Peneliti China Ungkap Fakta Kenapa Virus Corona Cepat Menyebar

Sejumlah peneliti di China membeberkan beberapa penyebab kenapa virus corona atau Covid-19 bisa lebih cepat menyebar di seluruh dunia.
Ilustrasi pasien virus corona (Foto: pixabay)

Jakarta - Sejumlah peneliti di China membeberkan beberapa penyebab kenapa virus corona atau  Covid-19 bisa lebih cepat menyebar di seluruh dunia. 

Saran kami adalah untuk memakai masker wajah selama naik bus

Mengutip South China Morning Post, hasil studi tim ahli epidemiologi Pemerintah China mengungkapkan virus corona dapat bertahan di udara selama setidaknya 30 menit dan menyebar sejauh 4,5 meter, lebih jauh dari "jarak aman" yang disarankan oleh otoritas kesehatan di seluruh dunia.

Selain itu, para peneliti juga menemukan bahwa virus tersebut bisa bertahan selama berhari-hari di permukaan tempat tetesan pernapasan mendarat. Hal ini meningkatkan risiko penularan jika orang yang tidak menaruh curiga menyentuhnya dan kemudian menggosok wajah mereka.

Lamanya waktu berlangsung di permukaan tergantung pada faktor-faktor seperti suhu dan jenis permukaan, misalnya pada sekitar 37 Celcius (98 Fahrenheit), dapat bertahan selama dua hingga tiga hari pada kaca, kain, logam, plastik, atau kertas.

Temuan ini, dari sekelompok peneliti resmi dari provinsi Hunan yang menyelidiki kasus cluster, membantah saran dari otoritas kesehatan di seluruh dunia bahwa orang harus tetap terpisah pada "jarak aman" satu hingga dua meter (tiga hingga enam setengah kaki). 

Pencegahan CoronaPetugas Tanggap COVID-19 Pemprov DKI Jakarta memberikan sosialisasi tata cara penggunaan masker dengan benar kepada siswa SMK Jakarta Pusat 1 di Jakarta, Senin, 9 Maret 2020. Sosialisasi tersebut untuk meningkatkan kesadaran kepada masyarakat tentang gerakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) guna mengantisipasi potensi penyebaran virus Corona (COVID-19). (Foto: Antara/Galih Pradipta)

Penelitian yang dilakukan ilmuwan ini didasarkan pada kasus wabah lokal pada 22 Januari lalu selama puncak musim perjalanan Tahun Baru Imlek. Seorang penumpang, yang dikenal sebagai "A", menaiki bus jarak jauh yang sudah dipesan penuh dan duduk di baris kedua dari belakang.

Penumpang sudah merasa sakit pada saat itu tetapi sebelum China menyatakan wabah coronavirus sebagai krisis nasional, jadi "A" tidak memakai masker, begitu pula sebagian besar penumpang lain atau pengemudi di bus yang berisi 48 penumpang.

China mengharuskan kamera televisi sirkuit tertutup dipasang di semua bus jarak jauh, yang memberikan rekaman berharga bagi para peneliti untuk merekonstruksi penyebaran virus di dalam bus, yang jendelanya semua tertutup.

"Dapat dipastikan bahwa dalam lingkungan tertutup dengan pendingin udara, jarak penyebaran virus corona melebihi jarak aman yang selama ini disarankan (1-2 meter)," tulis para peneliti dalam sebuah makalah yang diterbitkan dalam jurnal Practical Preventive Medicine, Jumat lalu.

Penelitian juga menyoroti risiko bahwa virus itu dapat tetap bertahan bahkan setelah orang yang membawa virus meninggalkan bus.

Para ilmuwan memperingatkan bahwa coronavirus bisa bertahan lebih dari lima hari dalam kotoran manusia atau cairan tubuh.

Mereka mengatakan penelitian membuktikan pentingnya mencuci tangan dan mengenakan masker di tempat-tempat umum karena virus dapat bertahan di udara yang menempel pada partikel tetesan halus.

"Saran kami adalah untuk memakai masker wajah selama naik bus," kata ilmuwan tersebut.

Hu Shixiong, penulis utama penelitian yang bekerja untuk Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Provinsi Hunan, mengatakan rekaman kamera keamanan menunjukkan pasien "A" tidak berinteraksi dengan orang lain selama perjalanan empat jam.

Tetapi pada saat bus berhenti di kota berikutnya, virus sudah melompat dari pasien "A" ke tujuh penumpang lainnya.

Ini termasuk tidak hanya orang yang duduk relatif dekat dengan pasien "A", tetapi juga beberapa korban enam baris darinya, sekitar 4,5 meter jauhnya.
Mereka semua kemudian dinyatakan positif, termasuk satu penumpang yang tidak menunjukkan gejala penyakit.

Setelah seluruh penumpang turun, rombongan lain naik bus sekitar 30 menit kemudian. Seorang penumpang yang duduk di barisan depan di sisi lain lorong juga terinfeksi.

Hu mengatakan penumpang yang tidak mengenakan masker kemungkinan menghirup aerosol atau partikel kecil, dihembuskan oleh penumpang yang terinfeksi dari kelompok sebelumnya.

Aerosol adalah partikel berbobot ringan yang terbentuk dari tetesan kecil cairan tubuh.

“Alasan yang mungkin adalah bahwa di ruang tertutup sepenuhnya, aliran udara terutama didorong oleh udara panas yang dihasilkan oleh pendingin udara. Munculnya udara panas dapat mengangkut tetesan yang sarat virus ke jarak yang lebih besar,” kata Hu, mengutip South China Morning Post.

Setelah turun dari bus jarak jauh tersebut, pasien 'A" naik minibus lagi dan melakukan perjalanan selama satu jam lagi. Virus itu menyebar ke dua penumpang lain, salah satunya juga duduk 4,5 meter dari pasien "A".

Pada saat penelitian selesai pada pertengahan Februari, pasien "A" telah menginfeksi setidaknya 13 orang.

Penonton Asian GamesIlustrasi penumpang bus (Foto: Antara/INASGOC/Widodo S Jusuf)

Para peneliti juga menemukan bahwa tidak ada penumpang di dua bus yang memakai masker wajah terinfeksi. Hal ini menegaskan keputusan untuk meminta orang mengenakan masker di depan umum.

“Saat mengendarai transportasi umum yang lebih tertutup seperti kereta bawah tanah, mobil, pesawat terbang, dan lainnya, Anda harus mengenakan masker sepanjang waktu, dan pada saat yang sama, meminimalkan kontak antara tangan Anda dan area umum, dan menghindari menyentuh wajah Anda sebelum membersihkan," tulis penelitian tersebut. 

Para peneliti juga menyarankan peningkatan sanitasi pada transportasi umum dan menyesuaikan pendingin udara untuk memaksimalkan volume udara segar yang dipasok.

Mereka juga mengatakan interior angkutan umum harus dibersihkan dan didesinfeksi sekali atau dua kali sehari, terutama setelah penumpang tiba di terminal. []


Berita terkait
12 Negara Asia Belum Kena Penyebaran Virus Corona
Penyebaran virus Corona atau Covid-19 semakin mengkhawatirkan, beberapa negara di Asia mulai terinfeksi virus mematikan ini.
Bisa Tangkal Corona, Harga Jahe di Makassar Naik
Merebaknya isu jahe bisa menangkal virus corona, menyebabkan harga jahe di pasar tradisional di kota Makassar naik.
Kerja Keras Jokowi Jaga Masyarakat dari Virus Corona
Juru bicara (Jubir) Presiden, Fadjroel Rachman mengatakan Presiden Jokowi mengapresiasi seluruh jajarannya yang tanggap virus corona.
0
DPR Terbuka Menampung Kritik dan Saran untuk RKUHP
Arsul Sani mengungkapkan, RUU KUHP merupakan inisiatif Pemerintah. Karena itu, sesuai mekanisme pembentukan undang-undang.