Jakarta - Kabar duka menyelimuti DPP Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII). Ketua Umum LDII Prof KH Abdullah Syam wafat diusia 72 tahun di Rumah sakit Veteran dr Suyoto. KH Abdullah Syam merupakan sosok pencetus Gerakan Ayo Menghormati Guru.
Penguru DPP LDII dr Dani Pramudya mengatakan KH Abdullah Syam menghembuskan napas terakhir pada pukul 03.30 WIB. Pria kelahiran Bogor, 22 Februari 1948 itu menderita komplikasi diabetes, hipertensi, dan jantung.
Beliau kemudian dirawat di rumah sakit hingga meninggal dunia
“Pak Abdullah Syam meninggal dunia pukul 03.30 pada Selasa, 14 Juli 2020. Beliau meninggal karena menderita komplikasi diabetes, hipertensi, dan jantung," ujarnya melalui keterangan tertulisnya kepada Tagar, Selasa, 13 Juli 2020.
Dani mengaku Almarhum telah dirawat di rumah sakit selama lima hari. Namun akhirnya Abdullah Syam diperbolehkan pulang, karena kondisinya telah stabil. Ketika di rumah kondisinya kembali menurun, sehingga harus dirawat kembali di rumah sakit.
“Beliau kemudian dirawat di rumah sakit hingga meninggal dunia,” ujar Dani.
Ketua DPP LDII Prasetyo Sunaryo mengatakan Abdullah Syam dilantik menjadi Ketua Umum DPP LDII sejak 1998-2005, 2005-2011, 2011-2016, dan 2016-2021. Dalam memimpin DPP LDII selama empat periode Abdullah Syam membawa perubahan dalam gerak organisasi lebih inklusif dan lincah dalam membaca lingkungan strategis.
“Pada saat reformasi, Pak Abdullah Syam berhasil memanfaatkan momentum tersebut dengan menerbitkan Majalah Nuansa dengan izin resmi memakai SIUPP,” ujarnya.
Sunaryo menyebut Abdullah Syam adalah sosok birokrat dan aktif menjadi peneliti di Kementerian Kehutanan. Beliau pernah menyambangi warga LDII di wilayah Pulau Sebatik, perbatasan Indonesia-Malaysia.
Selain itu, Abdullah Syam juga kerap menyambangi para pelajar atau warga LDII yang bekerja di luar negeri untuk melihat secara langsung kegiatan pembinaan generasi muda.
Sementara Sekretaris Umum DPP LDII Dody T Wijaya mengungkapkan pada 2016 Abdullah Syam mengajak seluruh warga LDII menghormati para guru. Program itu diwujudkan dalam Gerakan Ayo Menghormati Guru.
Di mana sebuah gerakan untuk mengajak warga LDII dan seluruh bangsa Indonesia untuk menghormati para guru. Baik guru dalam sekolah formal maupun nonformal seperti kyai, mubaligh-mubalighot, hingga orang tua.
Dody menilai gerakan ini selalu dikenang, karena mengingatkan kembali fungsi sentral para guru dalam menentukan arah berbangsa dan bernegara. []
