Pisang Epe, Camilan Malam Khas Makassar

Kota Makassar khususnya di sekitaran Pantai Losari, terdapat banyak jenis jajanan yang bisa menggoyang lidah.
Suasana gerobak penjual pisang epe. (Foto: Tagar/Aan Febriansyah)

Makassar - Waktu sudah menunjukkan pukul 19.15, kondisi langit di Kota Makassar sudah semakin gelap dan udara juga sudah mulai terasa sejuk, dibanding udara siang hari yang sangat panas bahkan suhunya bisa mencapai 34 derajat celsius.

Jika berada di Kota Makassar khususnya di sekitaran Pantai Losari, terdapat banyak jenis jajanan yang bisa menggoyang lidah, mulai dari makanan tradisional hingga makanan kekinian tersaji di sepanjang jalan Penghibur atau jalan-jalan di sekitar Pantai Losari.

Kalau bara apinya pas, pisang yang akan dihasilkan juga enak.

Berkunjung ke Kota Daeng, sebutan Kota Makassar, tidak lengkap rasanya jika tidak mencicipi camilan khasnya yang terbuat dari pisang setegah masak, yaitu pisang epe. 

Pisang EpeSeporsi Pisang epe dengan lelehan gule merah dan durian. (Foto: Tagar/Aan Febriansyah)

Pisang epe merupakan cemilan malam khas Kota Makassar yang mudah dijumpai khusunya di area sekitar Pantai Losari.

Ada banyak penjual pisang epe yang tersebar di sekeliling Pantai Losari, rasa pisang epe dari semua penjual hampir serupa, dan beberapa penjual pisang epe di Pantai Losari masih memiliki hubungan saudara satu dengan yang lainnya.

Pisang epe sejak dahulu menjadi salah satu makanan yang dicari-cari oleh wisatawan baik dari luar daerah maupun wisawatan lokal yang berasal dari Makassar. 

Pisang epe yang menjadi primadona oleh kalangan wisatwan adalah yang memiliki rasa original gula merah bercampur durian, tapi selain itu toping pisang epe saat ini sudah memiliki banyak ragam, mulai dari keju hingga cokelat.

Disajikan dengan Cara di Unik

Salah seorang penjual pisang epe, Kinanti umur 45 tahun mengatakan, pisang epe tidak sekadar nikmat dan menjadi teman untuk malam hari, penyajian pisang epe juga terbilang unik, cara membuat camilan khas ini adalah mula-mula memilih pisang yang belum terlalu masak dan juga tidak muda. 

Pisang yang umum digunakan untuk membuat pisang epe adalah pisang kepok, pisang yang memiliki tekstur lembut dan rasa yang tidak terlalu manis.

“Setelah mendapat pisang yang sesuai, kuliat luarnya dipisahkan dari isinya lalu dibesihkan, setelah itu pisang yang telah bersih diletakkan diatas pemanggangan yang sudah ada bara api yang cukup panas,” ujar wanita yang telah berjualan pada tahun 2007 silam itu.

Wanita berkerudung ini mengatakan, kondisi api yang digunakan untuk memanggang pisang harus tetap dijaga, jika kurang maka wajib ditambahkan arang agar panas apinya tetap terjaga. Karena jika bara bara api panasnya naik turun juga akan mempengaruhi kenikmatan pisang epe.

“Kalau bara apinya pas, pisang yang akan dihasilkan juga enak, teksturnya berasa kering diluar, tapi di dalamnya lembut,” jelasnya.

Setelah pisang yang dipanggang menujukkan sisi kecoklatan dibagian luar pisang, dan sebelum dihidangkan. Pisang akan jepit menggunakan alat khusus agar pisangnya menjadi pipih. Itulah mengapa namanya pisang epe karena pisangnya dijepit, epe dalam bahasa Makassar disebut juga dijepit.

“Kalau sudah dijepit pisangnya, tidak langsung disuguhkan kepada pelanggan, masih akan dipanggang dulu sekitar satu sampai dua menit. Selama proses pemanggangan juga tidak diberikan campuran-campuran khusus,” ucapnya.

Jika sudah selesai, maka pisang epe sudah siap dihidangkan tidak lupa dengan siraman gula merah yang memiliki ekstrak rasa durian. Setiap porsi pisang epe yang disajikan kepada pelanggan sebanyak tiga buah pisang yang ukurannya lumayan besar.

“Untuk satu porsi kami mulai memberi harga sebesar Rp15 ribu saja, kalau menggunakana toping atau rasa lain seperti cokelat atau keju harganya berkisar Rp18 ribu,” jelasnya.

Dijual Mulai Sore Hingga Dini Hari

Untuk menikmati pisang epe, jangan pernah berharap ada yang menjual saat pagi atau siang hari, sebab dominan penjual pisang epe yang berjualan disekitar pantai losari memulai penjualan sejak sore hari atau menjelang magrib.

“Mungkin karena dari dulu orang-orang makan pisang epe kalau sudah malam, makanya sampai saat ini pedagang juga menjual pisang epe saat malam hari hingga dini hari,” kata Kinanti.

Wanita yang ditemani oleh suaminya berjualan ini menambahkan, orang-orang yang datang untuk menikmati seporsi pisang epe biasanya mulai ramai pada jam delapan hingga pukul 10 malam hari.

“Kalau yang datang untuk menikmati pisang epe di sore hari biasanya sedikit hanya ada satu atau dua meja saja yang terisi penuh, beda halnya saat waktu semakin larut biasanya akan semakin banyak juga,” tambahnya.

Kinanti menyebut, penjualan pisang epe akan lebih ramai saat akhir pekan atau lebih khusus saat malam minggu. 

“Kalau akhir pekan biasanya kita kewalahan juga untuk menghadapi pengunjung karena saking banyaknya, kalau hari-hari biasanya tidak terlalu banyak, hanya wisatawan yang kebetulan ada kerjaan juga di Makassar,” ujarnya.

Kinanti menambahkan, saat sore hari sebenarnya penjual pisang epe disekitar pantai losari sudah ada, namun mereka masih dalam tahap persiapan tempat berjualan.

“Kalau sore paling semua pedangan baru berberes untuk menata tempat dagangannya, kalau ada yang pesan pun pada waktu itu mungkin juga harus menunggu hingga semuanya sudah lengkap,” jelasnya.

Dimakan Sambil Menatap Matahari Terbenam

Pisang epe tidak hanya cocok untuk malam hari saja, camilan yang terbuat dari pisang ini juga cocok menjadi teman saat menikmati matahari terbenam dari laut Makassar. Apalagi melihat matahari terbenam di Pantai Losari merupakan salah satu spot terbaik di Indonesia.

Salah satu penikmat pisang epe, Amirullah mengatakan, baginya untuk menikmati pisang epe lebih pas saat sore-sore hari sebelum masuk masuk waktu magrib, karena setelah jam itu, menikmati pisang epe hanya akan terasa biasa saja.

“Kalau malam makan pisang epe memang sudah nikmat, tapi sensasi menikmati pisang epe sembari menunggu matahari terbenam akan jadi hal yang berbeda, seolah-olah jadi anak indie penikmat senja,” ujar pria yang akrab disapa Ulla itu.

Meski tempatnya bekerja lumayan jauh dari Pantai Losari, Ulla mengakui hampir setiap pekan menikmati seporsi pisang epe baik sendiri, bersama teman, maupun dengan keluarganya.

“Memang menikmati pisang epe akan lebih baik jika dinikmati secara bersama-sama, minimal bersama pasangan. Selain tenmpatnya yang romantis, juga rasa pisangnya sangat mantap,” jelasnya.

Resep Membuat Pisang Epe

Camilan yang terbuat dari buah pisang memang memiliki rasa yang lezat dan nikmat. Kalau belum berkesempatan ke Makassar langsung, tak masalah. Kamu bisa membuat menu makanan pisang epe, dengan resep berikut.

Bahan

  • 1 sisir pisang kepok yang masih mengkal atau setengah matang
  • 300 gram gula merah (cairkan bersama 200 ml air dan 1/2 sdt tepung kanji)
  • Mentega (secukupnya)

Cara Membuat

  • Kupas pisang, belah jadi dua, sisihkan sebentar.
  • Panaskan teflon yang sudah diolesi dengan mentega.
  • Masak pisang di atas teflon pakai api kecil hingga matang. Sambil memasak, tekan pisang dengan pelan hingga pipih.
  • Bolak balik pisang saat memasak agar matang sempurna.
  • Angkat pisang yang telah matang, tata di piring saji. Siram pisang dengan gula merah yang sudah dicairkan bersama air.
  • Sajikan pisang epe selagi masih hangat.
Berita terkait
Balut dan 4 Kuliner Ekstrim Bikin Geli Sebelum Dimakan
Banyak yang tak mengira di berbagai belahan dunia masih ada kuliner yang terlihat ekstrem, apakah jenis makanan itu?
Lima Kuliner Jakarta Kaki Lima untuk Akhir Pekan
Tidak sedikit orang Jakarta menikmati makanan kaki lima sembari berkumpul dan ngobrol untuk menghabiskan waktu akhir pekan.
Sagu Lempeng dan Tiga Kuliner Khas Wamena
Selain terkenal dengan lembah beliemnya, Kota Wamena juga dikenal dengan Sagu lempeng yang menjadi salah satu kuliner khas.
0
DPR Terbuka Menampung Kritik dan Saran untuk RKUHP
Arsul Sani mengungkapkan, RUU KUHP merupakan inisiatif Pemerintah. Karena itu, sesuai mekanisme pembentukan undang-undang.