Jakarta - Pengamat Intelijen, Stanislaus Riyanta mengatakan rencana kepulangan Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab yang ramai diperbincangkan, itu karena pemimpin FPI itu dikenal sebagai salah satu figur oposisi yang paling berpengaruh saat ini.
Demikian dikatakan pengamat intelijen Stanislaus Riyanta ketika diminta tanggapannya terkait rencana kepulangan Habib Rizieq Shihab ke Indonesia.
Jika dibandingkan dengan figur oposisi lainnya seperti Gatot Nurmantyo dan Anies Baswedan, Rizieq Shihab mempunyai basis massa banyak dan militan. Rizieq Shihab mampu menjadi tokoh sentral yang menggerakkan massa dalam jumlah besar. Seperti, beberapa kali aksi besar 212 dan 411.
"Berbeda dengan kelompok maupun partai politik yang oposisi. Mereka punya massa tapi tidak militan," kata Stanislaus ketika diwawancara Tagar Tv, Jumat 6 November 2020.
"Ketika ingin menyuarakan sesuatu dan dia (Rizieq Shihab) mengajak massanya atau simpatisannya, mereka (simpatisan) datang dengan cepat dalam jumlah yang banyak," kata Stanislaus.
Warga negara Indonesia yang mau pulang ke Indonesia itu sah-sah saja. Tidak ada yang harus dipermasalahkan, ujar dia.
Disinggung mengenai kabar rencana kepulangan Habib Rizieq Shihab yang berada di Arab Saudi sejak tahun 2017 lalu, Stanislaus menjelaskan bahwa semua warga negara Indonesia yang berada di negara lain berhak untuk kembali ke Tanah Air selama mereka tidak ada masalah di negara sebelumnya.
"(Warga negara Indonesia yang mau pulang ke Indonesia) itu sah-sah saja. Tidak ada yang harus dipermasalahkan," ujar dia.
Baca juga : Mahfud MD: Saya Mau Bantu, Tapi Ditolak Rizieq Shihab
Baca juga : Polisi Minta Masyarakat Jabar Tertib Sambut Rizieq Shihab
Selain itu, selama tidak melanggar aturan yang berlaku, maka tidak ada yang perlu dikhawatirkan jika seorang Warga Negara Indonesia (WNI) akan kembali ke tanah air."Warga negara (Indonesia) yang pulang itu normatif jadi tidak perlu dikhawatirkan selama tidak ada masalah di negara asal negara tempat sebelumnya," tutur dia. []