Perupa Medan Ciptakan Lukisan Bermedia Karet

Lima perupa Sumatera Utara menggunakan media alternatif karet yang dibentuk dengan pengantar panas.
Perupa Zulkifli menjelaskan eksplorasi kreatif karya seni rupa bermedia matra karet yang dibentuk menggunakan penghantar panas, di Gedung Taman Budaya, Sumut, Medan, Kamis 18 Juli 2019. (Foto: Tagar/Tonggo Simangunsong)

Medan - Bila seni lukis umumnya menggunakan media minyak di atas kanvas, lima perupa Sumatera Utara menggunakan media alternatif karet yang dibentuk dengan pengantar panas.

Ke lima perupa tersebut antara lain Zulkifli, Dermawan Sembiring, Wahyu Tri Atmojo, Asmadinoto dan Nurdiansyah, memamerkan karya-karyanya di Gedung Taman Budaya Sumut, di Jalan Perintis Kemerdekaan, Kota Medan, Kamis 18 Juli 2019.

Sejumlah karya seni itu mengangkat simbol-simbol lima etnis di Sumatera Utara, seperti Batak Toba, Simalungun, Karo, Pakpak dan Nias, melalui media matra karet yang dibentuk dengan pengantar panas.

"Ini yang pertama dilakukan seniman di Sumut, dan mungkin di Indonesia, menggunakan media karet yang dibentuk dengan penghantar panas," kata Mangatas Pasaribu, dosen seni rupa Universitas Negeri Medan, yang dipercaya sebagai kurator.

Menurut salah satu perupa, Zulkifli, karya-karya seni rupa yang dipamerkan ini diciptakan dengan pendekatan seni tradisi, yang melekat dengan nilai budaya di Sumatera Utara.

Sebelum diangkat menjadi karya seni, kami melakukan penelitian maupun riset yang berlangsung cukup lama, yang bisa kami pertanggungjawabkan ke publik

"Eksplorasi kreatif yang diangkat berbasis wujud seni rupa dalam properti seni tari, musik, teater, yang dibentuk citranya di atas media karet menggunakan penghantar panas, seperti solder," jelas Zulkifli.

Beberapa simbol etnis yang diangkat dalam 20 karya seni rupa yang dipamerkan, antara lain tongkat Tunggal Panaluan dari Karo, Rajah-Rajah dari Simalungun, motif hiasan dalam pustaka Laklak, wajah ornamentik Batak Toba, Ndiokir dari Pakpak maupun ornamen tikar dalam rumah adat dari Nias.

"Sebelum diangkat menjadi karya seni, kami melakukan penelitian maupun riset yang berlangsung cukup lama, yang bisa kami pertanggungjawabkan ke publik," jelas Zulkifli.

Dia berharap melalui pendekatan seni tradisi seperti ini, identitas kedaerahan khususnya di Sumatera Utara dapat terjaga dan masih dapat diteruskan oleh generasi mendatang.

Pameran seni rupa dan diskusi "Etnisitas Dalam Seni Lukis Sumatera Utara, Proses Penelitian Terapan: Penciptaan Lukisan Berbasis Bentuk Seni Rupa Etnik Pada Matra Karet yang Dibentuk dengan Alat Pengantar Panas" ini dibuka oleh Ketua Dewan Kesenian Sumatera Utara, Baharuddin Saputra. []

Baca juga:

Berita terkait
0
Usai Terima Bantuan Kemensos, Bocah Penjual Gulali Mulai Rasakan Manisnya Hidup
Dalam hati Muh Ilham Al Qadry Jumakking (9), sering muncul rasa rindu bisa bermain sebagaimana anak seusianya. Main bola, sepeda.