Perseturuan Farhat vs Hotman Paris Gara-Gara Ikan Asin

Kasus ikan asin bergulir ke ranah hukum yang melibatkan pengacara Farhat Abbas berhadapan dengan Hotman Paris.
Guru yang ditantang dan diejek, mendapat hadiah uang dan baju baru dari Hotman Paris. (Foto: Instagram/hotmanparisofficial)

Jakarta - Kasus ikan asin bergulir ke ranah hukum, melibatkan Rey Utami dan Pablo Benua yang menyebarkan video asusila itu. Mereka menyewa Farhat Abbas untuk menghadapi pengacara kondang Hotman Paris yang membela Fairuz A. Rafiq.

Kasus itu bermula dari Fairuz A. Rafiq sebagai korban pertama yang dihina oleh mantan suaminya, Galih Ginanjar. Perempuan itu melaporkan kasusnya ke Ditreskrimsus (Direktorat Reserse Kriminal Khusus) Polda (Kepolisian Daerah) Metro Jaya. 

Di pihak lain, Rey Utami dan Pablo Benua yang berstatus sebagai penyebar video asusila itu. Mereka melaporkan Fairuz dan kuasa hukumnya, Hotman Paris, ke Ditreskrimsus Polda Metro Jaya mengenai pencemaran nama baik.

"Melaporkan saudara pengacara HPH dan kawan-kawan dan siapa aja orang yang terlibat yang mencemarkan nama baik kedua orang ini. Jadi siapa saja yang ngomong, membuat opini negatif," kata Farhat Abbas.

Menangani kasus ikan asin, menurut Farhat, cukup berat karena harus berhadapan dengan pengacara kondang Hotman Paris. Hal itu diungkapkan mantan suami penyanyi Nia Daniaty itu di akun Instagram-nya.

"Gue dikasih tugas berat nih untuk jadi lawyer ikan asin," kata Farhat di Instagramnya.

Bahkan, ia meminta doa agar bisa menyelesaikan kasus itu dengan lancar.

"Doakan ya, semoga kasus ini cepat selesai dan saya bisa menjadi lawyer menyenangkan dan bisa membela lahir batin," tulisnya di akun Instagramnya @farhatabbastv226.

Hotman Demi Harkat Wanita

Pilihan Farhat menjadi kuasa hukum Rey Utami dan Pablo Benua itu ditanggapi oleh Hotman Paris yang akan menjadi lawanya dalam perang ikan asin. Sebelumnya, Hotman Paris meminta Cyber Polda Metro Jaya untuk mengusut video asusila tersebut dan reaksi Rey Utami dan Pablo.

"Hallo kepada bapak Kapolda Metro dan juga kepada bapak Direktur cyber Polda Metro Jaya, tolong ditonton acara di trans tv di acara rumpi, show rumpi jangan lupa jam 4 sore tanggal 1. Ada satu pasangan ketawa-ketawa setelah Fairuz membuat laporan ke polisi tentang konten asusila di Polda Metro. Ini maksudnya ketawa-ketawain siapa ini, pasangan ini ketawain siapa pasangan ini coba di cek bapak cyber, bapak Direktur cyber. Pak saya dan klien saya Fairuz sangat percaya kepada kewibawan Polda Metro Jaya khususnya yang saya hormati bapak Kapolda Metro tapi kenapa cara ketawa pasangan itu coba deh sangat-sangat saya pertanyakan kenapa pasangan itu ketawanya begitu mohon bapak untuk mengecek acara rumpi," tulis pengacara flamboyan itu di akun Instagram-nya.

Hotman mengatakan pihak Rey Utami dan Galih Ginanjar versus Fairuz seperti satu lawan seratus orang.

"Satu lawan 100 nih ye," ujar Pria yang dijuluki sebagai Raja Pailit itu.

Hotman juga mengatakan bahwa banyak ibu-ibu yang ketakutan, jangan sampai putri atau cucu perempuan mereka setelah bercerai, kemudian disebut kalau itunya (organ pribadinya) bau, keputihan, berjamur, atau bau ikan asin. Tujuan dia menangani kasus itu adalah karena kewajiban membela harkat wanita.

Dia juga menyindir bahwa kini pihak lawan sedang mencari celah untuk melawannya. Oleh karena itu, Hotman meminta dukungan agar jangan membiarkan Fairuz menangani kasus itu sendirian.

Video Dihapus

Pihak Rey Utami dan Pablo Benua telah menghapus video wawancara mereka dengan Galih Ginanjar, atas permintaan istri Galih (yang sekarang), Barbie Kumalasari. Pada video itu, Galih sebagai mantan suami Fairuz menyebut (organ intim) mantan istrinya berbau ikan.

"(Dihapus) diminta sama Barbie. Diminta sama mereka. Kalau enggak, lanjut kami, video mah enggak masalah," ucap Pablo di Dit Reskrimsus Polda Metro Jaya, Jakarta Pusat pada Selasa, 2 Juli 2019. []

Baca juga:

Berita terkait
0
Pengamat Nilai KPK Beri Harapan Tindak Lanjuti Penyelidikan Formula E
Gengan diperiksanya Gatot juga bisa memberikan informasi yang berarti dalam penyelidikan dugaan korupsi penyelenggaraan Formula E.