Permohonan Tunjangan Pengangguran di Amerika Serikat

Pandemi virus corona di Amerika Serikat melemahkan pasar tenaga kerja yang akhirnya meningkatkan pengangguran dan permohonan tunjangan pengangguran
Ratusan orang antre di pusat layanan karier, Kentucky Career Center, untuk memproses tunjangan pengangguran, di Frankfort, Kentucky, 18 Juni 2020. (Foto: voaindonesia.com/Reuters)

Jakarta - Departemen Tenaga Kerja Amerika Serikat (AS) mengatakan sekitar 787.000 pekerja di AS mengajukan tunjangan pengangguran pekan lalu. Jumlah itu adalah yang tertinggi dalam sejarah, tetapi 73.000 lebih sedikit daripada pekan sebelumnya. Dikabarkan, 22 Oktober 2020, Pandemi virus corona terus melemahkan pasar tenaga kerja Amerika tujuh bulan sejak virus corona merebak di Negeri Paman Sam itu.

Ada lebih dari 8,4 juta pekerja menganggur di AS dengan tingkat pengangguran pada 7,9% untuk pekan yang berakhir 10 Oktober 2020. Beberapa ekonom berpandangan angka tersebut akan tetap tinggi selama berbulan-bulan. Hanya sedikit melebihi setengah dari 22 juta lapangan pekerjaan AS yang hilang akibat pandemi berhasil dipulihkan.

Angka klaim mingguan terbaru ini jauh di bawah angka rekor 6,9 juta klaim yang diajukan pada akhir Maret lalu ketika virus corona melanda Amerika Serikat. Namun, tetap melebihi angka tertinggi sebelum pandemi yang tercatat sejak 1960-an.

Sejumlah pemilik usaha telah mempekerjakan kembali jutaan pegawai yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) selama penutupan bisnis pada awal 2020. Namun beberapa bisnis yang terpukul keras, tidak bisa dengan cepat memulihkan operasi atau ditutup permanen. Akibatnya, pekerja menganggur atau mencari pekerjaan baru sementara infeksi virus corona naik lagi.

Selain itu, perusahaan besar seperti AT&T, Warner Media, Walt Disney, dan Allstate, juga beberapa maskapai penerbangan, mengumumkan PHK besar-besaran dalam beberapa minggu terakhir karena ekonomi terbesar di dunia itu sedang berjuang untuk memulihkan kembali pijakannya.

Presiden AS, Donald Trump, dan Demokrat di Kongres selama berminggu-minggu tidak berhasil mencapai kesepakatan dalam negosiasi paket stimulus virus corona baru, meskipun pembicaraan terus berlanjut.

Kurang dari dua minggu hari pemilu resmi, dan jutaan warga AS sudah memberikan suara lebih awal, prospek kesepakatan bantuan baru sebelum 3 November 2020 termasuk bantuan pengangguran, tampaknya tidak akan tercapai.

Menteri Keuangan Steven Mnuchin dan Ketua DPR Nancy Pelosi, yang memimpin perundingan untuk Demokrat, minggu ini mengadakan pembicaraan dan dijadwalkan untuk berbicara lagi pada Kamis, 22 Oktober 2020. Kepala Staf Gedung Putih Mark Meadows, Rabu, 21 Oktober 2020, mengindikasikan Presiden Trump tampaknya tidak bersedia untuk berkompromi dan mempertimbangkan tuntutan pihak Demokrat. (mg/jm)/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Trump dan Joe Biden Pamer Visi Ekonomi yang Bertolakbelakang
Petahana Presiden Amerika Serikat, Donald Trump dan calon dari Partai Demokrat, Joe Biden memamerkan visi perekonomian yang bertolakbelakang.
Lockdown di Amerika Tidak Bikin Hancur Ekonomi
Amerika sedang dihadapkan pada dua pilihan: nyawa manusia atau ketahanan ekonomi. Tulisan seorang WNI yang bekerja di New York, Amerika Serikat.
0
Melihat Epiknya Momen Malam HUT DKI Jakarta Lewat Lensa Galaxy S22 Series 5G
Selain hadir ke kegiatan-kegiatan yang termasuk ke dalam agenda perayaan HUT DKI Jakarta, kamu juga bisa merayakannya dengan jalan-jalan.