Pengertian Kiamat Dalam Berbagai Agama dan Kepercayaan

Kiamat dalam Islam diawali oleh sejumlah tanda, di antaranya kemunculan Dajjal.
Ilustrasi alam semesta. (Foto: Nasa)

Jakarta, (Tagar 15/3/2019) - Kiamat adalah hari kehancuran dunia, yang dipercaya berbagai ajaran kebudayaan dan agama. Kata "Kiamat" diserap dari bahasa Arab, yakni "Yaumul Qiayamah" yang justru berarti hari kebangkitan.

Baru-baru ini, heboh ramalan terjadinya kiamat membuat sejumlah warga Ponorogo, Jawa Timur panik dan menjual harta bendanya dengan harga murah. Mereka kemudian mengungsikan diri ke sebuah lokasi yang menurut mereka aman, di Malang.

Akhir zaman, atau kiamat dijelaskan dan dipercaya oleh eskatologi dari agama-agama dominan, baik Samawi (Abrahamik) maupun tidak (non-Abrahamik).

Agama-agama Samawi mempertahankan kosmologi linear, dengan skenario akhir zaman yang mengandung tema transformasi dan penebusan. Dalam Yudaisme, istilah hari akhir membuat referensi ke Zaman Mesianik, dan termasuk dalam pertemuan para diaspora yang diasingkan, kedatangan mesiah, olam haba, dan kebangkitan Tsadikim.

Kekristenan secara tradisional menggambarkan akhir zaman sebagai periode kesengsaraan luar biasa di bumi yang mendahului kedatangan Kristus yang kedua, yang akan menghadapi Antikristus dan mengantar ke kerajaan Allah.

Sedangkan dalam Islam, kiamat atau Yaumul Qiyamah dipercaya sebagai akhir dari perjalanan umat Allah, sekaligus hari kebangkitan di mana semua makhluk akan dimintai pertanggungjawaban setelah sebelumnya dilakukan penimbangan amal dan dosa.

Kiamat dalam Islam diawali oleh sejumlah tanda, di antaranya kemunculan Dajjal. Dari seluruh peristiwa sejak zaman Nabi Adam hingga Hari Kiamat, tidak ada hal yang lebih besar dibandingkan kemunculan Dajjal.

Kemudian Allah akan mengutus kembali Nabi Isa As ke bumi. Nabi Isa akan membunuh Dajjal, dan membunuh mahluk hidup yang masih hidup di dunia dengan nafasnya.

Agama non-Samawi memiliki pandangan dunia yang lebih siklus, dengan eskatologi akhir zaman ditandai dengan kerusakan, penebusan dan kelahiran kembali.

Pada ajaran agama Hindu kiamat disebut dengan Maha Pralaya. Sebuah keadaan di mana dunia akan tersedot dan bersatu dengan Ida Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan).

Pada prosesnya, Tuhan tidak lagi berwujud sekala (bencana) seperti gempa bumi, tsunami dan sebagainya. Melainkan, Tuhan akan memusnahkan semesta dalam wujud niskala, dalam arti dunia beserta isinya akan lenyap begitu saja.

Dalam ajaran Buddha, sang Buddha meramalkan bahwa dunia akan dipenuhi kekacauan. Saat itu, ajaran-ajarannya akan dilupakan setelah 5.000 tahun.

Sebuah Bodhisatwa bernama Maitreya akan muncul dan menemukan kembali ajaran dharma. Kehancuran terakhir dunia maka akan datang melalui munculnya tujuh matahari.

Kiamat dalam berbagai kebudayaan

Suku Maya

Perihal kiamat atau hari akhir, Suku Maya barangkali menjadi satu suku yang paling terkenal. Metode penghitungan kalender suku yang tinggal di semenanjung Yucatan, Amerika Tengah, ini berakhir pada tahun 2012.

Kabar itu membuat dunia geger jelang tahun 2012 berakhir. Banyak yang mengartikan habisnya kalender suku Maya sebagai akhir dari dunia.

Meski belakangan terbukti bahwa ramalan tersebut salah, tidak sedikit masyarakat yang telanjur berusaha mengamankan diri dari kehancuran dengan mengungsi atau membuat lubang perlindungan dalam rumah mereka.

Ramalan Suku Maya ini bahkan diadaptasi dalam film yang diberi judul 2012, yang laris manis di pasaran.

Ramalan Jayabaya

Prabu Jayabaya yang bergelar Sri Maharaja Sri Warmmeswara Madhusudana Wataranindita Parakrama Digjayottunggadewanama Jayabhayalancana, diketahui memiliki sebuah ramalan yang disebut ramalan Jayabaya.

Dalam ramalan tersebut dunia akan mengalami periode penghabisan pada masa yang disebut "Kalasengoro". Masa ini terbagi menjadi tujuh fase. Fase tersebut terdiri dari Kolodjonggo, Kalasekti, Kalijodo, Kalabendu, Kalasubo, kalasumbaga, dan diakhiri dengan fase Kalasuroto. Pasca-fase terakhir, dunia akan menemui "Kiamat Kubro", yang berarti adalah hari di mana alam semesta dihancurkan Tuhan.

Berita terkait
0
Melihat Epiknya Momen Malam HUT DKI Jakarta Lewat Lensa Galaxy S22 Series 5G
Selain hadir ke kegiatan-kegiatan yang termasuk ke dalam agenda perayaan HUT DKI Jakarta, kamu juga bisa merayakannya dengan jalan-jalan.