Penusuk Wiranto Jaringan JAD, Direkrut Melalui Medsos

Pelaku penusukan Menko Polhukam Wiranto, disebut-sebut saling mengenal dengan teroris yang pernah ditangkap Polda Sumatera Utara.
Kapolda Sumatera Utara, Irjen Pol Agus Andrianto. (Foto: Tagar/Reza Pahlevi)

Medan - Syahrial Alamsyah alias Abu Rara, pelaku penusukan Menko Polhukam Wiranto, disebut-sebut saling mengenal dengan teroris yang pernah ditangkap Polda Sumatera Utara, berinisial RSL.

RSL ditangkap saat ikut aksi unjuk rasa ricuh di Medan, Selasa 24 September 2019 lalu. Abu Rara dan RSL merupakan kelompok jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD).

Ke duanya terpapar jaringan teroris ini setelah direkrut melalui media sosial dan sistem sel terputus, dan dikoordinir oleh pimpinan tertinggi.

Kapolda Sumatera Utara, Irjen Pol Agus Andrianto mengutarakan itu di Mapolda Sumatera Utara, Jalan Sisingamangaraja, KM 10,5, Kota Medan, Jumat 11 Oktober 2019.

"Mereka (Abu Rara dan RSL) jaringan teroris, perekrutan mereka melalui jaringan media sosial, sistem sel. Namanya sistem sel itu, terkadang mereka hanya mengenal atas saja dan sesama mereka terkadang tidak saling mengenal," kata Irjen Pol Agus Andrianto.

Sepengatahuan Kapolda, setiap pelaku yang terpapar teroris selalu bertemu di media sosial. Kemungkinan Abu Rara dan RSL saling mengenal.

"Mereka ketemu di medsos. Pada saat mereka bertemu, mungkin mereka saling mengenal. Abu Rara bertemu dengan istrinya juga melalui medsos," ungkap Agus.

Jaringan ini sekarang lebih banyak menggunakan medsos untuk merekrut.

Ditambahkannya, Abu Rara terpapar teroris ketika berada di Jawa. Ketika berada di Kota Medan, dia belum terpapar ajaran radikalisme.

"Kasus yang terjadi itu (penyerangan Menko Polhukam) menjadi pelajaran buat kita semua agar lebih meningkatkan pola pengamanan. Walaupun dekat dengan masyarakat, tapi pengamanan harus diperketat. Kepada masyarakat juga diminta untuk memahaminya," katanya.

Menurut Agus, kewaspadaan akan terus dilakukan, apalagi Sumatera Utara beberapa kali terjadi insiden teror. Di antaranya di Kota Sibolga.

"Kita yang di wilayah juga akan meningkatkan kewaspadaan terkait teroris, apalagi Sumatera Utara juga pernah beberapa kali ada kejadian teror, dari tahun 2000 dan di Sibolga, memang jaringan ini ada. Jaringan ini sekarang lebih banyak menggunakan medsos untuk merekrut. Kita minta kepada masyarakat agar selalu waspada, belajar agama dengan benar-benar, agama manapun tak ada yang mengajarkan untuk menjadi teroris," katanya.

Kepada generasi milenial yang sering menggunakan medsos, Agus juga berpesan agar jangan sembarangan masuk dalam grup apapun yang membahas teroris.

"Mohon hati-hati kepada generasi milenial. Sekarang ini menjadi persentasi cukup besar menggunakan medsos, jangan sampai ikut bergabung dalam grup apapun dan menjadi kelompok yang membahas masalah teroris, ekslusif. Saya berulang kali mengatakan sebelum kita belajar agama, belajarlah jadi manusia dulu, supaya kita sadar bahwa kita masih manusia bukan Tuhan. Ke dua kalau belajar agama, pahamilah isinya, jangan hanya luarnya saja," tandasnya.

Sebagaimana diketahui, Menko Polhukam Wiranto ditusuk oleh Syarial Alamsyah alias Abu Rara saat melakukan kunjungan kerja ke Pandeglang, Kamis 10 Oktober 2019. Akibat penusukan tersebut, Wiranto mengalami luka di bagian perut. Wiranto kini dirawat RSPAD Gatot Subroto di Jakarta. Polisi mengamankan pelaku beserta seorang wanita bernama Fitria. []

Baca juga:

Berita terkait
Kondisi Wiranto Membaik, Jokowi: Sudah Ingin Ikut Ratas
Presiden Jokowi kembali mengunjungi Menko Polhukam Wiranto di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta, pada Jumat, 11 Oktober 2019.
Pengamat Terorisme: Anggota Kelompok JAD Tusuk Wiranto
Pengamat terorisme Indonesia Al-Chaidar memandang pelaku penusukan Menko Polhukam Wiranto adalah kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD).
Polda Sumut: Teroris yang Ditangkap Jaringan JAD
Unjuk rasa ribuan mahasiswa di gedung DPRD Sumatera Utara polisi mengamankan 55 orang.