Sleman - Sebanyak 10 pasangan pengantin melangsungkan pernikahan bareng secara virtual atau daring di Yogyakarta, Senin, 29 Juni 2020. Pernikahan terbilang unik karena dikonsep secara virtual menggambarkan destinasi wisata DIY.
Pelaksanaan momen sakral ini tidak seperti biasanya yang dihadiri banyak orang, kali ini digelar sesuai protokol kesehatan Covid-19. Nikah bersama virtual tersebut hadir pertama kali di Indonesia.
Hari ini yang nikah bersama virtual ada 10 pasangan pengantin. Yaitu untuk di KUA Kabupaten Sleman ada di wilayah Ngaglik, Depok, Turi dan Gamping terdiri dari ada 4 pasangan.
Direktur GM Production Yurry Apreto mengatakan kiranya ada 10 pasangan yang nikah bersama virtual pada hari ini. Dengan mas kawin seperangkat alat salat dilakukan secara serempak dibeberapa KUA (Kantor Urusan Agama) di DIY.
"Hari ini yang nikah bersama virtual ada 10 pasangan pengantin. Yaitu untuk di KUA Kabupaten Sleman ada di wilayah Ngaglik, Depok, Turi dan Gamping terdiri dari ada 4 pasangan. KUA Kabupaten Bantul ada di Banguntapan, Piyungan, Kasihan terdiri ada 4 pasangan," ujarnya, Senin, 29 Juni 2020.
Selain itu, KUA Kulonprogo di wilayah Kokap ada 1 pasangan. Dan satunya di sini di Pendopo Agung Royal Ambarrukmo. Menurut Yurry, dengan berkembanganya model pernikahan virtual ini, diprediksi dapat menggerakan kembali sektor-sektor usaha yang kini tengah lesu akibat Covid-19.
Jasa rias dan persewaan perlengkapan pengantin nantinya akan kembali digunakan oleh masyarakat dalam pernikahan model baru tersebut. Turut hadir Kepala Dinas Pariwisata DIY Singgih Raharjo dalam acara nikah virtual bersama.
Singgih menilai nikah virtual menjadi salah satu solusi di tengah pandemi covid-19. Konsep tersebut juga dapat menggairahkan industri pariwisata yang ada di Yogyakarta
"Dapat menggerakan sektror industri pariwisata DIY. Sekaligus untuk mempercontohkan penyelanggaraan nikah disaat pandemi covid-19 dengan protokol yang ada," ucap Singgih.
Pernikahan virtual menjadi kolaborasi antara pemilik usaha hotel, pelaku destinasi wisata, pekerja event dan sektor lainnya agar tetap dapat produktif.
"Harapan kami melalui pernikahan virtual ini dapat menghidupkan dan menggerakkan roda ekonomi DIY. Semuanya harus bangkit dan bisa saling bersinergi," kata Singgih. []