Perbedaan Erupsi Merapi Saat Ini dengan Letusan Sebelumnya

BPPTKG Yogyakarta menyebut ada perbedaan karakter erupsi Merapi kali ini dengan letusan 2006 dan 2010. Berikut perbedaannya.
Gunung Merapi. (Foto: Mas Teguh/Facebook)

Yogyakarta - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyatakan erupsi Gunung Merapi saat ini tercatat sebagai erupsi yang panjang. Erupsi gunung yang berada di perbatasan Yogyakarta dengan Jawa Tengah ini berbeda dengan letusan pada 2006 dan 2010.

Kepala BPPTKG, Hanik Humaida menjelaskan, jika dibandingkan dengan erupsi pada 2010 lalu, maupun erupsi pada 2006, aktivitas Gunung Merapi saat ini sangat berbeda. "Aktivitas Gunung Merapi saat ini sangat berbeda dengan erupsi 2010 dan ini pun berbeda dengan erupsi tahun 2006. Tiga erupsi terakhir dengan karakter yang berbeda-beda," ujarnya dalam peringatan Dasawarsa Merapi pada Senin, 26 Oktober 2020.

Baca Juga:

Menurut Hanik, erupsi Merapi saat ini merupakan rangkaian erupsi yang panjang, yang dimulai sejak bulan Mei tahun 2018 di mana erupsinya didominasi dengan gas dan sifatnya eksplosif. Namun dengan indeks eksplosifitas terendah yaitu 1, atau 1/1000 dibandingkan dengan indeks eksplosivitas erupsi tahun 2010, dan 1/100 dibandingkan dengan indeks eksplosifitas erupsi tahun 2006. 

"Sampai saat ini aktivitas masih terus berlanjut, data-data seismisitas, deformasi dan gas masih di atas normal," kata Hanik.

Aktivitas Gunung Merapi saat ini sangat berbeda dengan erupsi 2010 dan ini pun berbeda dengan erupsi tahun 2006.

Aktivitas vulkanik yang terus berlanjut sampai hari ini, berdasarkan dari berbagai data pemantauan, di mana pasca letusan tanggal 21 Juni 2020 teramati Deformasi berupa pemendekan jarak EDM dari Pos Babadan diiringi dengan peningkatan aktivitas kegempaan.

Saat ini pun aktivitas vulkanik semakin intensif dengan kejadian gempa rata-rata gempa vulkanik dangkal (VTB) 6 kali/hari, dan multi phase (MP) 83 kali/hari serta Deformasi EDM mencapai 2 cm/hari. Pemendekan jarak EDM juga terukur dari pos-pos dan titik-ukur di sekeliling Merapi.

Menurut dia kondisi ini menunjukkan bahwa waktu erupsi berikutnya sudah semakin dekat. "Berdasarkan data pemantauan tersebut diperkirakan erupsi berikutnya, tidak akan sebesar erupsi 2010 dan cenderung akan mengikuti perilaku erupsi 2006," katanya.

Baca Juga:

Ia menyebut erupsi Gunung Merapi adalah sebuah keniscayaan yang masyarakat Yogyakarta sudah beradaptasi dengannya. Sejauh ini status Gunung Merapi sendiri masih Waspada. Oleh karena itu, ke depan semua pihak harus bersiap untuk menghadapi krisis Merapi. Terlebih di masa pagebluk, yang mana diperlukan penanganan mitigasi yang berbeda.

Dengan belum berakhirnya masa pagebluk saat ini, tentunya penanganan mitigasi bencana sangat berbeda ketika bencana terjadi di saat tidak ada pandemik. "Bagaimana data-data pemantauan harus tetap tersedia secara kontinyu, evaluasi dan analisis data harus tetap dapat dilakukan walaupun melaksanakan work from home (WFH) atau kerja dari rumah," ungkanya. []

Berita terkait
Antisipasi Magelang Hadapi Erupsi Merapi di Pandemi
Penanganan pengungsi jika Merapi erupsi di masa pandemi menjadi salah satu hal yang dipikirkan Pemkab Magelang.
Wisata Bukit Klangon, Kemah dan Menatap Merapi dari Dekat
Wisata Bukit Klangon, spot terbaik untuk melihat Merapi, cocok untuk tracking hill karena jarak ke puncak Merapi hanya empat sampai lima kilometer.
Kondisi Sabo Dam Sejumlah Sungai Berhulu di Merapi
BPBD Sleman memastikan kondisi Sabo Dam di sejumlah sungai yang berhulu di Gunung Merapi masih aman.
0
David Beckham Refleksikan Perjalanannya Jadi Pahlawan untuk Inggris
David Beckham juga punya tips untuk pesepakbola muda, mengajak mereka untuk menikmati momen sebelum berlalu