Jakarta - Pengamat politik Pangi Syarwi Chaniago menilai Partai Amanat Nasional (PAN) akan diuji konsistensinya sebagai partai pembaruan pada kongres yang bakal digelar pada 12 Februari 2020 di Sulawesi Tenggara. Di sini peran Amien Rais sangat besar untuk menentukan arah partai.
"PAN sebagai anak kandung reformasi punya beban moral untuk terus memperjuangkan nilai dan etika serta agenda reformasi," kata Pangi dalam keterangan tertulis yang diterima Tagar, Jumat, 18 Januari 2020.
Amien Rais sebagai tokoh senior harus memastikan penguatan demokrasi di internal partai berjalan baik.
Tokoh penting PAN, Amien Rais, kata Pangi akan dianggap berhasil atau tidak membawa partai yang modern ketika mampu melepaskan belenggu feodalisme.
"Oligarki dan feodalisme adalah benalu demokrasi yang seharusnya dibuang jauh dari tubuh partai politik, sehingga penguatan demokrasi di internal partai politik adalah sebuah keniscayaan. Amien Rais sebagai tokoh senior harus memastikan penguatan demokrasi di internal partai berjalan baik," ujar Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting itu.
Menurut Pangi, untuk menjadi partai yang mengedepankan demokrasi internal, maka yang menjadi kunci adalah berjalannya regenerasi kepemimpinan. Sehingga, tidak ada lagi sistem saling jegal antar kader untuk tampil sebagai pemimpin partai.
Kendati demikian, Pangi mengingatkan bahwa kader PAN harus jeli membaca situasi dan dinamika politik terkini.
Dia melanjutkan, sistem politik maupun sistem pemilu saat ini menjadi pemicu menguatnya personalisasi di setiap level kepemimpinan politik, termasuk partai politik.
"Sehingga keberadaan tokoh atau figur sentral dalam sebuah partai akan sangat memengaruhi performa partai politik. Namun, sebagian partai justru salah mengartikannya dengan melanggengkan kepemimpinan seorang tokoh dan menghambat terjadinya regenerasi di internal partai," ucapnya.
Selain itu, Pangi menganggap dalam gelaran kongres partai berlambang matahari itu akan menjadi pembuktian tesis apakah masih kuat cengkraman Amien Rais.
Namun, yang perlu disadari bagaimana pun juga PAN tanpa Amien Rais akan kehilangan semangat juang dan dis-orientasi.
"Upaya memosisikan diri berkonflik dengan Amien Rais oleh sebagian atau segelintir elite yang ingin berebut kursi ketua umum tentu sangat kontraproduktif dalam rangka upaya membesarkan partai. Maka jalan kompetisi yang demokratis tanpa saling meniadakan dan menyingkirkan adalah pilihan paling realistis," tuturnya.
Pangi mengatakan era saat ini PAN belum menampakkan sistem yang mengunggulkan program atau ideologi partai. Namun, yang ditawarkan merupakan daya tarik yang bersifat figur populis, uang dan politik identitas.
"Partai juga belum tumbuh menjadi partai moderen berbasiskan nilai nilai demokratis," kata dia.
Pangi berujar, oligarki mengancam jika partai mulai berani memunggungi demokrasi. Bahkan, elite partai mulai meneriakkan slogan-slogan anti demokrasi.
"Partai hari ini trend menguat ke oligarki dan kartelisasi seperti PDIP, Nasdem, Gerindra, Partai Demokrat dan sepertinya beberapa partai papan tengah juga akan ikut-ikutan. Hampir tidak terjadi pertukaran elite secara reguler, bahkan anaknya sudah disiapkan untuk mengantikannya, parpol dikelola tidak ubah seperti mengelola perusahaan keluarga," ucap dia. []
