Perempuan Afghanistan Dilarang Oleh Taliban Mengikuti Ujian Masuk Universitas

Taliban di Afghanistan makin memperketat larangan bagi perempuan untuk mengenyam pendidikan tinggi
Sejumlah mahasiswi berkumpul di luar Universitas Kabul di Kabul, Afghanistan, 21 Desember 2022. Pemerintahan Taliban melarang pelajar putri untuk mengikuti tes masuk universitas swasta mulai perkuliahan musim semi 2023. (Foto: voaindonesia.com/AP Photo/Ebrahim Noroozi, arsip)

TAGAR.id - Taliban di Afghanistan makin memperketat larangan bagi perempuan untuk mengenyam pendidikan tinggi dengan melarang pelajar putri untuk mengikuti ujian masuk universitas swasta.

Larangan itu berlaku hingga batas waktu yang tidak ditentukan. Ayaz Gul melaporkannya untuk VOA.

Kepada VOA, juru bicara Kementerian Pendidikan Tinggi Taliban, Ziaullah Hashmi, Sabtu, 28 Januari 2023, membenarkan bahwa mereka telah mengirimkan surat kepada seluruh universitas swasta di Afghanistan yang memerintahkan agar tidak menerima mahasiswi untuk semester musim semi mendatang.

protes perempuan afghanistan di kabulSejumlah perempuan memegang plakat selama aksi protes menuntut pengakuan hak-hak kaum perempuan di dekat masjid Shah-e-Do Shamshira di Kabul, Afghanistan, 24 November 2022. (Foto: voaindonesia.com/AFP)

Ujian masuk akan berlangsung pada akhir Februari 2023.

Surat tersebut memperingatkan bahwa universitas-universitas yang tidak memberlakukan dekrit tersebut akan menghadapi tindakan hukum.

Taliban telah melakukan pembatasan besar-besaran terhadap hak-hak dan kebebasan perempuan, mengecualikan mereka dari sebagian besar bidang pekerjaan dan melarang mereka menggunakan taman, pusat kebugaran, dan tempat pemandian umum.

Mereka melarang anak perempuan bersekolah selepas kelas enam, sejak merebut kembali kekuasaan pada Agustus 2021.

Bulan lalu, para penguasa Islamis secara tiba-tiba menutup universitas bagi mahasiswi hingga pemberitahuan lebih lanjut. Mereka juga melarang perempuan bekerja untuk organisasi non-pemerintah nasional dan internasional.

Larangan terbaru ini telah memicu protes global dan seruan agar dicabut. Hal ini juga mendorong Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk mengirimkan delegasi tingkat tinggi ke Kabul bulan ini untuk menyampaikan keprihatinan internasional dan mendesak para pemimpin Taliban untuk melonggarkan pembatasan terhadap perempuan. (vm/ft)/voaindonesia.com. []

Berita terkait
PBB Desak Taliban untuk Segera Akhiri Kampanye Berbahaya Terhadap Perempuan
Kampanye sistematis oleh otoritas de facto negara itu untuk secara bertahap menghapus perempuan dari kehidupan publik ….