Pertumbuhan Ekonomi II/2020 Jatim Terkontraksi 5,90%

BPS Jawa Timur mencatat pertumbuhan ekonomi Jawa Timur pada triwulan II 2020 terkontraksi 5,90 persen dibandingkan triwulan II 2019 yoy.
Perajin melukis dengan media tas di industri rumahan desa Gelam, Candi, Sidoarjo, Jawa Timur, Selasa, 23 Juni 2020. (Foto: Antara/Umarul Faruq)

Surabaya - Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur mencatat pertumbuhan ekonomi Jawa Timur pada triwulan II 2020 terkontraksi 5,90 persen dibandingkan triwulan II 2019 secara year-on-year (yoy). Kepala BPS Jatim Dadang Hardiwan mengatakan pertumbuhan ekonomi yang negatif pada kuartal ini, terjadi sejak lima tahun terakhir, yaitu dari 2015 hingga 2020.

Jika dibandingkan dengan triwulan I 2020 (quartal to quartal), maka pertumbuhan ekonomi Jatim pada triwulan II juga mengalami kontraksi yakni minus 5,45 persen. 

"Pola tersebut diluar tren, di mana perekonomian Jatim selalu naik," kata Dadang dalam konferensi pers secara virtual, Rabu 5 Agustus 2020.

ontraksi tertinggi terjadi pada lapangan usaha jasa lainnya sebesar minus 34,54 persen.Sejumlah sektor menjadi kontributor utama pembentuk produk domestik bruto (PDB) kompak terkontraksi selama periode ini. Namun, kontraksi tertinggi terjadi pada lapangan usaha jasa lainnya sebesar minus 34,54 persen.

Untuk sisi pengeluaran, kontraksi tertinggi terjadi pada ekspor luar negeri sebesar 18,70 persen, diikuti Komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto sebesar 7,55 persen, dan Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga sebesar 4,79 persen.

Menurut dia pandemi Covid-19 memang memukul banyak sektor, tapi perusahaan jasa seperti biro perjalanan, rental kendaraan, dan event organizer merupakan sektor yang paling terpukul. Omzet mereka mengalami penurunan drastis, terutama saat di berlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Sementara penjualan listrik mengalami penurunan di segmen bisnis industri dan pemerintahan yang berbanding terbalik pada konsumsi rumahan karena meingkat. "Ini akibat work from home (kerja di rumah) dan school at home (sekolah di rumah)," tuturnya.

Pandemi Covid-19, menurut dia juga memukul penjualan mobil, motor, dan produk tekstil. Tapi tidak pada sektor jasa pengiriman atau kurir, karena selama pandemi masyarakat lebih suka berbelanja secara online melalui e-commerce.

. "Kemudian komunikasi, jasa pendidikan, , kesehatan dan kegiatan sosial, serta pengadaan air ikut meningkat," ucapnya.Sektor lain yang mengalami peningkatan adalah pertanian, perikanan, dan perhutanan serta tak terjadi pada sektor industri makanan dan minuman, industri obat-obatan dan kimia. "Kemudian komunikasi, jasa pendidikan, real estate, kesehatan dan kegiatan sosial, serta pengadaan air ikut meningkat," ucapnya.

Dari sisi produksi, kontraksi tertinggi terjadi pada lapangan usaha jasa lainnya sebesar 35,40 persen. Sedangkan dari sisi pengeluaran, kontraksi terjadi pada ekspor luar negeri 8,16 persen, pembentukan modal tetap bruto 6,71 persen, dan pengeluaran konsumsi rumah tangga 4,82 persen.

Dari sisi produksi, lanjut Dadang  pertumbuhan tertinggi terjadi pada lapangan usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan yang tumbuh 27,26 persen. Sedangkan dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi terjadi pada Komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah sebesar 27,90 persen.

"Kalau dari segi produksi pertumbuhan tertinggi terjadi pada lapangan usaha Informasi dan Komunikasi yang tumbuh 10,09 persen," kata dia. []


Berita terkait
Indeks Kebebasan Sipil di Jawa Timur Menurun
BPS Jawa Timur mengatakan ada tiga aspek yang menyebabkan indeks kebebasan sipil di Jawa Timur menurun.
BPS: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II/2020 Minus 5,32%
Badan Pusat Statistik memberikan keterangan bahwa pertumbuhan ekonomi pada kuartal II/2020 mengalami kontraksi hingga level minus
Ratusan Buruh Jawa Timur Demo Tolak Pekerja Asing
Ratusan massa buruh Jatim mendatangi kantor gubernur menyuarakan penolakan pekerja asing.
0
Surya Paloh Sebut Nasdem Tidak Membajak Ganjar Pranowo
Bagi Nasdem, calon pemimpin tak harus dari internal partai. Ganjar Pranowo kader PDIP itu baik, harus didukung. Tidak ada membajak. Surya Paloh.