Perekonomian Filipina Digoyang Krisis Kesehatan Mental

Krisis kesehatan mental jadi ancaman baru bagi perekonomian Filipina di masa pandemi virus corona yang melanda negeri itu
Suasana di sebuah klinik Covid-19 di Manila, Filipina (Foto: dw.com/id)

Manila - Pandemi viris corona (Covid-19) di Filipina menambah daftar masalah ekonomi di negara itu. Gangguan kesehatan mental dan mahalnya biaya perawatan mengancam banyak keluarga dan perekonomian nasional. Janelle Dumalaon dan Jo Anne Canaria melaporkannya untuk dw.com/id.

Laporan terakhir situs independen, worldometer, tanggal 7 Maret 2021 menunjukkan jumlah kasus virus corona di Filipina mencapai 591.138 dengan 12.465 kematian.

Infeksi virus corona mengirim Paul Dalmacio, 40 tahun, ke unit perawatan intensif di Manila, Ibu Kota Filipina. Sakitnya parah dan membuatnya harus dirawat di rumah sakit selama dua bulan. Itu terjadi lebih dari setengah tahun lalu. Sekarang dia sudah sembuh, tapi tidak ada rasa kelegaan.

ilus covid filipinaSuasana di sebuah pos pemeriksaan antara perbatasan Caloocan Utara dan San Jose del Monte, Bulacan, pada hari pertama lockdown di Metro Manila. (Foto: newsinfo.inquirer.net/INQUIRER PHOTO/JAM STA ROSA).

"Saya tidak bisa tidur setiap malam," katanya. Yang membuatnya kalut bukan hanya stres pascatraumadari Covid-19, melainkan situasi keuangannya. Ketika dia meninggalkan rumah sakit, ada tagunan biaya rumah sakit setinggi 1,8 juta peso Filipina, atau sekitar Rp 530 juta.

Dengan sistem kesehatan publik Filipina dan asuransi kesehatan yang terkait dengan pekerjaannya, hanya sekitar 15% dari biaya itu yang ditanggung asuransi. Sisanya, sebanyak Rp 450 juta harus dia bayar sendiri.

1. Gangguan Kesehatan Akibatkan Krisis Ekonomi

"Keluarga saya berusaha membantu membayar tagihan saya. Mereka meminta bantuan uang dari kerabat dan teman," katanya. Dia sediri harus mengubah gaya hidupnya dan harus berhemat sedaat mungkin.

Kisah Dalmacio tidak asing bagi banyak warga Filipina. Banyak orang terancam kemiskinan karena hilangnya mata pencaharian atau biaya tinggi yang harus dibayar karena jatuh sakit dengan virus corona. Kalaupun sembuh dari Covid-19, banyak yang mengalami krisis kesehatan mental karena kondisi dan situasi pandemi.

"Ada semacam lingkaran setan, ketika ekonomi menurun, yang memicu spiral di mana memburuknya kesehatan mental makin meluas. Dan pada gilirannya, ini memiliki efek umpan balik pada ekonomi," kata Stephen Goetz, profesor pembangunan ekonomi di Penn State University, Pennsylvania, kepada DW. "Kesehatan mental yang buruk menyebabkan kurangnya kinerja ekonomi, atau setidaknya tidak mencapai potensinya," jelas pakar yang pernah meneliti soal hubungan kesehatan mental dan ekonomi di Asia ini.

2. Filipina: Salah Satu Negara yang Paling Terpukul Pandemi di Asia

Filipina mencatat lebih dari setengah juta kasus Covid-19, menjadikan itu salah satu wilayah yang paling parah terkena dampak. Pemberlakuan lockdown ketat dan termasuk yang terpanjang secara global, telah menyebabkan ekonomi menyusut 9,5% pada tahun 2020 - penurunan terburuk di Asia. Diperkirakan 4,5 juta penduduk Filipina jatuh kembali ke dalam kemiskinan.

filipinaSejumlah warga pakai masker wajah dan pelindung wajah untuk melindungi dari penularan Covid-19 saat misa Natal di Katedral Manila, Filipina, 25 Desember 2020. (Foto: voaindonesia.com - Lisa Marie David/ Reuters)

Krisis ekonomi di lain pihak menjadi lahan subur bagi para psikolog dan terapis. Sesi satu jam dengan psikolog klinis swasta untuk konseling dan psikoterapi dapat menghabiskan biaya mulai dari 1.000 hingga 3.000 peso Filipina dengan gaji bulanan rata-rata sekitar 14.000 peso, bantuan psikolog profesional jauh dari jangkauan kebanyakan orang.

"Sangat sulit menemukan praktisi kesehatan mental yang memberikan biaya pro bono (cuma-cuma)," kata Lyra Versoza, konsultan independen untuk layanan kesehatan mental dan psikososial di Filipina.

Kalaupun ada yang ingin membantu, masih terlalu sedikit psikiater yang ada di Filipina. Semakin jauh dari perkotaan, semakin jarang ada dokter, apalagi psikolog. "Kami memiliki sekitar 600 psikiater untuk populasi 110 juta orang, dan sebagian besar berlokasi di Manila," kata Lyra (hp/vlz)/dw.com/id. []

Berita terkait
Duterte Umumkan Langkah Filipina Cegah Virus Corona Baru
Untuk mencegah varian baru virus corona, Filipina, umumkan langkah baru yang lockdown atau karantina wilayah kedua jika kasus melonjak
Filipina Laporkan Kematian Karena Virus Corona
Filipina melaporkan kematian pertama terkait kasus virus corona tanggal 1 Februari 2020 yang terjadi pada warga Wuhan yang datang ke Filipina
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.