Pertumbuhan Ekonomi Asia Pasifik Menguat dan Inflasi Akan Mereda

ADB juga memperkirakan inflasi akan terus mereda sehingga mendekati tingkat sebelum pandemi, seiring turunnya harga bahan bakar dan pangan
Ilustrasi - Pejalan kaki melewati pusat perbelanjaan di Beijing, China, 4 April 2023. Bank Pembangunan Asia (ADB) memperkirakan ekonomi China akan tumbuh 5% pada tahun ini. (Foto: voaindoneia.com/Andy Wong/AP Photo)

TAGAR.id – Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank/ADB) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi negara-negara berkembang di Asia dan Pasifik akan mencapai 4,8 persen seiring masih kuatnya permintaan domestik yang mendukung pemulihan kawasan ini. Eva Mazrieva melaporkannya untuk VOA.

Dalam laporan Asian Development Outlook (ADO) Juli 2023 yang dirilis pada Rabu, 19 Juli 2023, ADB juga memperkirakan inflasi akan terus mereda sehingga mendekati tingkat sebelum pandemi, seiring turunnya harga bahan bakar dan pangan.

Inflasi di negara-negara berkembang di Asia-Pasifik pada 2023 ini diperkirakan akan mencapai 3,6 persen atau turun dibanding proyeksi yang disampaikan April lalu, yaitu 4,2 persen. Sementara proyeksi inflasi tahun depan sedikit naik, dari perkiraan sebelumnya 3,3 persen menjadi 3,4 persen.

“Asia dan Pasifik masih terus pulih dengan stabil dari pandemi. Permintaan domestik dan kegiatan jasa mendorong pertumbuhan, sementara banyak perekonomian juga diuntungkan dari pemulihan pariwisata yang kuat. Namun, kegiatan industri dan ekspor masih tetap lemah, ditambah lagi memburuknya proyeksi pertumbuhan global dan permintaan tahun depan," kata Kepala Ekonom ADB Albert Park dalam laporan tersebut.

kantor ADB di manilaLogo Asian Development Bank (ADB) di luar kantor pusatnya di Manila, Filipina, 2 September 2010 (Foto: voaindonesia.com - Ted ALJIBE/AFP)

Kembali bergeliatnya ekonomi China pasca pandemi, dinilai telah ikut memperkuat pertumbuhan di kawasan. Perekonomian China diprediksi akan tumbuh 5,0 persen tahun ini, tidak berubah dari perkiraan April lalu. Sebagian besar karena kuatnya permintaan domestik di sektor jasa. Namun, ADB mengakui perlambatan permintaan ekspor barang elektronik dan barang manufaktur lainnya dari kawasan Asia karena pengetatan moneter, kemerosotan kegiatan ekonomi di berbagai perekonomian maju.

Asia Tenggara dan Asia Tengah Masih Bergulat

Proyeksi pertumbuhan ekonomi yang kuat di sebagian besar sub-kawasan di Asia Pasifik itu tidak mencakup Asia Tenggara, yang menurut perkiraan ADB akan melambat menjadi 4,8 persen pada 2023 dan 4,9 persen pada 2024. Pertumbuhan ekonomi di Kaukasus dan Asia Tengah diperkirakan mencapai 4,3 persen pada tahun ini dan 4,4 persen pada 2024.

ADB yang didirikan pada 1996 dan beranggotakan 68 negara, termasuk 49 negara di kawasan Asia Pasifik, menggarisbawahi komitmennya untuk “mencapai Asia dan Pasifik yang makmur, inklusif, tangguh, dan berkelanjutan, serta terus melanjutkan upayanya memberantas kemiskinan ekstrem.” (em/jm)/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Prospek Ekonomi Negara Berkembang di Asia di Tahun 2023
Perekonomian Asia Selatan dan Tenggara mengalami tantangan pada 2022, tahun di mana ekonomi global diprediksi pulih
0
Pertumbuhan Ekonomi Asia Pasifik Menguat dan Inflasi Akan Mereda
ADB juga memperkirakan inflasi akan terus mereda sehingga mendekati tingkat sebelum pandemi, seiring turunnya harga bahan bakar dan pangan