Pendiri Taliban Injakkan Kaki di Afghanistan Setelah 20 Tahun

Sumber yang memahami pergerakan Baradar menuturkan kepada CNN bahwa dia terbang dari Doha, Qatar, langsung menuju ke Kandahar.
Mullah Baradar (Foto: dok. AFP/KARIM JAAFAR)

Jakarta - Mullah Baradar, pendiri kelompok militan Taliban kembali menginjakkan kakinya di Afghanistas setelah 20 tahun setelah para 'mujahid' itu berhasil merebut kekuasaan.

Seperti dilansir CNN, Rabu (18/8/2021), juru bicara biro politik Taliban, Muhammad Naeem Wardak, mengumumkan via Twitter pada Selasa, 17 Agustus waktu setempat bahwa Baradar telah tiba di Kandahar, Afghanistan.

"Sore ini, delegasi petinggi Imarah Islam, yang dipimpin Mullah Baradar, Deputi Politik dan Kepala Kantor Politik Imarah Islam Afghanistan, tiba di negara tercinta dan mendarat di Bandara Kandahar," sebut Naeem Wardak dalam cuitannya.

Sumber yang memahami pergerakan Baradar menuturkan kepada CNN bahwa dia terbang dari Doha, Qatar, langsung menuju ke Kandahar.

Baradar yang juga menjabat Wakil Pemimpin Taliban ini menjadi salah satu anggota terkemuka ketika rezim Taliban terakhir kali berkuasa di Afghanistan. Kembalinya Baradar ke Afghanistan semakin memicu kekhawatiran bahwa sifat pemerintahan baru akan mencerminkan era tersebut.

Diketahui bahwa Baradar pernah ditangkap di Pakistan tahun 2010 dan baru dibebaskan tahun 2018 saat Amerika Serikat (AS) mengintensifkan upaya untuk meninggalkan Afghanistan.

Tahun lalu, Baradar yang menjadi kepala perunding Taliban berbicara via telepon dengan Presiden Donald Trump yang saat itu masih menjabat. Percakapan telepon keduanya dilakukan setelah Taliban dan AS menandatangani perjanjian bersejarah di Qatar pada Maret 2020.


Kami tidak ingin Afghanistan menjadi medan pertempuran. Pertempuran hari ini telah berakhir...siapa saja yang melawan oposisi telah diberikan amnesti bertahap. Pertempuran tidak seharusnya berulang.


Trump saat itu menyebut percakapan telepon mereka berlangsung dengan baik. "Hubungannya saya dengan Mullah sangat baik. Mereka ingin menghentikan kekerasan, mereka akan menghentikan kekerasan," ucap Trump saat itu.

Di seluruh wilayah Afghanistan, warga kini menunggu untuk mengetahui rezim seperti apa yang akan memimpin negara mereka ke depan -- dan apakah mereka yang mendukung pemerintahan yang didukung AS selama 20 tahun terakhir akan mendapat pembalasan dari Taliban.

Melalui penjelasan via televisi, pernyataan dan konferensi pers, para pejabat Taliban melontarkan jaminan bahwa pembalasan tidak ada dalam agenda mereka. Juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid, menyatakan Taliban akan mengabulkan amnesti untuk semua orang di Afghanistan, termasuk personel militer dan para penerjemah untuk pasukan asing.

"Kami tidak ingin Afghanistan menjadi medan pertempuran. Pertempuran hari ini telah berakhir...siapa saja yang melawan oposisi telah diberikan amnesti bertahap. Pertempuran tidak seharusnya berulang," cetus Mujahid dalam konferensi pers pada Selasa (17/8) waktu setempat di Kabul.

"Keluarga-keluarga yang ada di bandara dalam ketakutan sekarang, mereka harus kembali... Saya menjamin dalam hidup mereka tidak akan ada yang mendatangi mereka dan menanyai mereka soal apa yang mereka telah lakukan dan tidak dilakukan," imbuhnya.

Wakil pemimpin Taliban, Maulvi Mohammad Yaqub, juga memerintahkan para petempur untuk tidak 'memasuki rumah-rumah warga atau menyita mobil-mobil mereka' dalam pesan audio yang disebarluaskan melalui saluran Taliban. Namun janji-janji Taliban itu ditanggapi secara skeptis oleh komunitas internasional dan praktik-praktik intimidasi dilaporkan telah dimulai. []

Baca Juga: Kemlu RI Sebut Taliban Jamin Keamanan KBRI di Kabul

Berita terkait
Taliban Klaim Afghanistan Akan Jadi Negara Islam
Afghanistan akan menjadi negara Islam. Saat ini mereka berhasil menguasai jantung negara, Kabul.
Amerika Tidak Perkirakan Kemajuan Taliban Secepat Itu
Para pengecam mengatakan kepergian Amerika dapat menciptakan krisis kemanusiaan dan surga bagi ekstremis
Uni Eropa Desak Pendekatan Internasional Hadapi Taliban
Para pemimpin Eropa desak sebuah pendekatan yang bersatu dalam berhubungan dengan sebuah pemerintahan Taliban di Afghanistan
0
Anak Idap Lumpuh Otak, Sang Ibu Perjuangkan Ganja Medis Legal di CFD
Seorang Ibu Viral setelah melakukan aksinya dalam berjuang melegalkan Ganja Medis di Indonesia demi anaknya yang mengidap lumpuh otak.