Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) fokus pada pendekatan Operasi, Pemeliharaan, Optimalisasi, dan Rehabilitasi (OPOR) dalam menyusun program pembangunan infrastruktur.
"Pada Tahun 2022 ini Kementerian PUPR fokus melakukan pendekatan OPOR," ujar Sekretaris Jenderal Kementerian PUPR Mohammad Zainal Fatah di Bogor, Jawa Barat, Rabu, 23 Maret 2022.
Zainal menjelaskan bahwa "Operasi" ditujukan untuk infrastruktur yang telah tuntas harus segera dioperasikan setelah lulus dari tahapan uji coba yang diperlukan, sedangkan "Pemeliharaan" bertujuan menjamin keberlangsungan fungsi infrastruktur agar tetap beroperasi sehingga kualitas layanan tidak terganggu.
Dalam hal ini, optimalisasi yang dimaksud adalah semua pembangunan infrastruktur yang sudah selesai harus dievaluasi, diinventarisasi, dan segera dimanfaatkan. Misalnya, rumah susun yang udah jadi tapi belum dihuni harus segera dihuni.
Sedangkan, rehabilitasi ditujukan untuk infrastruktur yang telah mencapai umur konstruksi tertentu atau infrastruktur terdampak bencana agar fungsinya dikembalikan seperti semula.
Pada Tahun 2022, katanya, Kementerian PUPR mendapat alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebesar Rp 100,6 triliun.
Program pembangunan Kementerian PUPR masih difokuskan untuk pemulihan ekonomi nasional dan mengoptimalkan pemanfaatan infrastruktur yang sudah dibangun.
"Menteri PUPR Bapak Basuki Hadimuljono mengatakan program pembangunan infrastruktur TA 2022-2024 bertujuan agar pada Tahun 2024 semua pembangunan infrastruktur yang sudah mulai dikerjakan harus sudah selesai agar tidak meninggalkan isu adanya pembangunan yang mangkrak," ujarnya, dikutip dari Antara. []
Baca Juga
Menteri Basuki: Penting Inovasi Infrastruktur Tahan Bencana
PUPR: Tata Pemukiman Layak Huni di Perkotaan Pasca Covid-19
PUPR Salurkan PSU Senilai Rp 3,7 M di Provinsi Papua
Kemensos dan PUPR Bangun Rusun untuk Kelompok Rentan di Surakarta