Perempuan dan Imigran Banyak yang Terima Beasiswa Rhodes 2022

Kelompok mahasiswa AS yang terima beasiswa Rhodes untuk 2022 mencakup jumlah terbesar perempuan yang pernah terpilih dalam satu tahun
Seorang pria berjalan di depan gedung Universitas Oxford, di tengah penyebaran Covid-19 di Oxford, Inggris, 6 Oktober 2020 (Foto: voaindonesia.com/Reuters)

Jakarta – Kelompok mahasiswa Amerika Serikat (AS) yang menerima beasiswa Rhodes untuk 2022 mencakup jumlah terbesar perempuan yang pernah terpilih dalam satu tahun. Demikian seperti diumumkan oleh Rhodes Trust sebagai pengelola beasiswa itu Minggu, 21 November 2021.

Beasiswa Rhodes atau Rhodes Scholarship adalah program beasiswa tingkat pascasarjana yang diberikan kepada mahasiswa internasional untuk belajar di Universitas Oxford. Didirikan pada tahun 1903, Rhodes Scholarship merupakan program beasiswa pascasarjana tertua di dunia dan dianggap sebagai salah satu program beasiswa internasional paling bergengsi di dunia. Pendirinya, Cecil John Rhodes, ingin menanamkan rasa kepemimpinan berwawasan sipil dan keandalan moral pada para pemimpin masa depan, terlepas dari jalur karir yang mereka pilih.

“Untuk tahun ajaran 2022, dari 32 mahasiswa yang dipilih untuk belajar di Universitas Oxford di Inggris, 22 adalah perempuan,” kata staf kantor pengelola Yayasan Rhoades di Amerika dalam sebuah pernyataan.

Salah satu wanita yang beruntung adalah Louise Franke, seorang mahasiswi tahun ke-empat berusia 21 tahun yang belajar biokimia di Universitas Clemson di South Carolina, AS. Franke mengatakan dia berharap bisa menggabungkan minatnya dalam sains dan kebijakan publik melalui karir dalam bidang kebijakan perawatan kesehatan. Dia merencanakan akan belajar ilmu politik, filsafat dan ekonomi di Universitas Oxford.

bus wisata di depan oxford inggrisBus wisata melewati gedung Universitas Oxford, di tengah penyebaran Covid-19, di Oxford, Inggris, 6 Oktober 2020 (Foto: voaindonesia.com/Reuters)

Franke, yang berasal dari Spartanburg, South Carolina, juga merupakan mahasiswa Clemson pertama yang terpilih sebagai penerima beasiswa Rhodes. Dia mengatakan bahwa mentornya dan berbagai program akademik di Universitas Clemson sebagai bagian integral dari kesuksesannya.

“Rasanya luar biasa menjadi bagian dari momen bersejarah ini, sebagai seorang wanita dan sebagai seorang wanita dari wilayah selatan Amerika,” kata Franke. “Saya benar-benar tidak bisa berkata-kata.”

Di antara para pemenang beasiswa bergengsi itu adalah Devashish Basnet, seorang mahasiswa tahun ke-empat yang belajar ilmu politik di Hunter College di Kota New York. Basnet tiba di Amerika Serikat sebagai pencari suaka ketika berusia 7 tahun dari Nepal dan menghabiskan sebagian besar masa kecilnya di pengadilan imigrasi, sebuah pengalaman yang menurutnya membantu mengubah minatnya terhadap kebijakan imigrasi.

Basnet, yang sekarang berusia 22 tahun dari Hicksville, New York, mengatakan bahwa dia bangga mewakili komunitas tempat asalnya, terutama sebagai tamatan sekolah negeri di Kota New York.

“Saya benar-benar seperti pingsan. Rasanya tidak nyata,” kata Basnet saat mengetahui bahwa dia telah memenangkan penghargaan bergengsi lewat Zoom.

Proses seleksi dilakukan secara virtual untuk tahun kedua berturut-turut akibat pandemi virus corona.

Di ruang kuliah yang kosong di Universitas Princeton, Josh Babu mulai menangis ketika mendengar namanya dibacakan. Mahasiswa berusia 21 tahun dari Scottsdale, Arizona, AS, itu benerencana akan meneruskan kuliah di fakultas kedokteran tahun depan. Dia ingin menjadi dokter yang melayani populasi LGBTQ. Panggilan itu diperolehnya selagi menempuh pendidikan di perguruan tinggi setelah dia sendiri tumbuh besar sebagai gay dalam lingkungan yang menurutnya konservatif.

Namun, beasiswa Rhodes akan membantu Babu memulai karir kebijakan yang akan menyentuh kehidupan lebih banyak orang gay dan transgender, katanya. Tesis untuk gelar Sarjana yang dibuatnya mengeksplorasi manfaat bagi kesehatan dari perawatan medis yang menyetujui pilihan gender untuk anak-anak transgender. Penelitian semacam itu perlu, kata Babu, karena sebagian anggota parlemen negara bagian telah berusaha membatasi perawatan seperti itu.

siswa pakai masker di amerikaSiswa pakai masker di dalam kelas untuk mencegah penyebaran virus Covid-19 di Santa Fe South High School, Oklahoma City, Oklahoma, AS, 1 September 2021 (Foto: voaindonesia.com - REUTERS/Nick Oxford)

“Saya berharap hanya menjadi dokter bagi pasien gay dan transgender,” kata Babu. “(Beasiswa) ini sekarang memberi saya kesempatan untuk berada dalam kebijakan kesehatan dan benar-benar mempengaruhi perubahan pada tingkat” yang “jauh lebih besar dan berjangkauan luas.”

Tiga perguruan tinggi -Claremont McKenna College di California, Mount Holyoke College di Massachusetts, dan Union College di New York- memiliki penerima beasiswa bergengsi itu untuk pertama kalinya dalam setidaknya 25 tahun.

Semua penerima beasiswa dari Amerika, yang berjumlah 32 mahasiswa, akan memulai studi mereka di Oxford pada bulan Oktober tahun 2022. Beasiswa menutup seluruh biaya keuangan untuk mengikuti kuliah di Universitas Oxford.

Para pelamar beasiswa itu harus didukung oleh perguruan tinggi atau universitas mereka. Panitia seleksi dari 16 distrik di Amerika kemudian memilih dan mewawancarai para finalis sebelum memilih dua mahasiswa dari setiap distrik (lt/vm)/voaindonesia.com. []

Presiden Jokowi Beri Wejangan ke Penerima Beasiswa LPDP

Syarat Berburu Beasiswa di Negeri Kanguru

Kemenkominfo Sediakan 50.000 Beasiswa Digital

Ini Enam Tokoh Penerima Beasiswa Supersemar, Satu di Antaranya Mahfud MD

Berita terkait
Presiden Jokowi Beri Wejangan ke Penerima Beasiswa LPDP
Presiden Joko Widodo atau Jokowi memberikan wejangan kepada penerima beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.