Perseteruan Fans Persija dan Persib, Sampai Kapan?

Perseteruan Jakmania, suporter Persija, dan Bobotoh, pendukung Persib, belum menunjukkan bakal berakhir.
Suporter Persib Bandung masih belum bisa datang ke Jakarta untuk memberi dukungan kepada tim kesayangan saat menghadapi tuan rumah Persija Jakarta dalam duel Liga 1 di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, Rabu 10 Juli 2019. (Foto: ANTARA/M Agung Rajasa)

Bandung - Laga besar Persija Jakarta melawan Persib Bandung di Jakarta tetap tanpa suporter tim tamu. Jakmania, kelompok pendukung Persija dan Bobotoh, suporter Persib, memang pernah menandatangani kesepakatan damai. Namun kesepakatan itu belum menjamin suporter tamu bisa datang ke Jakarta atau Bandung saat dua tim besar itu berduel. 

Duel di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, Rabu 10 Juli 2019 yang berakhir imbang 1-1 tetap belum bisa dihadiri suporter Persib. Setiap kali kedua tim bertemu di pertandingan, pemain dari Persib maupun Persija pun selalu memberi imbauan agar Jakmania dan Bobotoh bersatu. 

"Bersatulah demi bangsa Indonesia. Kita semua bersaudara," kata bek Persib, Supardi. Pemain Persija yang pernah membela Persib, Tony Sucipto pun menyebut laga itu tak berbeda dengan laga lain. Perseteruan kedua tim pun hanya sepanjang 90 menit pertandingan. 

Kondisi seperti ini menjadi tantangan  yang berat, jika terus berlangsung. Kedua kubu sudah seharusnya mengarah ke hal yang positif

Hanya tidak diizinkannya Bobotoh datang ke Jakarta menunjukkan bila rivalitas pendukung kedua klub itu masih berlanjut. Apalagi tewasnya seorang Jakmania, Haringga Sirla, di Bandung saat menyaksikan pertandingan Persija melawan Persib di musim lalu, masih segar dalam ingatan suporter sepak bola

Perseteruan dua kelompok suporter itu tampaknya belum menunjukkan tanda-tanda berakhir meski sudah ada kesepakatan damai. Sebuah ironi karena tidak ada kepastian pangkal atau awal penyebab perselisihan kedua suporter tersebut. 

Berlaga di Perserikatan

Padahal saat kedua tim masih berlaga di Perserikatan, tidak ada kisah keributan di antara kedua suporter. Padahal nuansa kedaerahan di era Perserikatan sangat kental. Namun suporter tetap adem ayem. 

JakmaniaJakmania, suporter Persija Jakarta, saat memberi dukungan kepada tim kesayangan yang menghadapi Persib Bandung di Stadion Gelora Bung Karno, Rabu 10 Juli 2019. Pertandingan yang tidak dihadiri suporter Persib itu berakhir imbang 1-1.

Bila akhirnya terjadi perselisihan, suporter kedua tim saat ini mungkin sulit menjelaskan mengapa itu bisa terjadi. Bisa dikatakan sampai saat ini tak ada hal pasti dan tak ada satu pun tokoh yang bisa menjelaskan secara pasti penyebab perselisihan antar kedua suporter itu. Ironisnya perselisihan tersebut seperti sudah mengakar dan sampai menelan korban jiwa. Tidak hanya satu atau dua nyawa melayang. Dan, kejadian tersebut terus berulang.

Sejak 2012 hingga 2018, tercatat sudah enam orang meninggal saat pertandingan antara kedua klub yang julukannya identik dengan Harimau, yaitu Maung Bandung dan Macan Kemayoran.

Pada Mei 2012, tercatat tiga nyawa melayang di GBK, yakni Rangga Cipta Nugraha, Lazuardi dan Dani Maulana. Mereka menjadi korban pengeroyokan saat pertandingan Persija melawan Persib.

Selanjutnya empat tahun berselang, seorang Jakmania tewas usai menyaksikan laga Persib melawan Persija di Stadion Manahan, Solo. Harun Al Rasyid Lestaluhu tewas dikeroyok di Tol Palimanan.

Setahun kemudian, Ricko Andrean tewas usai menyaksikan laga Persib melawan Persija di Stadion GBLA,Bandung. Ricko menjadi korban salah sasaran, dari sejumlah pendukung Persib. Padahal saat itu Ricko yang merupakan pendukung Persib tengah menyelamatkan suporter lain dari pengeroyokan. Namun naas nyawa Ricko yang menjadi korban hingga tak dapat terselamatkan.

Kematian Ricko saat itu sempat diyakini akan menjadi akhir dari perseteruan Jakmania dan Bobotoh. Bahkan para penegak hukum juga memfasilitasi berbagai upaya terciptanya perdamaian. Namun harapan tinggal harapan. Korban jiwa kembali jatuh di tahun lalu. Haringga Sirla yang merupakan pendukung klub Persija Jakarta harus tewas mengenaskan di Stadion Gelora Bandung Lautan Api ( GBLA)

Berbagai cara mendamaikan rivalitas antar kedua suporter sudah ditempuh, bahkan sampai tingkat pimpinan daerah. Namun harapan tak sejalan dengan kenyataan. Perdamaian masih sulit tercipta karena suporter yang berada di akar rumput enggan melakukan perdamaian.

Masalah ini menjadi sorotan bagi pelatih Persib Robert Rene Alberts. Menurutnya setiap olahraga memungkinkan adanya perbedaan tapi tidak seharusnya hal ini merugikan banyak pihak, termasuk membuat sulit salah satu klub saat akan bertanding.

"Kondisi seperti ini menjadi tantangan  yang berat, jika terus berlangsung. Kedua kubu sudah seharusnya mengarah ke hal yang positif," kata Alberts yang menyayangkan sikap suporter Persija yang menyoraki kiper Persib Muhammad Natshir Fadhil yang cedera parah di lapangan. Padahal, kiper itu mengalami cedera patah tulang dan membuat dia beristirahat cukup lama. 

Hasil pertandingan itu menjadikan Persib tetap berada pada posisi 12 dengan tujuh poin. Sementara Persija bertengger pada peringkat 13 dengan enam poin. []

Baca juga: 

Berita terkait