Rembang - Peringatan Hari Pahlawan harus dijadikan momentum mempererat persatuan, sekaligus menjaga keharmonisan kehidupan berbangsa dan bernegara dalam bingkai Pancasila. Pesan ini disampaikan Gus Miftah dalam pengajian virtual menyambut Hari Pahlawan di Rembang.
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Dinbudpar) Kabupaten Rembang menggelar malam peringatan Hari Pahlawan secara sederhana di pendopo Museum Kartini, Senin malam, 9 November 2020. Berkonsep pengajian virtual bertema Gelar Kartini, Gus Miftah hadir mengisi acara.
Dalam kesempatan itu pengasuh Pondok Pesantren Ora Aji di Sleman, Yogyakarta ini berpesan agar masyarakat Rembang bisa saling menjaga keharmonisan hubungan antarumat beragama sebagai implementasi dari Pancasila.
Aneh kemudian kita menganggap diri kita paham dengan Pancasila yang selalu mengatakan NKRI harga mati yang mencoba memahami Bhineka Tunggal Ika tetapi masih ribut persoalan agama.
Menurut dia, sangat aneh jika ada yang menganggap dan merasa paham dengan Pancasila namun masih berseteru dalam persoalan agama.
"Aneh kemudian kita menganggap diri kita paham dengan Pancasila yang selalu mengatakan NKRI harga mati yang mencoba memahami Bhineka Tunggal Ika tetapi masih ribut persoalan agama," ucapnya.
Sementara, Kepala Dinbudpar Rembang Dwi Purwanto menyampaikan, berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 108 Tahun 1964, Raden Ayu Kartini ditetapkan sebagai pahlawan nasional. Sewajarnya di peringatan Hari Pahlawan ini warga Rembang bisa mengenang perjuangan Kartini dalam memperjuangkan emansipasi wanita.
"Raden Ayu Kartini mengharumkan nama Rembang di seluruh lapisan masyarakat lokal, regional, nasional bahkan internasional. Maka sangat layak apabila memperingati Hari Pahlawan dengan kepahlawanan beliau," kata dia.
Acara pengajian tersebut, lanjut dia, merupakan salah satu cara untuk mengenang dan meningkatkan rasa cinta terhadap sosok RA Kartini. Dengan segala keterbatasan karena pandemi, pihaknya tetap mengupayakan agar nama Kartini tetap bergaung.
"Karena dalam situasi pandemi seperti ini, kegiatan peringatan Hari Pahlawan hanya diselenggarakan dengan pengajian, ziarah, doa, dan tahlil dengan undangan yang terbatas," ucapnya.
Sekaligus, merupakan salah satu upaya untuk mempromosikan wisata unggulan Kabupaten Rembang. Khususnya wisata religi di makam RA Kartini yang berada di Kecamatan Bulu.
"Penyelenggaraan acara ziarah, doa, tahlil dan pengajian virtual ini dimaksudkan untuk memperkenalkan, mengembangkan, mempromosikan dan melestarikan kepahlawanan RA Kartini," terangnya.
Baca juga:
- Kronologi Munculnya Semburan Lumpur Bercampur Gas di Rembang
- Bawaslu Rembang Setop 2 Dugaan Pelanggaran Kampanye Pilkada
- Pemkab Rembang akan Tambah SMP Tatap Muka di Zona Hijau
Pj Sekda Rembang Achmad Mualif mengatakan peringatan Hari Pahlawan dengan pengajian virtual di makam RA Kartini merupakan hal yang tepat. Pasalnya, RA Kartini juga merupakan sosok perempuan yang religius. Terbukti pahlawan emansipasi wanita ini pernah mengaji di Kiai Soleh Darat di Semarang.
"RA Kartini juga merupakan seorang santri," ujar dia.
Tekad Kartini muda untuk memahami Alquran pada saat itu sangat kuat. Hingga saat ini, terjemahan Alquran dalam bahasa Jawa aksara pegon tulisan Kyai Soleh Darat masih tersimpan di Museum Kartini.
"Kalimat yang terkenal, yaitu Habis Gelap Terbitlah Terang, sejalan dengan surat Al Baqarah ayat 257 yang kira-kira artinya orang-orang beriman dibimbing Allah dari kegelapan menuju cahaya," imbuhnya. []