Perguruan Tinggi Vokasi, Solusi Anak Milenial Ciptakan Lapangan Kerja

Pendidikan vokasi diharapkan mampu menggerakkan beberapa sektor motor ekonomi Indonesia.
Perguruan Tinggi vokasi di Aceh di antaranya Politeknik Aceh, Politeknik Indonesia Venezuela, Politeknik Aceh Selatan, Politeknik Kutaraja dan Politeknik Negeri Lhokseumawe. (Foto: Tagar/Fahzian Aldevan)

Banda Aceh, (Tagar 11/1/2019) - Pelaksana Tugas Gubernur Aceh Nova Iriansyah, meminta Perguruan Tinggi vokasi di Aceh mencetak lulusan yang mampu menciptakan lapangan kerja.

Ada beberapa Perguruan Tinggi vokasi di Aceh di antaranya Politeknik Aceh, Politeknik Indonesia Venezuela, Politeknik Aceh Selatan, Politeknik Kutaraja, dan Politeknik Negeri Lhokseumawe.

"Kalau full of skill harus menyediakan lapangan kerja, saya cenderung ingin ada penciptaan lapangan kerja, karena ada investment dari Aceh sendiri. Saya minta politeknik juga mengajarkan enterpreneurship agar dapat menciptakan lapangan kerja bukan mencari lapangan kerja. Nanti anak seperti ini (mampu ciptakan lapangan kerja) yang akan saya rekrut untuk mengembangkan sumber daya di Aceh," kata Nova kepada wartawan dalam keterangannya, Jumat (11/1).

Nova mengatakan, terkait pengembangan pendidikan vokasi di Aceh.  Dukungannya jelas seperti yang tertuang dalam visi misi Irwandi-Nova. 

Meskipun demikian, Pemerintah Aceh tidak dapat mencampuri secara langsung pendanaan Perguruan Tinggi Negeri Politeknik di Aceh, sebab kewenangan terhadap Perguruan Tinggi diatur oleh Pemerintah Pusat berdasarkan undang-undang yang berlaku.

Oleh karena itu, agar pengembangan pendidikan vokasi tidak mangkrak, Nova berharap pihak politeknik mampu berinovasi mencari berbagai sumber pendanaan selain dari APBA. Misalnya, menggunakan skema kerjasama dengan pihak swasta seperti yang telah dilakukan Rumah Sakit Umum Zainal Abidin.

Nova mengimbau, agar politeknik dapat memberikan masukan secara rutin kepada pihaknya. Kemudian, mengajak semua pihak bekerja secara baik dan berintegritas, serta loyal dalam membangun Aceh.

Sementara Perwakilan Politeknik seluruh Provinsi Aceh Yuhanis Yunus memaparkan, dalam mengembangkan suatu negara selain dari sumber daya alam, sumber daya manusia dari bakat dan skill sangatlah penting. 

Kemampuan tersebut bisa diperoleh melalui pendidikan vokasi. Menurut Nova, pendidikan vokasi berbeda dengan universitas, karena 70 persen praktik dan terori hanya 30 persen.

"Kita berharap pendidikan vokasi dapat membantu kerja Pemerintah Aceh untuk periode 2017- 2022. Sampai dengan Februari 2018 Presiden masih sangat antusias membahas terkait pendidikan  vokasi," ujar Yuhanis. 

Pendidikan vokasi diharapkan mampu menggerakkan beberapa sektor motor ekonomi Indonesia. Di antaranya manufaktur, kesehatan, ekonomi digital, wisata, pekerja migran serta agribisnis.

Meskipun demikian, dalam mengembangkan pendidikan vokasi di Aceh pihaknya kerap dihadapkan berbagai tantangan. Seperti, terbenturnya dengan regulasi yang tidak memberikan wewenang kepada pemerintah daerah, dan terlibat langsung dalam pendanaan pengembangan Perguruan Tinggi Negeri vokasi di Aceh.

Yuhanis mengatakan, citra vokasi sebagai salah satu pendidikan unggulan dapat menjadi salah satu pendidikan untuk membangun Aceh yang lebih baik. Selain itu, ia berharap mahasiswa lulusan pendidikan vokasi yang memiliki skill dapat memajukan Kawasan Industri Aceh di Ladong dan KEK di Lhokseumawe. []

Berita terkait
0
Tinjau Lapak Hewan Kurban, Pj Gubernur Banten: Hewan Kurban yang Dijual Dipastikan Sehat
Penjabat (Pj) Gubernur Banten Al Muktabar meninjau secara langsung lapak penjualan hewan kurban milik warga di Kawasan Puspiptek.