Penyebab Suhu Panas Capai 33 Derajat Celcius di DIY

BMKG Yogyakarta menyebut suhu panas mencapai 33 derajat celcius bukan akibat meningkatnya aktivitas vulkanik Gunung Merapi.
Steve Krofchik dari Las Vegas mendinginkan kepalanya dengan sebotol air es saat termometer menyebutkan suhu 130 derajat Fahrenheit (54,4 Celsius) di Furnace Creek Visitors Center di Death Valley, California, Amerika Serikat, Senin, 17 Agustus 2020. (Foto: REUTERS/David Becker)

Yogyakarta - Suhu panas terjadi dalam beberapa hari terakhir di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Bahkan berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta mencatat suhu mencapai 33 derajat celcius.  

Kepala Staklim BMKG Yogyakarta, Reni Kraningtyas mengatakan berdasarkan hasil analisis sudah dilakukan, penyebab suhu udara tinggi ini merupakan faktor meteorologis. Di mana tidak ada atau sedikit tutupan awan, praktis hampir tidak ada menghalangi sinar matahari masuk ke bumi

Di katakan ekstrim jika suhu udara di atas 35 derajat celcius.

“Yang paling berpengaruh terhadap naiknya suhu udara di DIY karena faktor meteorologis,” kata Reni kepada Tagar saat dikonfirmasi melalui pesan singkat, Selasa, 10 November 2020

Pada November 2020, posisi matahari sudah berada di belahan bumi selatan, sehingga Jawa menerima intensitas radiasi masih tinggi. BMKG juga mencatat, suhu udara maksimum di DIY pada Jumat, 6 November 2020 mencapai 34 derajat celcius. 

Baca juga:

Sementara pada Sabtu, 7 November 2020 mencapai 33 derajat celcius, pada Minggu, 8 November mencapai 32 derajat celcius dan Senin 9 November mencapai 31 derajat Celcius. Meskipun demikian, Reni menyebut suhu udara panas di DIY saat ini, masih dalam kondisi normal. 

“Di katakan ekstrim jika suhu udara di atas 35 derajat celcius,” tuturnya.

Kondisi ini lanjut dia, secara signifikan memang dirasakan di DIY pada beberapa hari terakhir. Di sisi lain, kondisi seperti ini kebetulan bersamaan dengan naiknya status Merapi.

Suhu udara maksimum di DIY, kata Reni, bersifat fluktuatif antara 30 sampai 34 derajat celcius, bisa terjadi pada Oktober dan November. Umumnya saat posisi matahari bergerak menuju ke khatulistiwa, yaitu Maret dan September.

Namun Karena posisi DIY di BBS (tidak persis di garis khatulistiwa ), sehingga suhu udara maksimum yang lebih tinggi dirasakan umumnya pada Maret, April, September, Oktober bahkan November.

“Kondisi ini signifikan dirasakan di kota Yogyakarta beberapa hari ini. Selain itu kebetulan bersamaan dengan naiknya status Merapi. Namun masih kisaran normal,” ujar Reni.

Reni pun mengimbau kepada masyarakat agar tetap tenang namun waspada. Alasannya, kenaikan suhu udara maksimum ini bukan karena aktivitas merapi meningkat, tetapi karena faktor meteorologis. 

"Tetap beraktivitas sepert biasanya, menjaga stamina tubuh dan update terus informasi BMKG melalui kanal yang tersedia," ucapnya.[]

Berita terkait
Hebat, Siswa SMP di Bantul Ini Mengamankan Website Polda DIY
Siswa SMP asal Bantul mendapat penghargaan dari Polda DIY karena membantu pengamanan website resminya dari potensi serangan peretas.
Penjelasan Basarnas DIY yang Merespon Status Siaga Merapi
Basarnas DIY mengirim satu tim rescue posko Pakem. Pemberangkatan itu merupakan respon atas peningkatan status siaga Gunung Merapi.
Masih Pagebluk Aktivitas Warga Kota Yogyakarta Sudah Normal
Aktivitas warga Kota Yogyakarta sudah normal meski masih pagebluk. Tak ada larangan beraktvitas selama menjalankan protokol kesehatan.
0
Sejarah Ulang Tahun Jakarta yang Diperingati Setiap 22 Juni
Dalam sejarah Hari Ulang Tahun Jakarta 2022 jatuh pada Rabu, 22 Juni 2022. Tahun ini, Jakarta berusia 495 tahun. Simak sejarah singkatnya.