Perusahaan China yang Masuk Daftar Hitam AS Bertambah

Amerika Serikat menambahkan 11 perusahaan China dalam daftar hitam yang dilarang masuk ke negara itu.
Sekretaris Perdagangan AS, Wilbur Ross mengumumkan, pemerintah AS menambah 11 perusahaan China dalam daftar hitam yang dilarang masuk ke negara itu karena melakukan pelanggaran hak asasi manusia terhadap minoritas muslim. (Foto: AFP/Arab News).

Washington - Amerika Serikat (AS) menambahkan 11 perusahaan China dalam daftar hitam (blacklist) yang dilarang masuk ke negara itu. Departemen Perdagangan AS menyebutkan bahwa 11 perusahaan itu melanggar hak asasi manusia terhadap etnis minoritas Uighur di Xinjiang, China bagian barat.

Tindakan ini akan memastikan bahwa barang dan teknologi kita tidak digunakan dalam serangan tercela Partai Komunis Tiongkok terhadap populasi minoritas Muslim yang tak berdaya.

Menurut Depatemen Perdagangan AS, perusahaan-perusahaan itu terlibat dalam praktik kerja paksa terhadap warga Uighur dan minoritas muslim lainnya. Mereka kebanyakan perusahaan tekstil dan dua perusahaan yang menurut pemerintah melakukan analisa genetik untuk tujuan penindasan.

Baca Juga: Waduh, Perusahaan AS Ramai-ramai Ekspansi ke China

Seperti diberitakan dari Arab News, Selasa, 21 Juli 2020, kesebelas perusahaan tersebut merupakan gelombang ketiga yang masuk dalam daftar hitam. Sebelumnya pemerintahan Presiden Donald Trump telah melarang 37 perusahaan melakukan kegiatan bisnis di AS karena dinilai melanggar HAM di Xinjiang.

Sekretaris Perdagangan AS, Wilbur Ross menyebutkan, Beijing secara aktif mempromosikan praktik kerja paksa dan skema analisis dan pengumpulan DNA yang tercela untuk menekan warganya."Tindakan ini akan memastikan bahwa barang dan teknologi kita tidak digunakan dalam serangan tercela Partai Komunis Tiongkok terhadap populasi minoritas Muslim yang tak berdaya," ucapnya.

Simak Pula: Potong Pasokan Chip Huawei, China Ancam Balas AS 

Secara terpisah, Wall Street Journal melaporkan bahwa China mempertimbangkan untuk membalas terhadap produen peralatan telekomunikasi, Nokia dan Ericsson. Langkah itu akan dilakukan jika Uni Eropa mengikuti AS dan Inggris melarang Huawei Technologies membangun jaringan 5G di negara-negara tersebut. []

Berita terkait
Corona Masih Ada, Perusahaan AS Betah di China
Sebagian besar perusahaan Amerika Serikat di China tidak memiliki rencana untuk merelokasi produksi ke negara lain meskipun masi ada corona.
Waduh, Perusahaan AS Ramai-ramai Ekspansi ke China
Perusahaan multinasional Amerika Serikat semakin banyak yang melakukan ekspansi bisnisnya ke China selama dua dekade terakhir.
China Izinkan Perusahaan Asing Eksplorasi Migas
Pemerintah China memberikan restu kepada perusahaan asing untuk menggarap proyek minya dan gas (migas)