Sleman - Direktur Utama PDAM Tirta Sembada Kabupaten Sleman, Dwi Nurwata akhirnya angkat bicara persoalan kenaikan biaya tagihan air. Dia menduga ada tiga hal yang menjadi penyebab kenaikan pembayaran tersebut.
Sebelumnya, sejumlah konsumen PDAM Sleman mengeluhkan naiknya tarif tagihan air selama masa pandemi Covid-19. Beberapa keluhan dari para pengguna itu meyebut kenaikan hingga 6 kali lipat dibanding pembayaran sebelumnya.
"Kemungkinan ada tiga hal yang menjadi penyebab. Kebocoran, pemakaian yang lebih dan kerusakan stand meter. Antara tiga itu," ungkap Dwi Nurwata saat ditemui awak media pada Rabu, 19 Agustus 2020.
Dwi menjelaskan, permasalahan kenaikan tagihan bisa disebabkan salah satunya karena adanya kebocoran. Terkadang hal ini yang tidak diketahui karena letak saluran yang tertanam.
"Ya memang yang paling susah diketahui itu kalau ada kebocoran jika tidak dicek tekanan oleh petugas. Apalagi bocor itu tidak selalu ke atas, bisa jadi ke bawah," jelasnya.
Kemungkinan ada tiga hal yang menjadi penyebab. Kebocoran, pemakaian yang lebih dan kerusakan stand meter. Antara tiga itu.
Selain kebocoran, penyebab lainnya diduga karena adanya pemakaian yang berlebih. Masa pandemi yang mengharuskan masyarakat untuk tetap di rumah, memungkinkan terjadinya kenaikan pemakaian air yang berlebih.
"Tarif itu mengikuti meteran yang terpasang. Karena terbiasa menggunakan tinggi, terus karena pandemi ini terasanya (seolah-olah) naik," tandasnya.
Dwi juga menambahkan, permasalahan lain yang bisa saja terjadi adalah alat stand meter yang dipasang di tiap rumah konsumen. "Alat stand meter itu juga bisa rusak, misal tersenggol oleh anak kecil. Tentunya ini perlu adanya laporan bila ada kenaikan secara mendadak. Nanti petugas akan check," katanya.
Baca Juga:
PDAM Sleman, kata dia, sudah membuat SOP terkait jika ada pengaduan dari konsumen. Nanti petugas akan langsung turun ke lapangan guna memastikan penyebab permasalahan. "Kami sudah membuat SOP. Jika memang ada kejanggalan biaya tagihan masyarakat bisa melaporkan ke kami," tambahnya.
Dikonfirmasi terpisah, Dien Nisa Andriyani, seorang pelapor di laman Instagram PDAM Sleman mengaku sudah mendapatkan penanganan dari petugas lapangan. "Sudah diperiksa, dan ternyata ada kebocoran. Pantesan kemarin naik sampai 6 kali lipat. Padahal per bulan bulannya gak sampai Rp 100 ribu. Lha kemarin itu sampai 670 ribu," imbuhnya.
Dien meminta agar ke depan pihak PDAM Sleman lebih responsif terhadap setiap keluhan dari konsumen. "Harus lebih responsif dan serius dalam menangani keluhan pelanggan yang sedang terjadi. Jangan sampai pelanggan harus lapor pihak lain terlebih dahulu baru ditangani serius," tuturnya. []