Pengamat: Berlebihan Kaitkan Anjloknya IHSG dengan PSBB

Pengamat pasar modal, Siswa Rizali tidak sependapat jika rencana penerapan PSBB total di Jakarta sebagai penyebab anjloknya IHSG.
Hari ke-4 penerapan PSBB di Jakarta. Terlihat sejumlah kendaraan melintasi perbatasan Depok menuju Jakarta di Jalan Margonda Raya, Depok, Jawa Barat, Senin (13/4/2020). (Foto: Antara/Asprilla Dwi Adha)




Jakarta - Pengamat pasar modal, Siswa Rizali tidak sepandapat jika rencana penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di DKI Jakarta sebagai penyebab anjloknya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

"Dalam perumusan kebijakan, ada instrumen kebijakan (policy instrument), target antara kebijakan (intermediate target), dan target akhir tujuan kebijakan (ultimate objective)," kata Siswa saat dihubungi Tagar, Jumat, 11 September 2020.

Pemerintah dan DPR sebaiknya fokus dengan kebijakan-kebijakan ekonomi yang bisa membantu para pengusaha melakukan bisnis dengan baik.

Baca Juga: Guys Hati-Hati, IHSG Rally Semu Karena Faktor Ini 

Misalnya di BI, ultimate targetnya inflasi dan stabilitas nilai tukar. Fiskal (APBN), tujuan akhirnya pertumbuhan ekonomi dan pemerataan. "Nah, tidak ada satu pun kebijakan pemerintah seperti BI, Kemenkeu, Bappenas, bahkan di OJK yang menjadikan IHSG sebagai target kebijakan ekonomi," tutur Siswa. 

Tekait hal tersebut, kata Siswa, ketika menteri dan anggota DPR berbicara tentang pergerakan indikator seperti IHSG seolah tidak mengerti perumusan kebijakan ekonomi. "Maka ketika menteri dan anggota DPR bicara terlalu berlebihan tentang pergerakan indikator IHSG, apalagi dalam jangka pendek, semata-mata mereka tidak mengerti tugas mereka dan mereka tidak mengerti perumusan kebijakan ekonomi," ucapnya.

IHSGGrafik Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) 2007-2011

Untuk itu, pemerintah dan DPR sebaiknya fokus dengan kebijakan-kebijakan ekonomi yang bisa membantu para pengusaha melakukan bisnis dengan baik. "Bila usahanya maju, mereka akan nyari pendanaan, baik melalui perbankan maupun pasar modal. Di pasar modal, baik dengan menerbitkan surat utang maupun saham, baik dengan IPO  maupun dengan menerbitkan efek baru (right issue)," ujar Siswa.

Pemerintah dan DPR, menurut Siswa, harus membuat kebijakan yang mampu memberikan rasa nyaman kepada investor ritel dan institusional berinvestasi di pasar modal. Ini bertujuan agar pasar modal bisa berkembang. "Menteri dan anggota DPR yang membahas pergerakan IHSG jangka pendek dengan mengait-kaitkan PSBB hanya buang-buang waktu dan tidak berguna bagi pembangunan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat," tuturnya.

Simak Pula: Pelaku Usaha Minta Stop PSBB Agar Ekonomi Kembali

Ia  menambahkan, yang harus dipahami yakni ada berbagai jenis investor di Bursa Efek Indonesia (BEI). "Investor jangka pendek, trader, akan selalu mencoba menebak berita-berita apa pun untuk peluang trading, jadi begitu mendengar PSBB, mereka menggunakan peluang itu untuk jual dulu, lalu beli lagi di bawah, dan di jual lagi bila harga naik. Sedangkan investor jangka panjang, lebih terfokus pada fundamental perusahaan. Bila ada koreksi besar dan fundamental perusahaan bagus, maka akumulasi atau beli," kata Siswa. []

Berita terkait
Guys Hati-Hati, IHSG Rally Semu Karena Faktor Ini
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hijau tebal pada pembukan perdagangan awal pekan ini dengan berhasil menembus level psikologis 5.000
Pelaku Usaha Minta Stop PSBB Agar Ekonomi Kembali
Pengamat ketenagakerjaan UGM Tadjudin Nur Effendi menuturkan penghentian PSBB tak cukup untuk menggerakkan aktivitas ekonomi.
Aduh, Kata Sri Mulyani PSBB Bikin Ekonomi RI Minus
Menkeu Sri Mulyani Indrawati memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mengalami kontraksi hingga 3,1 persen karena PSBB di sejumlah daerah.
0
Surya Paloh Sebut Nasdem Tidak Membajak Ganjar Pranowo
Bagi Nasdem, calon pemimpin tak harus dari internal partai. Ganjar Pranowo kader PDIP itu baik, harus didukung. Tidak ada membajak. Surya Paloh.