Pencarian Korban Banjir Mandailing Natal Masih Dilakukan

“Jumlah korban yang hilang masih dapat berubah karena belum dapat dipastikan," ujar Sutopo.
Beberapa warga berada di antara kayu yang terbawa arus sungai pascabanjir bandang yang terjadi, di Desa Muara Saladi, Kecamatan Ulu Pungkut, Mandailing Natal, Sumatra Utara, Sabtu (13/10/2018). Banjir bandang yang terjadi pada Jumat (12/10) melanda sembilan kecamatan di Kabupaten Mandailing Natal. Peristiwa itu menyebabkan sedikitnya 13 orang meninggal dunia dan 10 orang lainnya dinyatakan hilang. (Foto: Antara/Holik Mandailing)

Medan, (Tagar 13/10/2018) – Pencarian dan penyelamatan korban banjir bandang yang melanda sembilan kecamatan di Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Provinsi Sumatera Utara masih terus dilakukan.

"Kondisi medan berat mengingat desa-desa terdampak banjir berada di pegunungan, pinggir hutan, dan akses sulit dijangkau karena rusak," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, Sabtu (13/10).

Menurut Sutopo, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Madina, BPBD Provinsi Sumatera Utara, TNI, Polri, SAR Daerah, SKPD, PMI, dan relawan telah dikerahkan menangani darurat bencana.

"Sembilan kecamatan dilanda banjir itu yaitu Natal, Lingga Bayu, Muara Batang Gadis, Naga Juang, Panyabungan Utara, Bukit Malintang, Ulu Pungkut, Kota Nopan, dan Batang Natal," ujar Sutopo.

Sutopo mengatakan, data sementara tercatat 13 orang meninggal dunia dan 10 orang hilang, di Madina. Sebanyak 11 murid madrasah di Desa Muara Saladi, Kecamatan Ulu Pungkut, Jumat (12/10) sore meninggal dunia tertimpa bangunan yang hancur diterjang banjir bandang.

"Sungai Aek Saladi mengalir dengan debit air besar, dan membawa lumpur, serta meluap menerjang madrasah tersebut," ujarnya.

Sutopo menjelaskan, sebahagian korban tetimbun lumpur dan material tembok yang roboh, akibat banjir itu.

“Jumlah korban yang hilang masih dapat berubah karena belum dapat dipastikan," ujar Sutopo.
Sutopo menambahkan, pada hari ini (Sabtu, 13/10) ditemukan dua orang lagi meninggal dunia akibat kendaraan masuk sungai dan hanyut.

"Korban yang meninggal adalah satu personel Polsek dan satu orang pegawai PT Bank Sumut. Dan dua orang warga berhasil diselamatkan dari kendaraan yang hanyut," kata Sutopo.

Dampak banjir tersebut, 17 unit rumah roboh, lima unit rumah hanyut, dan ratusan rumah terendam banjir dengan ketinggian 1 hingga 2 meter di Kecamatan Natal dan Muara Batang Gadis.

"Sedangkan delapan titik longsor berada di Kecamatan Batang Natal, Kabupaten Madina," kata Sutopo.

Tanggap Darurat

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mandailing Natal atau Madina menetapkan status tanggap darurat banjir dan longsor di daerah itu hingga 18 Oktober 2018.

"BNPB mendapat pemberitahuan tentang status tanggap darurat itu," kata Sutopo.

Dia menyebutkan, selain memerlukan bantuan pencarian korban dan penanganan kerusakan rumah, kebutuhan mendesak untuk Madina adalah bahan makanan pokok masyarakat dan alat berat.

Selain di Madina, bencana longsor juga terjadi di Sibolga, menyebabkan empat orang meninggal dunia, satu orang luka berat, dan tiga orang luka ringan.

Kerugian material di Sibolga meliputi 25 rumah rusak berat, empat unit rumah rusak sedang dan sekitar 100 rumah terendam banjir dengan tinggi 60-80 centimeter.

BPBD Sumatera Utara mendirikan posko 24 jam guna memberikan bantuan kepada masyarakat di Kecamatan Natal, Kabupaten Mandailing Natal yang terdampak banjir.

"Kita sudah melaporkan kondisi terkini keadaan banjir yang melanda sejumlah lokasi di Mandailing Natal," kata Kepala BPBD Sumatera Utara, Riadil Akhir Lubis di melalui pesan singkat yang diterima di Medan, Sabtu.

Kepada masyarakat diimbau untuk menjauhi sungai-sungai yang terdampak dan tetap waspada dengan situasi yang ada.

"Bupati Mandailing Natal sudah menetapkan kondisi status darurat atas bendana banjir dan longsor tersebut," kata Riadil.

Disebutkan, 730 warga tiga desa di kecamatan terpaksa diungsikan. Warga tiga desa yang diungsikan adalah Desa Patiluban Hilir, Desa Kampung sawah, Desa Sikara Kara IV, Desa Pasar III, Desa Pasar IV.

Pengungsi ditampung di tujuh titik penampungan yang telah disediakan oleh pemerintah.

"Untuk kebutuhan pokok makan di tempat penampungan untuk sementara saat ini difasilitasi oleh Pemerintah Kecamatan dan bantuan dari pihak lain," ujar Camat Kecamatan Natal, Riflan seperti dikutip Antaranews. []

Berita terkait
0
Kesehatan dan Hak Reproduksi Adalah Hak Dasar
Membatasi akses aborsi tidak mencegah orang untuk melakukan aborsi, hal itu justru hanya membuatnya menjadi lebih berisiko mematikan