Jusuf Kalla Bermain Dua Kaki di Pilpres 2019, Benarkah?

JK merupakan mantan Ketua Umum Partai Golkar. Golkar berkoalisi dengan partai pendukung Jokowi-Ma'ruf.
Wakil Presiden Jusuf Kalla (Foto: Antara/Dhemas Reviyanto)

Jakarta, (Tagar 28/3/2019) - Sejumlah orang terdekat Wakil Presiden Jusuf Kalla mendukung pasangan capres cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno membuat spekulasi terkait dukungan tentang mantan Ketua Umum Partai Golkar tersebut di Pilpres 2019.

Pertanyaan tersebut mulanya muncul ketika kemenakan Jusuf Kalla, yakni Erwin Aksa mengalihkan dukungan secara pribadi ke cawapres Sandiaga Uno.

Menurut pengakuan Aksa, keputusan politik yang bertentangan dengan partai, karena dirinya lebih mementingkan persahabatan ketimbang pilihan politik. Lantas, atas nama persahabatan, dia memilih mendukung Sandi.

Ketua Dewan Pengarah Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Jusuf Kalla pun sebenarnya sudah mengkonfirmasi atas politik kemenakannya yang jelas bertentangan dengan pilihan politik dirinya, dan Partai Golkar.

Menurutnya, Erwin tidak berkata sepatah katapun untuk meminta izin terkait perpindahan pilihan politik. Jika sebelumnya ada pembicaraan terkait izin pilihan politik, pastilah dirinya tak akan memberikan izin.

"Kalau Erwin punya sikap begitu, ya saya hargai sikap itu, walaupun dia tidak minta izin, dia cuman kasih tahu. Kalau itu adalah level izin, saya tidak kasih izin," bebernya di Kantor Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Selasa (26/3).

Erick - JokowiBakal Calon Presiden Joko Widodo (kedua kanan) berjabat tangan dengan Bakal Calon Wakil Presiden Ma'ruf Amin (kanan), Wakil Presiden Jusuf Kalla (kedua kiri) dan pengusaha Erick Thohir usai memberikan keterangan terkait formasi tim sukses kampanye nasional Pilpres 2019 di Jakarta, Jumat (7/9/2018). Wakil Presiden Jusuf Kalla menjadi Ketua Dewan Pengarah Tim Pemenangan Jokowi-Ma'aruf Amin, dan Erick Thohir menjadi Ketua Tim Kampanye Nasional. (Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay)

Tapi, mengingat pilihan politik adalah hak setiap individu pun alasan persahabatan Erwin dengan Sandi, JK memilih tak menghalangi kebebasan politik Aksa. "Erwin kasih tahu bahwa dia dukung ini. Ya namanya juga sarana demokrasi silakan saja," sambungnya.

Lain Aksa, lain pula Fatima Kalla. Adik bungsu JK, dikabarkan menghadiri kampanye terbuka hari pertama calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto di Makassar.

Dengan indikasi pindahnya kemenakan Jusuf Kalla ke paslon 02, ditambah isyarat hadirnya adik bungsu Ketua Umum Partai Golkar ke-8 tersebut bersama orang terdekat lainnya, apakah memang benar Jusuf Kalla bermain dua kaki?

Politikus Partai Golkar Dave Akbarshah Fikarno memastikan dugaan dari sejumlah pihak, bahwa JK bermain politik tidaklah benar. "Tidak lah," jawabnya tegas saat dikonfirmasi Tagar News, Kamis (27/3).

Menurutnya, dugaan Jusuf Kalla bermain dua kaki di kontestasi Pilpres 2019 hanya pengamatan berbagai unsur semata. Bagi Dave, sejumlah indikasi terkait JK bermain dua kaki tidak sesuai fakta. "Ya namanya juga pengamat. Kan tergantung dari mana pengamatannya," sambungnya.

Kendati spekulasi beranjak dari hengkangnya Erwin Aksa yang juga kemenakan JK dari Partai Golkar, serta indikasi hadirnya adik JK, Fatima Kalla saat kampanye terbuka JK di Makasar, tetap saja menurut Ketua DPD Golkar Cirebon ini tidak memengaruhi dukungan calon presiden nomor urut satu (01) Joko Widodo.

Bisa dibilang, tak ada kerguan untuk JK berdiri pada pilihan politiknya, mendukung Jokowi, walau berbeda pilihan dengan orang-orang terdekatnya.

"Pak JK full dukung Jokowi, tidak ada keraguan. Tidak lah, tetap solid dukung 01," jelas Anggota Komisi I DPR tersebut.

Bisa saja mainkan dua kartu

Sementara itu, menurut Direktur Eksekutif Indonesia Political Review Ujang Komarudin, dengan indikasi pindahnya Erwin Aksa, pun kehadiran Fatima Kalla, bisa saja sebenarnya JK bermain dua kaki atau kata lainnya bermain dua kartu.

"Ya itulah. Bisa saja JK sedang mamainkan dua kartu," terangnya kepada Tagar News, Kamis (29/3).

Namun, sebenarnya indikasi tersebut kembali lagi pada JK sendiri. Karena yang tahu menurut Dosen Universitas Al Azhar Indonesia (UAI) benar atau tidaknya, bermain dua kaki hanya JK sendiri.

"Tapi itu semua yang tahu Pak JK. Bermain dua kaki atau tidak yang tahu hanya Pak JK. Dan biar masyarakat yang menilai apalah JK main di dua kaki atau tidak," sambungnya.

Meski Partai Golkar menolak kalau JK bermain dua kaki, yang jelas sekarang pilihan politik antara Aksa dan JK berbeda. JK memilih dukung Jokowi dua periode, sedangkan Aksa membangkang dari aturan Golkar dan memilih dukung Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta.

"Itu memang keputusan yang bersangkutan. Itu pilihan politik mereka yang berbeda dukungan. Soal Golkar menilai menolak JK main dua kaki ya itu hak mereka. Tapi faktanya Golkar ke Jokowi. Erwin Aksa ke Prabowo," urainya.

Lagi-lagi apakah JK bermain dua kaki? Menurutnya, politik seperti pepatah Inggris. Don't put egg in the sama basket. Jangan simpan telor dikeranjang yang sama. "Di politik juga sama. Jangan mendukung hanya disatu kubu. Jika kalah, maka kalah semua. Jika dukungannya berbeda. Maka jika yang satu kalah, maka yang satu lg menang," tandasnya. []

Baca juga: 

Berita terkait