Surabaya - Kasus perusakan Closed-Circuit Television (CCTV) milik Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya saat demo penolakan Omnibus Law di depan Gedung Grahadi Surabaya pada Kamis, 8 Oktober 2020. Kepolisian Resor Kota Besar Surabaya melakukan identifikasi terhadap pihak yang melakukan perusakan.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Polrestabes Surabaya, Ajun Komisaris Besar Sudamiran mengatakan identifikasi dan mendokumentasikan terkait perusakan CCTV saat demo omnibus law di Surabaya yang berakhir rusuh.
Ini masih kita data semuanya, kita minta records (rekaman)
"Kita temukan (CCTV dirusak). CCTV di depan Grahadi dekatnya pintu satu, pintu utama," ujarnya kepada Tagar, Sabtu, 10 Oktober 2020.
Ia mengaku saat ini pihaknya masih melakukan pendataan berdasarkan rekaman CCTV di Jalan Gubernur Suryo Surabaya.
Baca juga:
- Demo Omnibus Law Magelang Sisakan Kerusakan Gedung Serbaguna
- Daftar Kerusakan Demo di Jakarta, Busway Rugi Rp 45 Miliar
- Pakar Hukum: Omnibus Law Warisan Jokowi Membawa Petaka
"Ini masih kita data semuanya, kita minta records (rekam)," tutur dia.
Sudamiran mengaku saat peristiwa perusakan CCTV itu terjadi, pihaknya telah mengetahui. Bahkan Polrestabes Surabaya memiliki dokumentasi saat perusakan kejadian itu.
"Intinya apa kerusakan itu kita identifikasi. Kita kan dokumentasinya ada semua," ungkapnya.
Terpisah, Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Pemerintah Kota Surabaya, Febriadhitya Prajatara menyatakan saat aksi unjuk rasa penolakan UU Cipta Kerja ada beberapa fasilitas publik yang sengaja dirusak orang tak bertanggung jawab. Di antaranya, bola-bola pelindung pedestrian, rambu-rambu, tempat sampah, pot-pot bunga, barrier dan juga ada CCTV yang mengalami kerusakan.
"Hasil dari pantauan kami lewat rekaman CCTV itu ada unsur kesengajaan. Jadi para pelaku ini mengambil CCTV sepertinya terencana. Karena memang terlihat di gambar itu pola pergerakan mereka," kata Febri.
Menurut Febri CCTV yang ada di Surabaya telah dilengkapi face recognition atau kamera yang mampu mengenali wajah seseorang. Bahkan, kelebihan CCTV ini sudah terkoneksi dengan data kependudukan.
"CCTV di Surabaya ini sudah face recognition. Jadi kita sudah bisa tahu, sudah bisa kita analisis siapa itu pelakunya dari wajahnya. Dan data kependudukannya bisa diketahui juga," ucapnya.[]