Penanganan Virus Corona di Sektor Pendidikan Jabar

Gubernur Jabar, Ridwan Kamil, minta seluruh kepala sekolah berikan edukasi yang betul mengenai virus corona (COVID-19) kepada para siswanya
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil saat memberika arahan kepada 27 kepala dinas pendidikan kabupaten/kota dalam rapat koordinasi (rakor) di kantor Dinas Pendidikan Provinsi Jabar, Kota Bandung, Senin (9/3/20) (Foto: Tagar/Humas Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat).

Bandung - Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, meminta seluruh kepala sekolah memberikan edukasi atau pemahaman yang betul mengenai virus corona (COVID-19) kepada para siswanya. Supaya tidak ada lagi perlakuan diskriminasi atau stigma-stigma yang keliru.

“Saya menginstruksikan seluruh kepala dinas agar sekolah proaktif mengedukasi siswa dan orang tua terutama yang berkaitan dengan status kesehatan COVID-19 yang sering menimbulkan kesalahpahaman,” ujar Kang Emil, panggilan akrab Ridwan Kamil, di Bandung, 9 Maret 2020.

Menurut Kang Emil, sapaan dari Ridwan Kamil edukasi ini (tentang COVID-19) penting karena bercermin dari perlakuan diskriminasi kepada salah satu siswa sekolah di Kota Depok yang orang tuanya bekerja di rumah sakit yang pernah merawat pasien positif COVID-19. Ia pun mengingatkan tidak boleh ada stigma yang keliru terhadap suatu laporan hanya karena orang tuanya bekerja di rumah sakit, terus anaknya di-bully juga. Kejadian ini karena datang dari pengetahuan yang terbatas dari para orang tua.

“Tapi itu sudah diselesaikan,” kata Kang Emil. Kang Emil mencontohkan, ada dua kategori pasien COVID-19, yaitu orang dalam pemantauan (ODP) dan pasien dalam pengawasan (PDP). ODP merujuk pada orang dengan sejarah interaksi dengan orang yang positif korona, atau pernah berkunjung ke negara terpapar korona, tapi masih sehat dan tidak masuk rumah sakit.

“Lalu ada pasien dalam pengawasan (PDP). Orang ini masuk rumah sakit atau suspect, nanti hasil tesnya si orang dalam pengawasan ini bisa positif atau negatif,” jelas Kang Emil.

Selain itu, Kang Emil pun meminta seluruh kepala sekolah agar menghentikan sementara kegiatan sekolah, studi banding ke luar provinsi dan luar negeri, termasuk kepala dinas agar mengurangi perjalanan dinas lain yang sifatnya menguras fisik. Begitu pula kegiatan luar ruangan agar digeser ke semester depan.

“Lalu hindari keramaian-keramaian yang anak siswa didik itu harus berkelompok dalam satu kegiatan, saling berdampingan, dan berinteraksi secara fisik, karena penyebaran virus ini banyak lewat cipratan seperti orang batuk, bersin,” pinta dia.

Meskipun demikian, sampai saat ini kegiatan belajar mengajar di sekolah masih memungkinkan dilaksanakan. Hingga saat ini, belum ada urgensi untuk meliburkan sekolah-sekolah. Mengingat penanganan COVID-19 oleh pemerintah pusat maupun daerah masih tetap dilaksanakan.

Disamping itu, Kang Emil pun meminta seluruh kepala sekolah meningkatkan gerakan hidup bersih dan sehat di sekolah. Seperti rajin mencuci tangan bagi siswa, guru, dan penghuni sekolah lainnya, menjaga kesehatan tubuh dengan makanan bergizi dan minum vitamin, serta rajin berolahraga.

“Fasilitas mencuci tangan beserta sabun pembersih akan diperbanyak di sekolah, dan kerja bakti di lingkungan sekolah yang ditambah dengan penyemprotan disinfektan. Saya ingin mendengar sekolah-sekolah dalam kendali bapak dan ibu (termasuk kepala disdik) melakukan gotong royong, pembersihan-pembersihan. Jadi, kita ada respons positif,” katanya.

Terakhir, dalam hal komunikasi publik, Gubernur minta kepala dinas dan kepala sekolah berkoordinasi terlebih dahulu dengan Pusat Informasi dan Koordinasi atau PIKOBAR COVID-19 Jawa di kabupaten atau kota masing-masing sebelum mengeluarkan pernyataan ke publik melalui media massa. [] 

Berita terkait
Peneliti China Ungkap Fakta Kenapa Virus Corona Cepat Menyebar
Sejumlah peneliti di China membeberkan beberapa penyebab kenapa virus corona atau Covid-19 bisa lebih cepat menyebar di seluruh dunia.