Perdagangan Bebas Jadi Tantangan Kota Surabaya

Di hari ulang tahun yang ke-726 Kota Surabaya, ini yang menjadi tantangan kota pahlawan itu ke depannya.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini saat Gebyar HUT ke-726 kota Surabaya di Taman Surya kantor Balai Kota Surabaya, Jumat 31 Mei 2019. (Foto: Tagar/Ihwan Fajar)

Surabaya - Tanggal 31 Mei menjadi hari spesial bagi kota Surabaya. Di mana tanggal ini merayakan Hari Jadi kota Surabaya yang ke-726. Sejumlah peresmian sejumlah proyek infrastruktur menjadi kado bagi kota Surabaya.

Sejumlah proyek yang telah diresmikan yakni Middle East Ring Road (MERR) Jalan Ir Soekarno, Underpass Bundaran Satelit dan Patung Suroboyo di Taman Surabaya, Kecamatan Bulak.

Pembangunan MERR Jalan Ir Soekarno sendiri menghabiskan anggaranRp 95 miliar. Sementara Underpass Bundaran Satelit merupakan Underpass pertama di Surabaya telah menghabiskan anggaran sebesar Rp 71 miliar. Sedangkan proyek patung dan taman Suroboyo di Kecamatan Bulak sebesar Rp 3 miliar.

Baca juga: Pemudik Padati Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menjelaskan selain tiga proyek yang menghabiskan total Rp 169 miliar tersebut yang telah diresmikan, ada pula proyek Outer West Ring Road dan Outer East Ring Road yang sudah mulai pengerjaannya dan ditargetkan selesai pada 2021.

"Sejak 2010 kita telah membangun lebih dari 265,86 Km jalan baru. Keberadaan jalan baru mendorong kenaikkan nilai tanah dan diharapkan menjadi keunggulan utama kota Surabaya sebagai pintu gerbang perekonomian Jatim dan Kawasan Indonesia bagian timur," ujarnya saat Gebyar HUT ke-726 kota Surabaya di Taman Surya kantor Balai Kota Surabaya, Jumat 31 Mei 2019.

Ketua DPRD Surabaya, Armuji mengapresiasi pembangunan kota Surabaya. Menurutnya, kota Surabaya memiliki kualitas SDM yang luar biasa menghadapi revolusi industri 4.0

Baca juga: Kapolrestabes Surabaya, Jangan Lupa Lapor RT-RW

"Infrastruktur, Kota Surabaya ini sudah luar biasa. Sekarang bagaimana SDM terus di tingkatkan bukannya untuk sekarang, tapi untuk masa depan,"singkatnya

Indeks Ekspektasi Konsumen Meningkat

Bertambahnya infrastruktur di kota Surabaya, ternyata memberikan dampak positif. Indikator kemajuan Surabaya di tunjukkan dengan meningkatnya Indeks Ekspektasi Konsumen pada Januari-April 2019 mencapai 132-133.

"Kondisi ini lebih baik di bandingkan pada periode yang sama pada tahun lalu yang hanya berkisar 118-112," ujar Wali Kota Tri Rismaharini.

Tak hanya Indeks Ekspektasi Konsumen, Indeks Harga Properti Residencial pada triwulan I tahun 2019 sebesar juga menunjukkan peningkatan, yakni sebesar 222.

Baca juga: Ayam Ndlundung Khas Surabaya, Menu Nikmat Lebaran

"Ini merupakan modal yang baik untuk menghadapi tantangan sekaligus meraih kesempatan berikutnya dalam The World Trade Organization (WTO) atau Organisasi Perdagangan Dunia di tahun 2020," ujarnya.

Perdagangan bebas yang mulai di terapkan tahun depan akan berdampak secara langsung pada perdagangan barang dan jasa. Untuk itu Risma sudah mengantisipasi dengan menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) Surabaya agar tercipta keadilan sosial yang berlandaskan Pancasila dan UUD 1945 bagi masyarakat Surabaya.

Tantangan yang akan dihadapi Surabaya adalah berkurangnya lapangan pekerjaan akibat dari dampak revoluasi industri 4.0 dan kewajiban pemenuhan standarisasi produk menjadi sesuatu yang harus diantisipasi dengan saksama.

"Demikian juga dengan pemanfaatan teknologi yang bisa menjadi pisau bermata dua. Harus dilakukan dengan cerdas demi kepentingan bersama," paparnya.

Pertumbuhan Ekonomi Melejit, PAD Meningkat

Pertumbuhan ekonomi Surabaya dari tahun ke tahun pun mengalami peningkatan. Tercatat pertumbuhan ekonomi Surabaya mencapai 6,37 persen. Perputaran uang di Surabaya sudah melampaui Rp 3 triliun yang ditopang dengan perdagangan besar ritel, industri besar sepeda motor dan layanan akomodasi serta makanan.

Pertumbuhan ekonomi Surabaya ternyata memberikan dampak peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) kota Surabaya berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2018 telah mencapai 81,73 persen.

Baca juga: 709 Petugas Gabungan di Surabaya Amankan Lebaran

Pertumbuhan ekonomi juga dampak positif pada Pendapatan Asli Daerah (PAD) kota Surabaya dalam kurun waktu 8 tahun. Risma menyebut Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) kota Surabaya naik 13,09 persen. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) pun naik sebesar 16,4 persen, dan pajak hotel naik 12,99 persen.

"Yang paling menarik adalah kenaikkan pajak restoran yang naik 18,9 persen tiap tahunnya. Padahal tidak ada kebijakan untuk menaikkan pajak restoran. Sehingga PAD kita naik dari Rp 908 miliar menjadi meningkat hampir Rp 5 triliun atau 60 persen memenuhi pendapatan daerah tahun 2018," ungkapnya.

Angka Kemiskinan Turun 5%

Kesuksesan Tri Rismaharini tak hanya terkait pertumbuhan ekonomi. Angka kemiskinan di Surabaya pun terus mengalami penurunan hingga 5 persen dalam kurun waktu 2010-2017. Penurunan kemiskinan ternyata selaras dengan meningkatnya daya beli warga dari 13 persen menjadi 47 persen.

"Kini saatnya kita bergandengan tangan seraya teriak 'Kita Pasti Bisa' tentunya dengan taufiq dan hidayahnya. Kita harus lebih maju dari tahun-tahun sebelumnya," pungkasnya. []

Baca juga: Arus Mudik Idul Fitri 2019 di Tanjung Perak Surabaya

Berita terkait
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.