Jakarta - Pengamat ekonomi Universitas Brawijaya Candra Fajri Ananda mendukung upaya pemerintah untuk ekspansi pasar ke Amerika Selatan agar ekspor nasional tidak lagi tergantung dengan negara tujuan tradisional.
"Selama ini kan pasar Indonesia terlalu klasik, seperti Amerika, China. Perluasan pasar itu perlu," kata Candra dalam pernyataan yang diterima di Jakarta, Selasa 14 Mei 2019, dilansir dari Antara.
Menurut Candra, hubungan kerja sama dengan beberapa negara di kawasan Amerika Selatan juga dapat meningkatkan persepsi bangsa (nation branding) dan dukungan bagi Indonesia di tingkat global.
Selama ini kan pasar Indonesia terlalu klasik, seperti Amerika, China. Perluasan pasar itu perlu
Meski demikian, tambah dia, upaya tersebut belum tentu dapat mengatasi problem defisit neraca perdagangan dalam waktu dekat, karena masih terdapat tantangan.
Tantangan itu adalah pertumbuhan ekonomi yang tidak besar di kawasan tersebut dan masalah jarak sehingga belum membuat pengusaha sepenuhnya tertarik untuk membuka pasar di Amerika Selatan.
Candra menyebutkan saat ini kontribusi perdagangan luar negeri Indonesia ke kawasan Timur Tengah dan Afrika Barat justru lebih besar..
"Untuk alasan ekonomi, Timur Tengah bagus. Lalu Afrika Barat juga. Afrika ini apalagi tidak terlalu repot soal kualitas produk," ujarnya.
Pernyataan Candra tersebut terkait dengan kunjungan kerja Menteri Perdagangan ke Argentina dan Chili untuk memperluas peluang pasar ekspor produk-produk Indonesia ke pasar nontradisional.
Agenda utama kunjungan tersebut adalah menindaklanjuti implementasi kesepakatan kerja sama ekonomi komprehensif Indonesia-Chili (Indonesia-Chili Comprehensive Economic Partnership Agreement/IC-CEPA). []