ada membajak. Surya Paloh.