Tangerang - Metode mengajar online ternyata membuat jam kerja guru bertambah dari biasanya. Meski demikian, hal tersebut tetap dijalankan sebagai tanggung jawab sebagai tenaga pengajar.
Seperti yang terjadi pada Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Mutiara Kasih yang berlokasi di Perumahan Keroncong Permai, Kecamatan Jatiuwung, Kota Tangerang misalnya, biasanya jam belajar anak-anak dibagi dalam dua sesi, kelas pagi dimulai pada pukul 08.00 sampai dengan pukul 11.00. Kelas siang dimulai pukul 14.00 sampai dengan pukul 17.00.
Banyak ya yang curhat ke saya kalau wali murid malah jadi emosi.
Namun, semenjak diberlakukannya metode belajar online akibat virus Corona atau Covid-19, menurut pengakuan guru yang mengajar di PAUD milik Ibu Ainul Mujanati, selama dua minggu mengajar dengan metode online, jam kerja bertambah hingga malam hari.
"Kebetulan jadwal mengajar saya siang hari, harusnya kalau mengajar normal pukul 5 sudah selesai. Tapi semenjak mengajar online seperti ini kadang sampai jam 1 malam saya masih terima tugas dari wali murid dan itu harus langsung saya koreksi, karena di pagi hari kebanyakan wali murid punya aktivitas bekerja," ujar salah seorang guru di PAUD Mutiara Kasih, Hani kepada Tagar, Selasa, 31 Maret 2020.
Menurut dia, sistem belajar online kurang efektif. Pasalnya, selain masalah waktu, ada persoalan lain yang merepotkan wali murid yang tidak memiliki smartphone.
"Ada murid saya yang orang tuanya tidak memakai smartphone, ia terpaksa harus pinjam ke tetangganya untuk menyelesaikan tugas dari saya," ucap guru bernama lengkap Syarifah Ummihani itu.
Selain itu, kata dia, kendala lain adalah di wali murid, sebagian besar wali murid banyak yang bekerja, jadi murid baru bisa mengerjakan tugasnya ketika wali murid sudah sampai di rumah. Masalah yang terjadi adalah ketika anak belum mengerti tentang tugasnya, secara psikologis wali murid menjadi emosi.
"Banyak ya yang curhat ke saya kalau wali murid malah jadi emosi, katanya sih karena kelelahan dan harus mengerjakan beberapa pekerjaan rumah juga. Jadi karena buru-buru ingin selesai semuanya, malah jadi emosi ketika mendapat hambatan waktu seperti anaknya yang belum mengerti dalam mengerjakan sekolahnya," kata Hani.
Pada sistem belajar online ini, kata dia, guru memberikan materi belajarnya menggunakan dua metode, yang pertama dengan aplikasi power point pada hp smartphone, dan yang kedua dengan metode manual yang di tulis pada papan tulis lalu di foto. Kedua metode tersebut di kirim oleh guru melalui pesan singkat WhatsApp.
Sebelumnya, para guru mendapat Surat Edaran (SE) dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Republik Indonesia (RI) No. 4 Tahun 2020 Tentang Pelaksanaan Kebijakan dalam masa darurat penyebaran Virus Corona dan Berdasarkan surat Kepala Dinas Pendidikan Kota Tangerang No. 420/1322-Sekretariat, Pemerintah mengimbau tentang libur sekolah dan penggantian metode belajar dengan metode online. []