Jakarta - Pemuda lintas agama dari Kristen, Islam, Budha, Hindu, berkumpul pada Rabu malam, 31 Maret 2021, bersama Pendeta Oloan Nainggolan, Ketua Umum Persekutuan Gereja Indonesia (PGI) Sumatera Selatan. Mereka mengutuk bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan, dan bersepakat untuk menjaga semua gereja di Sumatera Selatan, mulai 1 sampai 4 April 2021.
Kami terus merapatkan barisan, mengutuk tindakan terorisme.
Hal tersebut disampaikan dalam siaran pers PGI diterima Tagar, Kamis, 1 April 2021.
Para pemuda lintas agama itu dari berbagai organisasi kemasyarakatan pemuda, yaitu Gerakan Pemuda Ansor bagian dari Nahdlatul Ulama, Pemuda Katolik, Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia, Gema Budhi, Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia, Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia, Pemuda Batak Bersatu, dan Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia.
"Kami terus merapatkan barisan, mengutuk tindakan terorisme, dan selalu bertekad mengawal Negara Kesatuan Republik Indonesia," ujar Pendeta Oloan.
I Wayan Sugita, Ketua Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia cabang Palembang, menambahkan, "Kami turut berdukacita atas terjadinya bom bunuh diri di depan Gereja Katedral, Makassar. Kami juga mengutuk keras pelaku bom bunuh diri tersebut dan para pengikutnya yang mungkin masih berkeliaran dan kami mengimbau kepada masyarakat untuk tidak terprovokasi dengan menahan diri. Mari kita eratkan persatuan dan kesatuan kita sebagai anak bangsa demi Indonesia Maju."
Sebelumnya, bom bunuh diri terjadi di Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu, 28 Maret 2021. Tiga hari kemudian, Rabu, 31 Maret 2021, terjadi penyerangan teroris di Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia.
Presiden Joko Widodo menegaskan tidak ada tempat bagi terorisme di Tanah Air. Ia mengajak seluruh rakyat Indonesia bersatu melawan terorisme.