Penganiayaan dalam Unjuk Rasa di Iran Pada Tahun 2019

Para saksi, pengacara hak asasi manusia, jaksa internasional dan akademisi berkumpul pada di London hadiri persidangan kasus kekejaman di Iran
Seorang perempuan Iran berikan kesaksian dalam persidangan kasus pembunuhan dan penganiayaan yang terjadi dalam aksi unjuk rasa di Iran pada 2019. Persidangan digelar di London, Inggris, 10 Novermber 2021 (Foto: voaindonesia.com - VOA Persian/Ramin Haghjoo)

Jakarta – Para saksi, pengacara hak asasi manusia, jaksa internasional dan akademisi berkumpul pada Kamis, 11 November 2021, di London untuk menghadiri hari kedua persidangan kasus kekejaman yang terjadi di Iran, yang digelar untuk menyelidiki bagaimana sebagian besar protes damai yang berlangsung dua tahun lalu itu berubah menjadi kekerasan.

Pasukan keamanan Iran telah membunuh ratusan orang dan menangkap ribuan orang yang berunjuk rasa menentang lonjakan harga bahan bakar yang tiba-tiba pada pertengahan November 2019.

Pemerintah Iran menaikkan harga bensin bersubsidi sebesar 50 persen, sehingga membuat marah rakyat Iran yang menghadapi situasi sulit di mana mereka dikepung oleh pengangguran, inflasi, dan sanksi-sanki berat dari Amerika Serikat.

Para saksi tampil secara virtual dan secara langsung di aula konferensi di Westminster, menjelaskan dengan rinci tindakan keras yang mematikan yang dilakukan oleh para pihak berwenang pada dua tahun lalu.

Beberapa diantaranya berbicara secara langsung, sementara yang lainnya menyampaikan kesaksian melalui rekaman video. Banyak saksi yang mengenakan masker dan kacamata hitam untuk menyembunyikan identitas mereka karena takut akan pembalasan oleh pemerintah Iran terhadap anggota keluarga mereka.

Beberapa diantaranya menunjukkan foto anak-anak yang meninggal. Seorang perempuan yang memegang foto putranya dengan anak-anaknya sendiri, bertanya pada sesi pembukaan persidangan di hari Rabu, 10 November 2021, kepada siapa dia dapat meminta bantuan tanpa bantuan dari pengadilan Iran.

"Saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan dan ke mana harus pergi," katanya. "Di dunia ini, tidak adakah orang yang bisa mendengar tangisanku?"

Sidang pada Kamis, 11 November 2021, menampilkan seorang mantan perwira polisi Iran, yang hanya diidentifikasi sebagai "Saksi 195". Ia mengingat agen intelijen "menembakkan peluru pada para pengunjuk rasa" dalam kejadian dua tahun lalu tersebut.

Saksi lain, “Saksi 366,” menunjukkan sinar-X peluru yang bersarang di dekat paru-parunya.

Pengadilan itu diselenggarakan oleh koalisi organisasi masyarakat sipil seperti Keadilan untuk Iran, Hak Asasi Manusia Iran dan Ensemble Contre la Peine de Mort atau Bersama Melawan Hukuman Mati. Mereka akan mendengarkan bukti dari 160 saksi lebih selama persidangan yang berlangsung selama empat hari (ps/lt)/voaindonesia.com/VOA. []

Cela Eksekusi Wartawan Iran Panggil Dubes Jerman dan Prancis

Wartawan Perempuan di Afghanistan Ditembak Mati

Iran Ketakutan Terkait dengan Kekacauan di Afghanistan

Warga Afghanistan Ramai-ramai Lari ke Perbatasan Iran

Berita terkait
Menlu Iran Positif Covid-19 Jelang Pembicaraan Nuklir
Menlu Iran, Hossein Amir-Abdollahian, telah dinyatakan positif mengidap Covid-19 menjelang momen penting dalam upaya diplomatik
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.