Surabaya - Banyaknya masyarakat yang melakukan mobilitas dari kota ke desa, nampaknya berdampak pada peningkatan jumlah angka kemiskinan di Jawa Timur. Kepala Bidang Statistik Sosial dari BPS Jawa Timur Asyim Saputra menjelaskan, di tengah pandemi Covid-19 angka kemiskinan di Jatim terus meningkat, terutama di pedesaan. Kemiskinan ini tidak lepas karena banyak orang kehilangan pekerjaan dan penghasilan.
"Ini yang menyebabkan mereka berbondong-bondong kembali ke pedesaan karena tidak mampu bertahan di tengah pandemi. Ini paling banyak yang masuk ke rumah tangga miskin terutama di desa," ujar Asyim dalam konferensi pers melalui daring, Selasa, 15 Juli 2020.
Meski kondisi berbeda, musim panen raya yang semestinya terjadi pada April tidak terlalu berpengaruh. Padahal awalnya diharapkan dengan pergeseran musim tanam pertama pada tahun ini, setidaknya masih ada pemasukan untuk masyarakat pedesaan. "Tapi ada pergerakan dari kota ke desa ini membuat ada penambahan kemiskinan di pedesaan," katanya.
Ini yang menyebabkan mereka berbondong-bondong kembali ke pedesaan karena tidak mampu bertahan di tengah pandemi.
Asyim mengungkapkan, angka kemiskinan sebenarnya nyaris menyentuh satu digit dan di bawah 10 persen dari jumlah penduduk Jatim. Namun dengan kondisi seperti saat ini membuat angka kemiskinan kembali melonjak.
"Kalau kita lihat dari kategori rumah tangga sangat miskin, terlihat ada penambahan proporsi karena ada penambahan dari yang tadinya di kota," katanya.
Asyim berharap agar ada pencegahan baik dari dampak ekonomi maupun sosial. Dengan begitu diharapkan dampak ekonomi dan sosial dapat diminimalisir hingga akhir 2020.
Data BPS Jawa Timur mencatat, per Maret 2020, jumlah penduduk miskin di Jawa Timur mencapai 4.419,10 ribu jiwa, atau 11,09 persen dari total penduduk. Bertambah 363 ribu jiwa dibandingkan dengan kondisi September 2019 yang sebesar 4.056,00 ribu jiwa, atau setara 10,20 persen dari total penduduk.
Kepala BPS Jatim Dadang Hardiwan menjelaskan, persentase penduduk miskin di daerah perkotaan pada September 2019 sebesar 6,77 persen. Kemudian naik menjadi 7,89 persen pada Maret 2020.
Hal itu juga terjadi di perdesaan pada, di mana pada September 2019 sebesar 14,16 persen, dan naik menjadi 14,77 persen pada Maret 2020. []
Baca juga:
- Khofifah Klaim Angka Kemiskinan di Jatim Turun
- VBL: Kemiskinan Menjadi Isu Memalukan di NTT
- Potensi Kemiskinan di NTB Meningkat Akibat Covid-19