Pengaruh Jusuf Kalla di Makassar untuk Kemenangan Jokowi-Ma'ruf di Pilpres 2019

Keberpengaruhan Jusuf Kalla di Sumut mempunyai nilai penting bagi suara-suara di Makassar?
Jusuf Kalla menjamu Jokowi santap siang di rumah pribadinya di Makassar. (Foto: Tagar/Rio Anthony)

Jakarta, (Tagar 29/3/2019) - Nama Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) tersohor di Makassar dan Provinsi Sulawesi Selatan. Bukan tanpa sebab, politikus Partai Golkar itu lahir, berkembang dan sukses di wilayah Indonesia Timur sebelum melenggang di kursi pemerintahan.

Keberpengaruhan serta dianggapnya JK sebagai tokoh yang dihormati di Indonesia Timur otomatis memicu elektabilitas elit politik yang dibidik pria berusia 76 tahun tersebut ketika pesta demokrasi.

Makassar yang berada di Indonesia Timur ikut terkatrol, dalam artian JK mampu mengumpulkan pundi-pundi suara di kota itu. Konkretnya terjadi saat pertarungan Pilpres 2014 silam. "Bagaimanpun menangnya Jokowi di Makassar karena JK effect," ujar Direktur Eksekutif Voxpol Center Pangi Syarwi Chaniago kepada Tagar News, Jumat (29/3).

Mengingat JK effect di Pilpres 2014, Pangi menilai kemungkinan serupa bakal terjadi di Pilpres 2019. Musababnya, Ketua Dewan Pengarah Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Maruf itu mempunyai pengaruh kuat hingga saat ini.

Baca juga: Gaya Pemerintahan Jokowi-JK vs Jokowi-Ma'ruf

Ditambah, JK punya bisnis keluarga yaitu Kalla Grup yang dikelola keluarganya. "Artinya JK effect termasuk pengaruh keluarga cukup besar di Makassar," jelasnya.

Namun, menurut Pangi, JK tidak tampil all out mendukung Jokowi saat Pilpres 2019. Salah satu penyebabnya adalah dukungan kemenakan JK, Erwin Aksa yang mendadak membelot ke pasangan calon wakil presiden nomor urut dua Sandiaga Uno.

"Apalagi ada indikasi JK dukung Jokowi hanya dukungan dalam rangka kepentingan pragmatis, mengamankan bisnis JK," terangnya.

Atas dukungan Erwin Aksa, Pangi mengatakan jangan heran jika JK diduga main dua kaki. Mengingat pengusaha, sepengetahuan Pangi, memang punya kepentingan untuk mengamankan usahanya.

"Yang tua Aksa Mahmud main di kaki Jokowi, sementara Erwin Aksa main di kaki Prabowo, berisiko dan bunuh diri politik kalau kemudian mereka all out habis mendukung salah satu paslon 01 atau paslon 02. Sepanjang yang saya tahu, belum lihat pengusaha main satu kaki," paparnya.

Dengan bentuk dualisme di keluarga JK, kata Pangi, kemungkinan pada Pilpres 2019 terjadi migrasi dukungan di lumbung suara Jokowi di Makassar. "Saya pikir nanti bakal terjadi migrasi suara di Makassar, tadi yang lumbung suaranya Jokowi berpindah ke suara ke Prabowo," tukasnya.

Baca juga: Jusuf Kalla Bermain Dua Kaki di Pilpres 2019, Benarkah?

Berita terkait
0
David Beckham Refleksikan Perjalanannya Jadi Pahlawan untuk Inggris
David Beckham juga punya tips untuk pesepakbola muda, mengajak mereka untuk menikmati momen sebelum berlalu