Jakarta – Sejak diimplementasikan pada Januari hingga Juni 2020, program mandatori biodiesel 30 persen atau B30 telah membukukan penyerapan 4,36 juta kiloliter. Jumlah itu setara 68 persen dibanding angka penyerapan sepanjang tahun 2019.
Kepala Biro Komunikasi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Agung Pribadi mengatakan kondisi pandemi mempengaruhi angka penyerapan biodiesel karena menurunnya mobilitas masyarakat dalam beraktivitas.
"Pandemi ditengarai sedikit memperlambat penyerapan biodiesel akibat penurunan serapan sektor transportasi,” ujarnya dalam keterangan resmi seperti yang dikutip pada Jumat, 4 September 2020.
Meski demikian, Agung yakin penggunaan bahan bakar minyak (BBM) ramah lingkungan itu akan kembali naik dalam masa normal baru (new normal).
“Pemerintah optimistis hingga akhir tahun ini penyerapan akan lebih banyak dari tahun sebelumnya,” tutur dia.
Sebagai informasi, peningkatan konsumsi biodiesel naik signifikan sejak periode 2016. Pada 2018, tingkat konsumsi tercatat sebesar 3,75 juta kilo liter atau meningkat hampir 50 persen dibandingkan pada 2017 dengan penyerapan sebesar 2,57 juta kiloliter. Kebijakan mandatori berlanjut hingga 2019 sehingga konsumsi biodiesel berada pada angka 6,39 juta kL.
Harapan Bagi Petani Sawit
Selain mengurangi ketergantungan terhadap impor BBM, pemanfaatan biodiesel untuk bahan bakar diharapkan mampu memberikan multiplier efek yang lebih besar kepada para petani sawit. Dukungan dan apresiasi dari berbagai pihak dilontarkan, salah satunya disampaikan Manajer Riset Traction Energy Asia Ricky Amukti.
"Kedepannya dengan mandatori ini kami berharap petani swadaya bisa secara langsung berkontribusi dalam rantai pasok biodiesel. Selain itu saya juga berharap ada kebijakan-kebijakan yang mampu mendorong kontribusi tersebut," ungkapnya
Ricky memberikan apresiasi atas upaya pemerintah dalam mendukung para petani sawit melalui kebijakan pemanfaatan biodiesel ini.
"Dalam beberapa kesempatan pun, Presiden selalu mengatakan biodiesel akan mampu menyerap sawit produksi petani, seperti yang terakhir beliau sampaikan dalam pidato presiden pada Sidang Paripurna DPR-RI 14 Agustus lalu. Semoga akan ada lompatan besar mendukung kesejahteraan petani tersebut," tutup Ricky.