Perjuangan Rafa, Anak Usia Dua Tahun dengan Gagal Ginjal Stadium Empat

Saat berusia 9 bulan, Rafa didiagnosis oleh dokter di Lampung, telah mengidap penyakit gagal ginjal stadium IV.
Rafardhan Hasan Athalla usia dua tahun (kiri) sedang menjalani perawatan di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta karena penyakit gagal ginjal stadium empat. Ia ditemani ibundanya, Lienda Wati (kanan). (Foto: Dok Keluarga/Tagar/Morteza Syariati Albanna)

Jakarta, (Tagar 20/2/2019) - Sesosok wanita berhijab tengah tertidur setengah lelap beralaskan karpet busa di lorong Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta. Meskipun letih dan berusaha terpejam, telinganya terjaga selalu mendengar tiap panggilan informasi yang keluar dari pengeras suara toa rumah sakit.

“Mama Rafa, mama Rafa,” begitu terkejutnya dia terhadap panggilan itu. Lalu ia duduk bersila, terbangun dari mimpi siangnya. “Ya, saya di sini,” ucap wanita bernama Lienda Wati seraya tersenyum.

Sudah seminggu lebih Lienda berada di RSCM, ia menceritakan sebab musabab kedatangannya ke Jakarta, karena putra semata wayangnya, Rafardhan Hasan Athalla, dirawat di RSCM karena mengidap gagal ginjal sejak usia dini.

Saat berusia 9 bulan Rafa, sapaan akrab Rafardhan, didiagnosis oleh dokter di Lampung telah mengidap penyakit gagal ginjal stadium IV.

“Saat itu ia demam tinggi, sudah dikasih parasetamol namun tidak turun juga panas badannya. Lalu kita periksa ke dokter, dan cek darah di sana hasilnya adalah Rafa sudah terkena gagal ginjal stadium IV,” tuturnya lirih.

Meskipun diprediksi Rafa sulit sembuh total, tak terpancar raut pesimis di wajahnya. Sesekali ia mengulas senyum, karena baginya inilah perjuangan sejati yang harus ia lalui bersama sang suami. Fokus pada penyembuhan Rafa.

Bersama suami, Lienda rela bolak-balik Lampung-Jakarta, bahkan tak segan ia pun mesti menginap berhari-hari di lorong RSCM dengan segala keterbatasan finansial yang saat ini memang tengah ia alami.

Lienda yang merupakan Magister (S2) jurusan kebijakan manajemen kesehatan lulusan Universitas Gadjah Mada (UGM), merelakan tidak nyemplung sebagai orang kantoran untuk mencari nafkah. Segenap enerji yang ia miliki tercurah ke Rafa, demi kesembuhan sang buah hati, tak henti-hentinya ia melantunkan doa.

“Teman-teman saya semua mungkin sudah bisa cicil rumah, punya mobil, tetapi saat ini saya masih tinggal sama orangtua. Namun, tidak apa-apa, karena ini semua saya curahkan memang untuk kesembuhan Rafa,” ucapnya di RSCM kepada Tagar News, Rabu (20 /2).

Ia menceritakan bahwasannya dengan bekal sertifikat pendidikan tinggi yang ia miliki, Lienda bisa saja bekerja full time sebagai dosen. Namun, hal itu mesti diurungkan. Bila bekerja total, tentu saja Rafa tidak ada yang mengurus di rumah. Suaminya bekerja part time sebagai peneliti. Sama seperti sang istri, mereka berdua memfokuskan untuk kesembuhan anaknya.

Setiap 4 jam sampai 6 jam setiap hari, Rafa harus melakukan cuci darah CPAD di bagian perut sebagai terapi penyembuhan penyakit yang dideritanya. Continous Ambulatory Peritoneal Dialysis atau CPAD menjadi alternatif terapi untuk penderita gagal ginjal selain cuci darah dan cangkok ginjal.

“Jam 6 pagi dilakukan CPAD, nanti jam 10 dan jam 2 siang CPAD lagi, begitu seterusnya, namun tak mesti sampai seharian juga sih. Ada jam tertentu tidak dilakukan CPAD,” tuturnya tersenyum.

Dengan adanya fasilitas BPJS Kesehatan yang nyata dan sangat membantu masyarakat, Lienda manfaatkan betul keberadaan asuransi kesehatan yang disubsidi oleh pemerintah. Menurutnya, saat mengurus BPJS pun tak rumit, hanya saja alat terlengkap dalam penanganan penyakit gagal ginjal terlengkap saat ini hanya tersedia di Jakarta.

“Di RSCM Rafa diperiksa segala organ tubuhnya. Jantung, paru-paru semuanya baik. Hanya saja ginjal Rafa kata dokter sudah masuk stadium V yang ada kemungkinan akan dilakukan transplantasi ginjal,” ucap Lienda.

Ia melanjutkan, untuk saat ini tidak mungkin dilakukan transplantasi ginjal. Sebab, kondisi putranya belum sadar betul dari koma. Dalam beberapa hari ini, kondisi kesehatan bocah kelahiran 5 Juli 2016 ini masih dalam penanganan intensif pihak rumah sakit.

“Kemarin Rafa sempat kejang-kejang, lalu kata dokter tidak dimungkinkan untuk melakukan transplantasi ginjal. Saya ikuti saja, karena kemarin sempat diberikan edukasi juga oleh suster RSCM. Saya pokoknya terus pupuk semangat selalu, meskipun kondisi putra saya sekarang ya seperti ini, saya yakin ia akan sadar kembali dan bisa berkumpul kembali bersama saya dan keluarga,” harapnya. []

Bersambung

Berita terkait
0
LaNyalla Minta Pemerintah Serius Berantas Pungli
Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, meminta pemerintah serius memberantas pungutan liar (pungli). Simak ulasannya berikut ini.