Perpustakaan Sejuk Berbahan Limbah Kayu di Semarang

Bangunan salah satu perpustakaan di Kota Semarang, Jawa Tengah, Microlibrary Warak Kayu,terbuat dari bahan limbah kayu
Bangunan Microlibrary Warak Kayu di Taman Kasmaran, Jalan Dr Soetomo, Kelurahan Kalisari, Semarang, berbahan limbah kayu. (Foto: Tagar/Yulianto)

Semarang - Beberapa anak berjalan manapaki tangga perpustakaanyang didesain mirip rumah panggung, di kawasan di Taman Kasmaran, Jalan dr Soetomo, Kelurahan Kalisari, Kota Semarang, Jawa Tengah, Selasa pagi, 11 Agustus 2020.

Tatap mata mereka terlihat cerah, senada dengan cerahnya matahari pagi yang bersinar hangat di sekitar perpustakaan Microlibrary Warak Kayu.

Ruangan di lantai atas rumah panggung itulah yang difungsikan sebagai perpustakaan. Beberapa set meja dan kursi kayu tertata rapi di situ. Warnanya sama denganrak-rak buku yang ada di sekelilingnya.

Di sisi lain ruangan, terdapat semacam jaring besar yang dipasang menutupi lubang berbentuk segi empat pada lantai kayu itu. Jaring itu sengaja dipasang untuk pengunjung perpustakaan yang ingin membaca buku sambil bersantai.

Beberapa anak yang sudah ada di situ mulai memilih-milih buku yang akan dibaca. Wajahnya mereka tertutup masker dan kaki terbungkus kaus kaki. Jemari tangan mungil mereka yang sudah dicuci dengan sabun, lincah menarik beberapa buku dari dalam rak.

Pengelola perpustakaan mewaibkan seluruh pengunjung untuk mencuci tangan dan tetap mengenakan masker serta kaus kaki selama berada di situ. Suhu tubuh para pengunjung pun telah diperiksa sebelum memasuki area perpustakaan.

Beragam Jenis Buku

Cerita Microlibrary Semarang 2Pengunjung Microlibrary Warak Kayu memilih buku koleksi yang ada seperti buku pelajaran, novel dan komik, Selasa, 11 Agustus 2020. (Foto: Tagar/Yulianto)

Seorang anak laki-laki berusia delapan tahun, Ajip, tampak serius membaca komik Naruto koleksi perpustakaan tersebut.

Ajip mengaku senang berkunjung ke perpustakaan itu karena dirinya bisa membaca komik-komik tentang tokoh kartun kegemarannya.

"Iya seneng banget baca buku di sini, soalnya ada komik dan buku cerita juga. Saya pilih komik Naruto, karena ceritanya seru, Mas," ujar Ajip.

Ajip mengaku dia lebih suka duduk di kursi di ruangan itu daripada harus duduk di atas jaring di sisi lain ruangan.

“Kalau duduk di jaring gak berani, nanti takut jatuh," imbuhnya.

Berbeda dengan Ajip, Gita, 16 tahun, yang saat ini duduk di kelas 2 SMA, lebih suka membaca novel remaja.

"Saya suka banget dengan buku ini, juga sama suasana tempat ini. Angginnya keluar masuk, di dalam jadi semilir dan sejuk," kata Gita sambil menunjukkan novel berjudul Best Mistake, karya Jenny Annisa.

Besok-besok lagi saya mau kesini lagi pengen baca buku koleksi lainnya.

Hadassah Gloria Purnama, pengelola Microlibry Warak Kayu Semarang, mengatakan, microlibrary ini bukan yang pertama dibangun di Indonesia. Sebelumnya perpustakaan semacam itu sudah ada di Bandung dan beberapa kota besar lainnya.

Tapi, untuk microlibrary yang dikelolanya, sengaja didesain dengan konsep eco frendly, selain sebagai ruang membaca juga ada aktivitas dan tempat berkumpul.

"Tujuannya untuk merangkul komunitas yang ada, dan juga untuk meningkatkan awareness terhadap buku bukan gadget,"ujarnya, saat ditemui dalam acara trial pengunjung di Microlibrary Warak Kayu.

Dalam masa trial microlibrary ini, kata dia, pengunjung dibatasi maksimal sebanyak 10 anak. Karena saat ini, masih dalam masa pandemi.

“Kalau yang datang ke sini lebih dari 10 anak, kami buat giliran, yang lain diminta untuk dibawah dulu, sembari main ayunan atau duduk-duduk,"terangnya.

Cerita Microlibrary Semarang 3Pengunjung sedang membaca buku di lantai yang terbuat dari net atau jaring di Microlibrary Warak Kayu Semarang, Selasa, 11 Agustus 2020.(Foto: Tagar/Yulianto)

Untuk pengaturan giliran tersebut, pihaknya menyiapkan seorang petugas yang standby. Dia bertugas untuk memastikan penerapan prosedur kesehatan di lokasi itu.

Petugas itu pula yang bertugas untuk mengumpulkan buku-buku yang sudah dibaca kemudian melakukan sterilisasi sebelum dikembalikan ke dalam rak buku.

“Sehingga kalau ada orang yang baru datang, buku tersebut sudah bisa digunakan, " katanya.

Bangunan Terbuat dari Limbah Kayu

Haddasah melanjutkan, sebenarnya pihak pengelola sudah menyiapkan beragam kegiatan untuk anak-anak di lokasi itu, seperti mengenalkan anak pada lingkungan, memperkenalkan beragam jenis tumbuhan, kayu, dan lain-lain. Tapi beberapa rencana terpaksa ditunda akibat pandemi.

Microlibrary Warak Kayu yang bangunannya terbuat dari limbah kayu ini, akan dibuka penuh untuk umum mulai September 2020, mulai pukul 08.30 WIB hingga pukul 15.30 WIB.

Sementara, Daliana Suryawinata, salah satu perancang dari Suryawinata Haizelman Architecture Urbanism (SHAU) mengatakan, pembangunan Microlibrary Warak Kayu di Semarang hasil dari kolaborasi antara pemerintah setempat, CSR, foundation, dan komunitas.

Microlibrary Warak Kayu Semarang juga menjadi perpustakaan pertama di Kota Semarang yang dibangun dengan menggunakan material limbah kayu.

"Untuk desain Warak Kayu mengikuti bentuk wajik yang terinspirasi dari sistem konstruksi Zollinger dari Jerman dan juga menyerupai sisik kulit Warak atau hewan mitologi khas Semarang. Sedangkan konsep façade berupa screen layering, dimana ada elemen yang mem-filter cahaya matahari langsung agar panasnya tidak masuk, namun interior-nya tetap terang walaupun tanpa lampu di siang hari. Penghawaan silang yang penting untuk mendinginkan interior bangunan tanpa AC. Terdapat juga secondary layer untuk menghalangi hujan masuk,” terang Daliana.

Bangunan, area publik yang dibangun tepi Kali Semarang tak jauh dari Kampung Pelangi ini, terpilih menjadi desain perpustakaan terbaik pada ajang arsitektur internasional Architizer A+ Awards 2020.

Cerita Microlibrary Semarang 4Pengelola Microlibrary Warak Kayu menyiapkan ruang baca di atas jaring agar pengunjung lebih santai dalam membaca, Selasa, 11 Agustus 2020. (Foto: Tagar/Yulianto).

Desain bangunan Microlibrary Warak Kayu tersebut berhasil menyisihkan berbagai desain perpustakaan dari berbagai negara, antara lain Rural Library di Zhejiang (China), Architecture Library di Bangkok, (Thailand), - Hunters Point Library New York (Amerika), dan Billie Jean King Main Library di California (Amerika).

Desain bangunannya juga dirancang agar tetap sejuk meski tanpa menggunakan pendingin ruangan (AC).

Sebelumnya, Wali Kota Semarang, Hendar Prihadi memuji desain dan bahan pembuatan bangunan Microlibrary Warak Kayu, yang dinilai sejalan dengan semangat Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi dalam menerapkan konsep bangunan Eco Green dalam fasilitas publik yang ada di Ibu Kota Jawa Tengah.

Hendi, sapaan akrabnya menyebut keberhasilan Microlibrary warak kayu menyabet penghargaan tingkat internasional merupakan hasil kolaborasi dari berbagai elemen. SHAU Indonesia sebagai arsitektur bangunan,

PT. Kayu Lapis Indonesia memasok kayu-kayu hasil olahan limbah pabrik yang sudah tidak terpakai. Sedangkan Pemerintah Kota Semarang menyediakan lahan, perusahaan swasta menanggung biaya pembangunan, serta masyarakat yang ikut memilih melalui vote.

Perihal keterlibatan pemerintah daerah, Hendi menjelaskan bahwa pemerintah daerah berperan dalam penyediaan lahan pembangunan perpustakaan itu, yang letaknya sangat strategis di pusat Kota Semarang.

“Pemerintah Kota Semarang diminta untuk menyediakan tempat atau lahan minimal seluas 300 meter persegi. Kebetulan kami sedang mengembangkan sebuah wilayah di daerah Semarang Selatan, yang sekarang terkenal dengan sebutan Kampung Pelangi. Maka mengenai lokasi tersebut kemudian kami sampaikan kepada pihak arsitek dan desain. Ternyata semua setuju,” terang Hendi.

Lebih lanjut dirinya berharap Microlibrary ini bisa memberi dampak baik kepada masyarakat. Selain menjadi ikon kebangkitan suatu wilayah yang dulunya kumuh menjadi menarik dan mengundang wisatawan untuk berkunjung.

“Kehadiran microlibrary bisa menjadi ikon yang luar biasa. Kebangkitan suatu wilayah yang dulunya kumuh, kemudian muncul menjadi tempat yang cukup menarik karena banyak wisatawan yang kemudian berbondong-bondong untuk datang ke sini,” jelasnya. []

Baca juga: 

Togap Marpaung, Nasib Whistleblower Kasus Korupsi

Gemeresak Suara HT di Ruang Guru SD Kulon Progo


Berita terkait
50 Tahun Merakit Bilah Buluh Jadi Layangan di Kudus
Seorang lansia di Kabupaten Kudus mengisahkan tentang pekerjaannya sebagai perajin layang-layang, yang ditekuninya sejak 50 tahun lalu.
Silancur Highland Negeri di Atas Awan Magelang
Kota Magelang, Jawa Tengah memiliki obyek wisata pegunungan yang kerap disebut negeri di atas awan, yakni Silancur Highland
Narapidana Pekerja Kafe dan Barbershop di Malang
Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Malang mendirikan kafe dan barbershop yang pekerjanya merupakan narapidana asimilasi, sebagai bekal saat bebas
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.