Jakarta – Dalam sejarah Amerika lembaga Think Tank sudah cukup tua sejak Perang Dunia II, Rand Corp adalah lembaga Think Tank pertama yang didanai oleh pemerintah Amerika secara resmi untuk bagamana caranya membuat semacam kertas kerja atau analisa riset dengan kebijakan-kebijakan strategis Amerika.
Pengamat Politik Internasional Ahmad Syaifuddin mengatakan, Think Tank masuk ke Amerika berawal dari Perang Dunia II yang merujuk tempat untuk diskusi yang aman di kalangan ahli militer untuk membicarakan strategi perang.
Hal ini disampaikan Syaifuddin dalam Seminar Nasional ‘Hudson Institute dan Kebijakan Luar Negeri AS terhadap Muslim di Dunia’ yang diselenggarakan oleh Indonesia Muslim Crisis Center (IMCC) & Prodi HI Universitas Wahid Hasyim Semarang secara virtual pada hari Rabu, 15 September 2021.
Ada berbagai bidang kebijakan seperti sosial politik militer strategi ilmu pengetahuan atau teknologi kebijakan bisnis atau industri domestik maupun kebijakan internasional.
Dengan istilah itu, kata Syaifuddin, lambat laut telah menjadi lembaga, organisasi atau korporasi yang melakukan riset kebijakan dan analisis untuk menyediakan publik atau pengambil kebijakan mereka yang membutuhkan informasi.
"Ada berbagai bidang kebijakan seperti sosial, politik, militer, strategi, ilmu pengetahuan atau teknologi, kebijakan bisnis atau industri, domestik maupun kebijakan internasional," ujar Syaifuddin.
- Baca Juga: Muslim di Pulau Hainan Hadapi Tindakan Keras China
- Baca Juga: Pemimpin Muslim Xinjiang Bantah China Lakukan Penindasan
Lembaga Think Tank, lanjut Syaifuddin, mempunyai tiga Tipologi, yang pertama terkait dengan Academic Think Tank, Contract Think Tank, dan yang terakhir Advocacy Think Tank.
Pertama, Academy Think Tank kebanyakan berbasis di perguruan tinggi atau universitas. Jadi, murni Academy dan punya tujuan jangka panjang serta bebas kepentingan dan lain sebagainya. Memang kontribusinya benar-benar untuk riset. Lembaga ini biasanya publishnya di jurnal-jurnal internasional maupun jurnal-jurnal setempat.
Contract Think Tank biasanya tertarik dengan sumber daya, terutama sumber daya keuangan. Contract Think Tank ini biasanya membuat sebuah anlisa atau riset yang terkait dengan agenda setting dan sebagainya yang sesuai dengan pesanan dari cliennya. Tipologi ini yang paling banyak dan berpengaruh di Amerika.
"Advocay Think Tank ini fokusnya terkait dengan ideologi tertentu. Jadi, Advocacy Think Tank ini mempunyai sifat jangka pendek dan di publish secara umum. Sedangkan Contract Think Tank tadi publikasi dan sifatnya sesuai dengan pesanan clien," ujar Syaifuddin.
Ia menjelaskan bahwa tidak hanya terkait domestik dan militer saja, tetapi terkait dengan kebijakan luar negeri, dan Rand Corp inilah yang menginspirasi adanya Hudson Institute, yang sangat berpengaruh dari Rand Corp ini adalah kebijakan terkait dengan bagaimana pasca Perang Dingin tahun 1990.
Lebih lanjut ia mengatakan, Amerika sudah tidak punya musuh secara utama, dan salah satunya di pimpin oleh Samuel P. Huntington dengan adanya The Clash of Civilizations atau benturan kelas. Jadi, Amerika menciptakan bagaimana musuh berikutnya bukan komunis lagi, tetapi Amerika atau barat dengan Islam.
- Baca Juga: Muslim di Pulau Hainan Hadapi Tindakan Keras China
- Baca Juga: Gara-gara Mengamati Hilal, 100 Muslim Tiongkok Dihukum
"Ini adalah salah satu produk dari Rand Corp terkait dengan kebijakan Amerika bagaimana mereka melakukan pendekatan untuk melawan gerakan-gerakan bagi mereka yang berbasis Islam," katanya.
Hingga pada tahun 2002, lanjut Syafuddin, ketika ada serangan di WTV jadi seolah membenarkan bahwa adanya pertentangan peradaban antara barat dan Islam.
Pasca 2014, Hudson institute secara resmi diminta oleh Presiden donald Trumph untuk memberi masukkan terkait dengan kebijakan-kebijakan luar negri Amerika.
(Syva Tri Ananda)
