Permintaan Ketua Wadah Pegawai KPK ke Idham Azis

Ketua Wadah Pegawai KPK Yudi Purnomo mempunyai permintaan yang harus segera dilakukan oleh calon Kapolri Idham Azis selama masa kepemimpinannya.
Calon Kapolri Komjen Pol Idham Azis. (Foto: Instagram/@celebestopnews)

Jakarta - Ketua Wadah Pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (WP KPK) Yudi Purnomo menegaskan calon tunggal Kapolri Komjen Pol Idham Azis memprioritaskan pengungkapan kasus penyerangan terhadap penyidik KPK Novel Baswedan.

"Bahwa saat ini kebetulan salah satu calon Kapolri-nya adalah Bapak Idham Azis yang juga merupakan ketua tim teknis dalam pengusutan kasus Bang Novel," ucap Yudi di Jakarta, Rabu, 30 Oktober 2019, seperti diberitakan Antara

Saat masih menjabat sebagai Kepala Bareskrim Polri, kata Yudi, Azis ditunjuk sebagai ketua tim teknis bentukan Polri untuk mengungkap kasus Novel tersebut.

"Saat ini, tentu saja kami menunggu pak Idham Azis menjadi Kapolri.  Sehingga memiliki kewenangan yang lebih besar dan lebih luas dan kami harapkan pengungkapan pelaku," kata dia. 

Dia menginginkan kasus Novel Baswedan dapat secepatnya terungkap di bawah kepemimpinan calon Kapolri Idham Azis ke depan. 

"Baik itu pelaku langsung ataupun yang menyiram, dalang-dalang itu segera diungkap dan jadi prioritas, misalnya dalam 100 hari kepemimpinan beliau," ujar Yudi.

Dia mengharapkan saat kerja tim teknis bentukan Polri berakhir pada Kamis, 31 Oktober 2019, tentu hasilnya dapat disampaikan ke publik.

"Apapun hasilnya, baik pelakunya tertangkap atau belum tertangkap, ditemukan fakta-fakta baru, bukti-bukti baru, kesaksian baru, bisa diumumkan ke masyarakat sebagai bentuk transparansi," tuturnya.

Sampai saat ini harapan kami jika tidak tertangkap sampai 31 Oktober, presiden bentuk TGPF untuk ungkap kasus ini setuntas-tuntasnya.

Dengan disampaikan hasil kerja tim teknis, diharapkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) bisa mengevaluasi terhadap kinerja yang sudah dilakukan oleh tim teknis selama ini.

"Apalagi sebelumnya pak Jokowi juga sudah memotong dari enam bulan (waktu kerja tim teknis) hasil rekomendasi TPF (Tim Pencari Fakta) gabungan pakar dan Kepolisian menjadi tiga bulan," ujar Yudi.

Jika nantinya pelaku penyerangan terhadap Novel belum juga bisa terungkap, dia meminta Jokowi membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF).

"Sampai saat ini harapan kami jika tidak tertangkap sampai 31 Oktober, presiden bentuk TGPF untuk ungkap kasus ini setuntas-tuntasnya," katanya. 

Dengan adanya kasus Novel, dia mengatakan ke depan akan membuka jalan terkait pelaku teror yang selama ini mengintai pegawai KPK.

"Kami harapkan bahwa kasus terhadap Bang Novel ini akan menjadi pembuka kotak pandora teror-teror terhadap pegawai KPK dan juga pimpinan KPK yang belum terungkap selama ini," ucap Yudi.

Diketahui, Novel Baswedan diserang oleh dua orang pengendara motor pada 11 April 2017 seusai salat subuh di Masjid Al-Ihsan dekat rumahnya.

Pelaku menyiramkan air keras ke kedua mata Novel, sehingga mengakibatkan mata kirinya tidak dapat melihat karena mengalami kerusakan yang lebih parah dibanding mata kanannya. [] 

Baca juga:

Berita terkait
Masjid Dekat Rumah Novel Baswedan
Masjid yang menjadi saksi bisu ketika dua orang mencurigakan datang, menyiramkan air keras ke wajah Penyidik KPK Novel Baswedan.
Kegiatan Novel Baswedan di Tengah Kecewa TGPF
Novel Baswedan kecewa Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) gagal mengungkap siapa pelaku penyiraman air keras kepada dirinya.
Kasus Novel Baswedan, Saatnya Jokowi Intervensi
Menurutnya, kasus Novel sederhana, sementara tim satgas telah memeriksa banyak materi dan saksi, tetapi gagal.
0
Surya Paloh Sebut Nasdem Tidak Membajak Ganjar Pranowo
Bagi Nasdem, calon pemimpin tak harus dari internal partai. Ganjar Pranowo kader PDIP itu baik, harus didukung. Tidak ada membajak. Surya Paloh.