Pemuda Lajang Temui Ibu dengan Cara Gantung Diri

Lajang usia 32 tahun itu mengaku untuk menemui ibunya yang sudah meninggal dunia
Tali nilon yang dipakai korban untuk gantung diri di kamarnya. (Foto: Tagar/Habibi)

Labuhanbatu - Perlindungan Sinaga, warga Jalan WR Supratman, Kelurahan Padang Matinggi, Kecamatan Rantau Utara, Kabupaten Labuhanbatu, Sumut tewas gantung diri, Selasa 4 Juni 2019 sekitar pukul 21.30 WIB.

Lajang usia 32 tahun itu yang sehari-hari bekerja di bengkel ditemukan tergantung di dalam kamar rumahnya, terikat tali nilon. Sebelumnya mengaku untuk menemui ibunya yang sudah meninggal dunia.

Kasat Reskrim Polres Labuhanbatu AKP Jamakita Purba membenarkan peristiwa itu. Pihaknya menerima laporan dari masyarakat. Petugas Reskrim dan SPK pun diperintahkan mendatangi lokasi. "Korban telah diturunkan," kata Jamakita kepada Tagar, Rabu 5 Juni 2019.

Baca juga: Pensiunan BUMN di Labuhanbatu Ditemukan Membusuk

Hasil interogasi polisi terhadap sejumlah saksi, korban diketahui baru saja mendatangi rumah adiknya, Kasidah Sinaga di kompleks Bangsal, tak jauh dari kediaman korban, untuk menitipkan sejumlah uang.

Korban meminjam ponsel Kasidah dan menitip pesan, menyuruh abangnya bernama Fafdi Sinaga, datang ke rumah tiga jam kemudian.

Sekitar pukul 21.30 WIB, Fafdi ditelepon kakaknya bernama Gusti Sinaga, bermukim di Bagan Batu. Gusti menyuruh Fafdi segera pergi ke rumah korban.

Sebab korban baru menghubunginya seraya menyebut akan bertemu dengan ibu mereka yang telah meninggal dunia.

Setelah menyampaikan pesan seperti itu, Gusti mendengar suara "gubrak" dan korban tidak lagi bersuara di ujung ponsel yang tetap dalam posisi aktif.

Fafdi yang mendengar pengakuan saudaranya itu, dengan lekas bergegas menuju rumah korban. Setiba di sana, pintu kamar dalam keadaan terkunci dari dalam.

Baca juga: Operator Beko di Labuhanbatu Tewas Tertimpa Batu

Dia mendobrak dan setelah terbuka, melihat korban tergantung pada seutas tali nilon diikat pada leher dan ujung tali diikatkan ke beroti di plafon kamar.

Dengan buru-buru Fafdi dibantu tetangga dan warga menurunkan korban. Namun nyawa korban sudah tak terselamatkan.

Menurut Jamakita, keluarga korban bersedia tidak dilakukan otopsi jenazah. "Fafdi Sinaga mewakili keluarga korban membuat surat pernyataan agar tidak dilakukan otopsi," jelasnya.[]

Berita terkait