Penipuan Visa, FBI Tangkap Tiga Warga China

Biro Investigasi Federal (FBI) Amerika Serikat menangkap tiga warga negara China karena terlibat dalam kasus penipuan visa.
Hubungan diplomatik antara Amerika Serikat (AS) dan China semakin menanas, yang antara lain dipicu oleh isu perang dagang, masalah virus corona dan UU Keamanan Nasional di Hong Kong. (Foto: Getty Images|BBC News).

Jakarta - Biro Investigasi Federal atau Federal Bureau of Investigation (FBI) Amerika Serikat menangkap tiga warga negara China karena terlibat dalam kasus penipuan visa. FBI juga berusaha untuk menangkap orang keempat yang diduga berada di konsulat Tiongkok di San Francisco.

"Para pelaku mengaku anggota angkatan bersenjatan China, diduga mereka berbohong," kata Departemen Kehakiman, mengutip keterangan FBI.

Baca Juga: AS Paksa China Tutup Kantor Konsulat di Houston 

Penangkapan itu terjadi setelah AS mengumumkan seorang ilmuwan China berlindung di konsulat San Francisco, sehari setelah pejabat AS memerintahkan penutupan kantor konsulat di Houston,Texas. Penutupan itu terkait keterlibatan dalam pencurian hak kekayaan intelektual.

Ini adalah bagian lain dari rencana Partai Komunis Tiongkok untuk mengambil keuntungan dari masyarakat terbuka kita dan mengeksploitasi institusi akademik.

Presiden Donald Trump dan Presiden Xi JinpingPresiden Amerika Serikat, Donald Trump dan Presiden China, Xi Jinping (Foto: Dok|New Indian Express).

Pada hari Kamis, sebelum pengumuman penangkapan, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Wang Wenbin menyebutkan, tuduhan pencurian hak kekayaan intelektual itu sebagai fitnah yang jahat.

"China mendesak AS untuk segera menarik keputusannya yang salah, atau China pasti akan mengambil tanggapan yang layak dan perlu," kata Wang Wenbin.

Seperti diberitakan dari BBC News, Kamis, 23 Juli 2020, agen FBI juga telah mewawancarai orang-orang di 25 kota AS yang diduga memiliki afiliasi yang tersembunyi dengan militer China. Sementara Jaksa menyebutkan itu merupakan bagian dari program Tiongkok untuk mengirim militer yang menyamar ilmuwan ke AS.

Jaksa di Departemen Kehakiman AS, John C Demers mengatakan anggota Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) melamar visa penelitian untuk menyembunyikan identitasnya sebagai militer. "Ini adalah bagian lain dari rencana Partai Komunis Tiongkok untuk mengambil keuntungan dari masyarakat terbuka kita dan mengeksploitasi institusi akademik," ucapnya dalam keterangan pers.

Baca Juga: Menhan AS Merespons Ketegangan di Laut Cina Selatan 

BBC mencatat ketegangan antara AS dengan Tiongkok semakin meningkat akhir-akhir ini. Pemerintahan Presiden Donald Trump berulang kali berselisih dengan Beijing mengenai perdagangan dan pandemi virus corona Covid-19, serta pemberlakuan UU Keamanan Nasional baru yang kontroversial di Hong Kong. []

Berita terkait
Perusahaan China yang Masuk Daftar Hitam AS Bertambah
Amerika Serikat menambahkan 11 perusahaan China dalam daftar hitam yang dilarang masuk ke negara itu.
Anggota Partai Komunis China Dilarang Masuk ke AS
Ketegangan antara Amerika Serikat dengan China semakin tinggi. Bahkan Presiden Donald Trump akan mengeluarkan larangan anggota PKC masuk ke AS.
Waduh, Perusahaan AS Ramai-ramai Ekspansi ke China
Perusahaan multinasional Amerika Serikat semakin banyak yang melakukan ekspansi bisnisnya ke China selama dua dekade terakhir.
0
LaNyalla Minta Pemerintah Serius Berantas Pungli
Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, meminta pemerintah serius memberantas pungutan liar (pungli). Simak ulasannya berikut ini.