Jakarta - Penggunaan pelumas pada mesin tidak bisa sembarangan. Setiap pelumas memiliki kode khusus pada kemasan yang menunjukkan peruntukkan oli bagi kendaraan. Apabila penggunaan pelumas tidak sesuai dengan peruntukkannya, maka dapat menyebabkan kerusakan mesin.
Dilansir dari laman Deltalube, Jumat, 7 Februari 2020, setiap pelumas memiliki dua kode internasional, yakni SAE (Society of Automotive Engineers) dan API (American Petrolium Institute). SAE merupakan suatu asosiasi yang mengatur standarisasi di berbagai bidang seperti bidang rancang desain teknik, manufaktur, dan lainnya.
SAE
SAE berfungsi untuk menunjukkan kemampuan suatu oli dalam menjaga stabilitas kekentalan terhadap pengaruh suhu mesin dan lingkungan, baik dalam kondisi panas maupun dingin.
Pada kemasan pelumas (oli) akan tertulis SAE 10W-30, 10W-40, 20W-40, atau 20W-50. Angka paling depan menunjukkan tingkat kekentalan oli pada suhu dingin, sementara angka setelah huruf 'W' atau singkatan dari winter (musim dingin), menunjukkan tingkat kekentalan oli pada saat bekerja atau sudah panas.
Semakin besar angka indeks SAE, maka semakin kental oli pada kondisinya, dan sebaliknya, semakin kecil angka indeks SAE maka oli semakin cair (encer). Semakin dingin suhu suatu wilayah, maka semakin cair tingkat kekentalan oli, biasanya berada di angka SAE 5W-35.
Di negara yang beriklim tropis seperti Indonesia ini, tingkat kekentalan yang dianjurkan adalah pada angka SAE 10W-30 sampai dengan SAE 15W-50. Penggunaan oli dengan angka SAE rendah biasanya berguna ketika mesin mobil dinyalakan pada musim dingin, misalnya saat musim salju di negara-negara Amerika dan Eropa.
Saat kondisi suhu mesin masih dingin, oli harus bisa bekerja dengan baik saat mesin bekerja. Oli yang digunakan biasanya adalah multigrade, yang dapat menyesuaikan kekentalan pada rentang temperatur mesin.
Hal ini bisa dilihat pada angka yang mengkuti di belakangnya, seperti SAE 5W-20 yang berarti tingkat kekentalan oli pada suhu rendah berada di angka 5, sedangkan pada suhu maksimum, tingkat kekentalan oli berada di angka 40.
Penggunaan oli didasarkan pada kondisi suhu di luar mobil. Jika suhu diluar mobil rendah, maka oli yang digunakan harus yang lebih cair dengan kode 0W atau 5W.
Sebaliknya, jika suhu di luar mobil tinggi atau panas, maka dibutuhkan oli dengan tingkat kekentalan tinggi, seperti 15W sampai dengan 30W. Pemakaian kekentalan oli yang tidak sesuai dengan suhu di luar mobil dapat menyebabkan kinerja oli menjadi tidak maksimal.
API Service
Selai itu, dalam kemasan pelumas juga kode API, yang merupakan sebuah kode standar yang menentukan kualitas oli. Kode API biasanya diikuti dengan 2 tambahan huruf alfabet dibelakangnya, misalnnya 'API SN' atau 'API CH'. Huruf pertama 'S' menunjukkan jenis kendaraan berbahan bakar bensin atau gasoline, sedangkan huruf pertama 'C' menunjukkan kendaraan diesel.
Pada huruf kedua menjelaskan kualitas yang terbaru dari oli. Misalnya API SG dan API SN, jenis oli API SN lebih terbaru dan memiliki kualitas lebih baik dibanding API SG. Semakin jauh huruf alfabetnya, maka semakin baru dan berkualitas oli tersebut. Standarisasi API ini disesaikan dengan perkembangan jenis mesin mobil.
Oli yang digunakan pada mobil keluaran terbaru akan menggunakan oli dengan kode alfabet kedua yang mendekati huruf 'Z'. Sementara untuk mobil keluaran lama, tidak dianjurkan menggunakan oli keluaran terbaru, karena mesin mobil tersebut tidak dirancang untuk menerima tingkat kekentalan oli tertentu. []