Jakarta - Chief Executive Officer (CEO) Peugeot Motorcycle Indonesia, Satya Saptaputra mengatakan pihaknya berharap dapat segera membawa line-up motor listrik ke pasar Indonesia.
Namun, menurutnya saat ini regulasi yang dikeluarkan pemerintah belum mendukung upaya manufaktur berbasis elektrik tersebut.
"Kalau dilihat dari Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2019 (tentang kendaraan listrik) itu sebenarnya enggak mudah ya. Kelihatannya memang gampang. Arah pemerintah sudah benar kami harus masuk elektrik untuk environment. Namun syarat-syaratnya tidak mudah," kata Satya kepada wartawan di sela-sela acara peluncuran dua varian terbaru Peugeot Django di diler Peugeot Motor Indonesia, Cipete, Jakarta Selatan, Jumat, 18 Oktober 2019.
Satya menyebut pihaknya bisa saja menjual motor listrik Peugeot di Indonesia. Namun, ada kendala yang membuat pihaknya sulit untuk menjual kendaraan berbasis elektronik, seperti keterbatasan komponen pembuatan motor listrik.
Selain itu, skema produksi yang harus menggunakan kandungan lokal sebesar 40 persen pada 2023 mendatang.
"Harus didukung sama produsen komponen di Indonesia. Karena, pemerintah memang sekarang memperbolehkan CBU (Complete Build-Up), kalau kita apply ke Peugeot untuk mengimpor tentu kita bisa, tidak kena bea impor dan PPNBM juga nol. Namun, tahun 2023 local content harus 40 persen. Very tough ya, terutama komponen terbesar itu ada di baterai. Selama baterai belum diproduksi di Indonesia, itu challenge," kata Satya.
Satya menambahkan secara global, Peugeot Motorcycle telah memiliki tiga produk elektrik, yaitu GenZe 2.0, Vivacity Electric, dan sepeda motor roda tiga listrik, Metropolis Electric. []