SBY Siap Ditangkap Jika Benar Terima Dana Century

SBY menyatakan jika benar dirinya menerima dana Century maka ia siap ditangkap dan mengembalikan uang itu.
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (tengah) didampingi putranya Agus Harimurti Yudhoyono (kanan) menerima kunjungan bakal calon Presiden Prabowo Subianto (kiri) di kediamannya di Kuningan, Jakarta, Rabu (12/9/2018). Kedatangan pasangan bakal capres-cawapres Prabowo Subianto-Sandiaga Uno ke rumah SBY itu untuk membahas pemenangan dalam Pemilihan Presiden 2019. (Foto: Antara/Hafidz Mubarak)

Jakarta, (Tagar 17/9/2018) - Partai Demokrat menegaskan selama 10 tahun masa pemerintahan Presiden keenam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tidak pernah menyakiti pers, namun kini SBY dan Demokrat harus menerima fitnah melalui pemberitaan menyudutkan oleh laman berita asing Asia Sentinel yang dikutip sejumlah media lokal arus utama.

"Mungkin pemberitaan Asia Sentinel tidak menjadi apa-apa jika tidak disebarkan di Indonesia, jika tidak di-copy paste dan jika dikonfirmasi lebih dulu oleh teman-teman (media) di Indonesia. Selama 10 tahun Pak SBY tidak pernah menyakiti pers," kata Sekjen Demokrat Hinca Panjaitan saat melaporkan aduan ke Dewan Pers di Jakarta, Senin (17/9) dilansir Antara.

Dalam pemberitaaan laman berita asing Asia Sentinel menurut Hinca, beropini dengan mengaitkan kasus Bank Century dengan SBY dan Demokrat. Berita berisi opini itu kemudian dikutip begitu saja oleh sejumlah media Tanah Air tanpa konfirmasi.

Hinca menegaskan SBY telah menyatakan jika benar SBY menerima dana Century maka dirinya siap ditangkap dan mengembalikan uang itu.

Demokrat menilai pemberitaan Asia Sentinel penuh kejanggalan. Isi berita merujuk pada persidangan perkara perdata di negara Mauritus yang tidak bisa dikonfirmasi registrasinya.

Kemudian, isi berita yang mengaitkan dana Century dengan Demokrat dan SBY ditulis berupa opini penulisnya.

Lalu, laman berita Asia Sentinel juga tidak mencantumkan alamat jelas serta nomor kontak media tersebut. Yang ada hanya sebuah alamat email.

Hinca mengatakan setelah pemberitaan itu viral di Tanah Air dan Demokrat mengklarifikasi, laman asli berita yang ditulis Asia Sentinel sempat hilang di internet dengan kode "404 not found".

Setelahnya kembali muncul dengan berbagai perbaikan dan sebuah kutipan Ketua Advokasi Demokrat Ferdinand Hutahaean seolah media itu telah melakukan wawancara dengan Ferdinand.

Pemberitaan Asia Sentinel yang sempat hilang dan muncul kembali, kata Hinca juga berganti judul yaitu menyatakan berita Asia Sentinel menjadi viral di Indonesia.

"Artinya pemberitaan mereka itu tidak mengejar sebuah karya jurnalistik investigasi, tapi memang hanya beropini dan begitu bangganya mereka ketika sudah viral," ujar Hinca Panjaitan.

Pada bagian lain Demokrat menekankan sangat menghargai kebebasan pers Tanah Air. Demokrat meminta rekan pers Indonesia berhati-hati dalam mengutip pemberitaan media asing yang belum tentu kredibilitasnya.

Sampai Hongkong

Hinca Panjaitan menegaskan pihaknya akan mengejar pertanggungjawaban laman berita Asia Sentinel yang menyudutkan Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono dan partainya hingga ke tempat media itu berasal di Hongkong.

"Kami mohon kepada Dewan Pers jika kami bisa dibantu untuk mengontak Dewan Pers Hongkong, maka kami akan ke Hongkong. Sampai kemanapun akan saya kejar," kata Hinca.

Hinca mengatakan Demokrat tidak akan setengah-setengah menyelesaikan persoalan ini. Demokrat juga akan mengajak perwakilan Dewan Pers Indonesia ke Hongkong, bertemu Dewan Pers Hongkong.

"Yang kami lakukan ini untuk merawat Demokrasi, bukan hanya untuk Indonesia tapi untuk seluruh dunia. Jika Dewan Pers Indonesia bisa bantu mengontak Dewan Pers Hongkong dan bisa sama-sama dengan kami ke Hongkong kami akan senang sekali. Kami akan segera hubungi KJRI, kami sudah siap," jelas Hinca.

Hinca menjelaskan alasan pihaknya mengadukan pemberitaan oleh media asing ke Dewan Pers di Indonesia.

Menurut Hinca, isi pemberitaan Asia Sentinel yang tanpa konfirmasi dan beropini menyudutkan Demokrat dan Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono, dikutip begitu saja oleh media arus utama di Indonesia.

Dalam laporannya laman berita Asia Sentinel menyebutkan adanya konspirasi pencurian uang negara sebesar 12 miliar dolar AS yang melibatkan 30 pejabat negara dan mencucinya melalui perbankan internasional.

Laporan berjudul Indonesia's SBY Government: `Vast Criminal Conspiracy yang ditulis John Berthelsen itu menyebutkan bahwa ada keterkaitan Ketua Umum Demokrat SBY dengan kasus Bank Century.

Menduga Ditunggangi

Hinca mengatakan, Partai Demokrat menengarai pemberitaan menyudutkan Susilo Bambang Yudhoyono yang dilakukan media asing Asia Sentinel ditunggangi kepentingan tertentu untuk memperburuk citra partai.

"Kami menengarai ini ditunggangi, tapi kami harus selesaikan dulu kebebasan persnya supaya mudah membuka di mana penunggangan itu," katanya.

Ia menyampaikan Demokrat juga akan meminta pertanggungjawaban seluruh pihak di Tanah Air yang menyebarluaskan pemberitaan tidak benar Asia Sentinel tersebut.

"Kami juga berharap siapa pun politisi di luar Partai Demokrat hentikan menggoreng isu ini, karena hanya membuat kegaduhan dan tidak ada untungnya bagi panggung demokrasi," kata dia.

Hinca mengatakan Demokrat dan SBY tidak pernah menerima dana Century layaknya opini yang ditulis Asia Sentinel.

Selain itu kasus Century, kata dia, juga telah selesai.

"Jika ada politisi membuka lagi, berarti dia tidak paham bahwa ini sudah selesai. Maka siapa pun anda politisi di luar Demokrat yang menggoreng, harap hentikan," kata dia. []

Berita terkait