Pemilihan oli mesin mobil memang menjadi salah satu faktor penting yang dapat mempengaruhi kinerja dan keawetan mesin. Meskipun buku panduan pemilik mobil biasanya mencantumkan jenis oli yang direkomendasikan, banyak pemilik mobil yang sering berganti-ganti merek oli. Apakah hal ini berdampak pada mesin?
Rudy, pemilik Bengkel RS Tuning di Jl. Veteran No.9, Tanah Kusir, Jakarta Selatan, menjelaskan bahwa bergonta-ganti merek oli sebenarnya tidak menjadi masalah. Namun, setiap merek oli memiliki reaksi yang berbeda-beda terhadap mesin. “Meskipun sama-sama oli sintetis, bahan dasarnya mungkin sama, tetapi aditif atau campuran yang digunakan bisa berbeda,” ungkap Rudy.
Yang perlu diperhatikan ketika berganti-ganti merek oli adalah angka viskositas. Rudy menekankan bahwa viskositas oli harus sesuai dengan rekomendasi pabrikan. “Oli 10W-40 atau bahkan 0W-20 yang encer direkomendasikan untuk mesin mobil modern yang memiliki celah mesin yang rapat,” jelas Rudy.
Jika mesin mobil baru yang direkomendasikan menggunakan oli encer diberikan oli yang lebih kental, hal ini bisa menimbulkan masalah. “Oli yang kental akan sulit masuk ke celah-celah mesin yang rapat, sehingga kemampuan oli dalam melumasi mesin menjadi berkurang,” lanjut Rudy.
Untuk menghindari masalah tersebut, Rudy menyarankan untuk selalu menggunakan oli sesuai anjuran pabrikan. “Dengan begitu, mesin mobil Anda akan tetap terlindungi dengan baik dan performanya tetap optimal,” tutup Rudy.